@ang.andrmd: kita sama-sama terus ya :) #xyzcba #lyrics #foryou

𝗚𝗿𝗶𝗺𝗼𝗶𝗿𝗲
𝗚𝗿𝗶𝗺𝗼𝗶𝗿𝗲
Open In TikTok:
Region: ID
Sunday 22 September 2024 19:26:59 GMT
697577
112857
535
4740

Music

Download

Comments

arsyaci5
{¶~~𝙖𝙧𝙨𝙮} :
"huu"? bukan nya ku ya
2025-11-07 02:00:15
0
user4065421142055
rafka :
masalalunya kak
2025-10-10 11:18:00
0
kenxzceesrh3
kenzie :
g bisa gua selalu bertahan buat ngelindungi cewek itu eh malah gua yang jadi badut semoga tuhan mendengarkan doa ku semoga dia tenang dengan cowok lain
2024-10-13 12:26:35
0
mansssrowwrr
aa bejoo🌪️ :
cuman mau ngomong, ini enak banget sumpah laguu nyaaa
2024-10-02 12:35:29
0
abyan1234567891
Abyan :
gila gila lagu ya bagus bgt
2024-10-14 08:43:20
0
ndhra_cs
araa :
jadi inget dia ngab🤗
2024-11-20 13:52:49
0
falzzz1226
Always_`F💤 :
semangat terus ya buat kalian cowo² yang modal tulus + setia doang kek gw🙂🥲
2025-03-05 11:02:38
0
akzaarif5
maull??? :
puja puji haji jaka
2024-12-18 01:38:02
0
meriska888back
ZAX888 :
LAPOR KETUA.... "Mencintainya Itu 𝙣𝙮𝙖𝙩𝙖, Tapi 𝙈𝙀𝙈𝙞𝙇𝙞𝙠𝙞𝙢𝙪 hanya sebatas kata, Jika Antartika tepi dibumi, maka 𝘼𝙉𝙏𝘼𝙍𝘼 kita hanya sebatas 𝙈𝙀𝙉𝙂𝘼𝙂𝙐𝙈𝙄, LAPORAN SELESAI
2024-10-04 15:02:00
0
callin_61
𝗞 𝗔 𝗟 𝗜 𝗡 🤍 :
gak harus dia gak, harus dia
2024-10-03 14:09:36
0
elz_vers
Saa Arlert. :
Gw udah ga ada hubungan kalian kapan?
2024-09-23 12:47:47
148
nay_gbyy
—𝑭𝒆𝒍𝒚𝒄𝒊𝒂 :
"hingga tua bersama" PRETTT 😹😹
2024-09-26 02:36:41
459
softseanx
locked :
gw gamon bg😔
2024-09-23 23:26:11
121
lisesrimulyani0
Lise Srimulyani :
aku baru putus loo🥺
2024-09-23 01:56:55
44
gizz_low_perform
agizGZ :
gw baru aja di tolak😄
2024-09-24 14:22:10
19
wtfstecu
Pakde dhnzyyy :
diia kenapa dia kenapa dia kenapa dia kenapa dia kenapa dia kenapa dia kenapa
2024-09-24 06:42:54
6
nisaifnnra_
divaacantiq :
dia kenapa dia kenapa dia kenapa dia kenapa dia kenapa
2024-09-23 18:40:44
401
marrdewii
al farizi :
pertama a
2024-09-22 19:40:48
6
10maretttttttttt
angga :
cara ubah rasa gamon jadi rasa coklat vanilla stroberi
2024-10-01 10:41:39
10
tarlinnn
𝔱𝔞𝔯𝔦𝔫𝔱𝔯𝔬𝔳𝔢𝔯𝔱𝔱𝔱 :
darimana datangnya kecewa🤔🤔 dari Dia yang kau anggap istimewa 😹😢
2024-09-26 14:12:26
6
st4wberry_luvv0
~ zaa <𝟑 .ᐟ :
gw tunggu dia balik rupanya gk balik balik 😹
2024-09-25 14:52:09
6
cheriiers_mee
cheriess :
sesakit ini ya mencintai orng yg mati rasa🙃
2024-09-23 16:35:12
6
xys.kyyz
ciiciiilocciii :
@n for naylaa:"hingga tua bersama" PRETTT 😹😹
2024-10-09 14:50:09
5
riyookph
𝐘𝐨𝐨 𝐑𝐢𝐲𝐨 :
"Mencintainya Itu 𝙣𝙮𝙖𝙩𝙖, Tapi 𝙈𝙀𝙈𝙞𝙇𝙞𝙠𝙞𝙢𝙪 hanya sebatas kata, Jika Antartika tepi dibumi, maka 𝘼𝙉𝙏𝘼𝙍𝘼 kita hanya sebatas MENGAGUMI
2024-10-06 01:10:34
5
armandomilan55
wong_asor :
finally, dia udah nemu pilihanya😄☺️
2024-10-05 11:32:25
5
To see more videos from user @ang.andrmd, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

