Language
English
عربي
Tiếng Việt
русский
français
español
日本語
한글
Deutsch
हिन्दी
简体中文
繁體中文
Home
How To Use
Language
English
عربي
Tiếng Việt
русский
français
español
日本語
한글
Deutsch
हिन्दी
简体中文
繁體中文
Home
Detail
@celisacardosoo:
Celisa cardoso
Open In TikTok:
Region: PT
Friday 16 May 2025 22:10:41 GMT
336
31
0
0
Music
Download
No Watermark .mp4 (
1.24MB
)
No Watermark(HD) .mp4 (
1.24MB
)
Watermark .mp4 (
0MB
)
Music .mp3
Comments
There are no more comments for this video.
To see more videos from user @celisacardosoo, please go to the Tikwm homepage.
Other Videos
#foryou #fyp I don’t think so
صاحبنا الحسين وشگد يحبنا ❤️😍
😂😂😂 #videoviral #videolucu #videolucungakak #videolucuviral #sorotan #reelschallenge #jangkauanluas #reelsfb #tiktokchallenge #reels__tiktok #kontenlucu #kontenhiburan #parodilucu #komeditiktok #fbpro #fyp #fyppppppppppppppppppppppp
S Line ซีรีย์เรื่องใหม่ที่สร้างจากเว็บตูน บอกเล่าเรื่องราวของเส้นสีแดงที่ ปรากฏอยู่บนศีรษะ ซึ่งจะแสดงถึงความสัมพันธ์ที่ลึกซึ้งต่อกันของผู้คน โดยจะนำไปสู่คดีอาชญากรรม เพราะความลับเหล่านั้นได้ถูกเปิดโปงผ่านแว่นตาลึกลับ แต่มีเด็กนักเรียนเพียงหนึ่งเดียวที่สามารถมองเห็นมันได้ตั้งแต่เกิด ##sline##kseries##ซีรีย์เกาหลี
RM and Jimin shoe problem, wait for V 😁 professionalism 💪💜 #bts #_jj__7
"Saya baru saja berkeliling Jawa, terutama Jawa Timur dan Jawa Tengah. Saya bertanya langsung kepada rakyat kecil, petani, buruh, pedagang pasar... Dan satu nama yang selalu disebut adalah: Soekarno." Lalu dengan nada tenang tapi mantap, ia melanjutkan: > "Kalau saja Anda, Tan, dikenal rakyat sebesar 10% dari Soekarno, kami akan mempertimbangkan Anda menjadi presiden." Pernyataan ini bukan sekadar kritik, melainkan sebuah evaluasi realitas politik. Bagi Syahrir, legitimasi rakyat adalah kunci kepemimpinan, bukan hanya integritas atau ideologi. Ia menyadari bahwa revolusi bukan hanya pertarungan ide, tetapi juga pertarungan kepercayaan publik. Tan Malaka yang dikenal keras kepala, tentu tak serta-merta menerima penilaian itu. Tapi dari sinilah terlihat jelas: revolusi Indonesia bukanlah satu suara tunggal, melainkan percakapan dan perdebatan besar antara mereka yang mencintai tanah air—dengan cara mereka masing-masing. #indonesia #sejarah #tanmalaka #sutansyahrir #politics #inflasiotak " width="135" height="240">
"Bung Kecil" dan Tan Malaka: Saat Dua Arah Revolusi Bersilang Pada suatu titik genting dalam sejarah pergerakan Indonesia, Sutan Syahrir, yang dikenal sebagai Bung Kecil karena postur dan usianya yang muda, berhadapan secara pemikiran dengan Tan Malaka, sosok revolusioner yang keras, tegas, dan penuh semangat kemerdekaan. Ketika itu, Tan Malaka menyuarakan keinginannya untuk menjadi pemimpin nasional—bahkan presiden Republik Indonesia. Ia merasa punya dasar kuat: pengorbanan panjang dalam pengasingan, ideologi kerakyatan yang ia perjuangkan sejak awal, dan kredibilitas sebagai tokoh revolusi internasional. Namun Syahrir, pemikir rasional dan realis, tak langsung mengiyakan. Ia justru memberikan respons yang tegas namun penuh perhitungan. > "Saya baru saja berkeliling Jawa, terutama Jawa Timur dan Jawa Tengah. Saya bertanya langsung kepada rakyat kecil, petani, buruh, pedagang pasar... Dan satu nama yang selalu disebut adalah: Soekarno." Lalu dengan nada tenang tapi mantap, ia melanjutkan: > "Kalau saja Anda, Tan, dikenal rakyat sebesar 10% dari Soekarno, kami akan mempertimbangkan Anda menjadi presiden." Pernyataan ini bukan sekadar kritik, melainkan sebuah evaluasi realitas politik. Bagi Syahrir, legitimasi rakyat adalah kunci kepemimpinan, bukan hanya integritas atau ideologi. Ia menyadari bahwa revolusi bukan hanya pertarungan ide, tetapi juga pertarungan kepercayaan publik. Tan Malaka yang dikenal keras kepala, tentu tak serta-merta menerima penilaian itu. Tapi dari sinilah terlihat jelas: revolusi Indonesia bukanlah satu suara tunggal, melainkan percakapan dan perdebatan besar antara mereka yang mencintai tanah air—dengan cara mereka masing-masing. #indonesia #sejarah #tanmalaka #sutansyahrir #politics #inflasiotak
About
Robot
Legal
Privacy Policy