POV: Kamu selalu percaya bahwa badai punya bahasanya sendiri. Bukan hanya gemuruh dan petirnya, tapi juga diam di antara dua dentuman, di mana dunia terasa berhenti sejenak. Mungkin di sanalah kamu pertama kali mendengarnya—suaranya. Samar, nyaris seperti doa yang lupa disebutkan di bibir, tapi menggema di dadamu seperti sesuatu yang sudah kamu kenal selama berabad-abad. Namanya Wonwoo. Nama yang terdengar seperti desau angin yang menembus jendela tua. Setiap kali dia datang, langit berubah warna—dari biru kelam jadi ungu lembut, seperti aurora yang malu menyingkapkan dirinya di bawah hujan. Kamu tahu dia bukan manusia, karena tak ada manusia yang bisa membuat dunia bergetar hanya menatap mata seseorang. Mereka bilang dia adalah kutukan. Tapi bagimu, dia adalah rumah dalam bentuk yang paling ganjil. Dingin, berisik, penuh luka, tapi tetap tempat ingin kamu kembali. Kamu berjalan ke arahnya tanpa takut, tanpa ragu. Karena di balik petir yang mengancam, kamu menemukan sesuatu yang tak pernah kamu temukan di dalam cahaya: ketenangan. Malam itu, hujan turun lebih pelan dari biasanya. Seolah langit sengaja menunda kehancuran. Di antara kabut yang menggantung di lembah, kamu melihat siluetnya. Langkahnya berat, matanya penuh badai, tapi di wajahnya ada sesuatu yang lembut—seperti seseorang yang sudah menunggu terlalu lama untuk bisa menyerah.
POV: Kamu selalu percaya bahwa badai punya bahasanya sendiri. Bukan hanya gemuruh dan petirnya, tapi juga diam di antara dua dentuman, di mana dunia terasa berhenti sejenak. Mungkin di sanalah kamu pertama kali mendengarnya—suaranya. Samar, nyaris seperti doa yang lupa disebutkan di bibir, tapi menggema di dadamu seperti sesuatu yang sudah kamu kenal selama berabad-abad. Namanya Wonwoo. Nama yang terdengar seperti desau angin yang menembus jendela tua. Setiap kali dia datang, langit berubah warna—dari biru kelam jadi ungu lembut, seperti aurora yang malu menyingkapkan dirinya di bawah hujan. Kamu tahu dia bukan manusia, karena tak ada manusia yang bisa membuat dunia bergetar hanya menatap mata seseorang. Mereka bilang dia adalah kutukan. Tapi bagimu, dia adalah rumah dalam bentuk yang paling ganjil. Dingin, berisik, penuh luka, tapi tetap tempat ingin kamu kembali. Kamu berjalan ke arahnya tanpa takut, tanpa ragu. Karena di balik petir yang mengancam, kamu menemukan sesuatu yang tak pernah kamu temukan di dalam cahaya: ketenangan. Malam itu, hujan turun lebih pelan dari biasanya. Seolah langit sengaja menunda kehancuran. Di antara kabut yang menggantung di lembah, kamu melihat siluetnya. Langkahnya berat, matanya penuh badai, tapi di wajahnya ada sesuatu yang lembut—seperti seseorang yang sudah menunggu terlalu lama untuk bisa menyerah. "Permataku..." suaranya memecah udara, berat dan parau, seolah setiap huruf menahan dunia agar tak runtuh. Kamu hanya tersenyum kecil. "Kamu masih di sini." Dia mendekat, satu langkah, lalu dua. Setiap jarak yang ia rengkuh membuat udara di antara kalian bergetar. Hujan berhenti menetes sebelum menyentuh tanah, membeku di udara layaknya kristal. Dan di saat itulah kamu tahu—dunia menahan napas hanya untuk kalian. Wonwoo mengulurkan tangannya, tapi tak menyentuhmu. Hanya menggenggam udara yang memisahkan kalian. "Aku terus mencarimu. Di setiap petir yang menyambar, di setiap mimpi yang tak selesai, aku mencari wajahmu." Kamu tertawa kecil, meski suaramu hampir tak terdengar. "Aku di sini Wonwoo. Tapi setiap kali kau datang, dunia retak sedikit lebih jauh." "Biar saja," katanya, dengan mata yang terbakar cahaya lembut. "Kalau dunia harus hancur, biarlah hancur untukmu." Langit di atas kalian berubah warna—keunguan, lalu keemasan. Dan kamu tahu, waktu kalian tinggal sedikit. Setiap kali warna itu muncul, artinya batas di antara dunia kalian mulai menipis. Sebentar lagi, kamu akan kembali memudar, dan ia akan tertinggal dengan tangan kosong. "Aku tidak ingin pergi lagi," ucapmu pelan. "Aku lelah menjadi angin, menjadi bayangan di antara mimpi. Aku ingin tetap di sini... bersamamu." "Kau akan tetap di sini, Permataku," jawabnya cepat, terlalu cepat. "Aku akan menemukan caranya. Bagaimanapun itu." Dia mendekat, kali ini lebih dekat daripada sebelumnya. Jarak kalian hanya tersisa sejengkal. Kamu bisa mencium aroma hujan di kulitnya—basah, hangat, dan pahit. Setiap kali dia menatapmu seperti itu, kamu merasa seluruh dunia menyusut menjadi satu titik di dada. Antara takut, rindu, dan keinginan yang tak punya tempat pulang. "Wonwoo," bisikmu, "kalau aku menyentuhmu, dunia akan berhenti." "Biarkan berhenti," suaranya hampir pecah. "Biarkan dunia tahu seperti apa rasanya mencintaimu." Dan ketika jari-jarimu akhirnya menyentuh kulitnya, waktu benar-benar berhenti. Tetes-tetes hujan melayang di udara, lilin-lilin di jendela tetap menyala meski badai menjerit di luar. Tak ada suara, hanya degup jantung kalian yang menggema—dua nada yang tak seirama, tapi saling mencari harmoni. Sentuhan itu tidak membakar, tapi menelan. Seolah setiap bagian dari dirimu larut ke dalam dirinya. Kamu bisa merasakan badai di dalam tubuhnya, gemuruh yang sekarat, namun juga sesuatu yang lembut—sesuatu yang terasa seperti doa. "Kau tahu ini tak bisa lama," katamu. "Aku tahu," bisiknya, "tapi aku tidak peduli. Kalaupun semesta masih memberi kita satu kesempatan lagi, aku akan terus memilihmu." (1-7 dicomsec) #wonwoo #seventeen #pov #seventeenpov #fyp

About