@liv_cieslak: jus a draft ig man #fayewebster #lipsync #photomode #sound #inspo #repost #cute #baddie #fyp #viral #brunette #creatorsearchinsights

liv_cieslak
liv_cieslak
Open In TikTok:
Region: US
Tuesday 15 July 2025 06:13:46 GMT
10152
280
10
8

Music

Download

Comments

avaayoungg0
avaaa :
ur soooo orettyyyyy
2025-07-15 06:23:32
5
audri..1
audri :
i need a makeup routine omg
2025-07-15 22:18:56
0
dongalan0
Don Galán :
Big fan of whoever this is
2025-07-16 19:34:58
0
aidan2shfty
️aj • Enemies :
holy guacamole this Woman is pretty
2025-07-15 15:46:11
2
rickimills510
rickimills510 :
your beautiful .
2025-07-20 22:32:13
0
emisbonita09
user :
gorgeous 😍omg
2025-07-17 02:30:04
0
jman.223
Jair :
splendid.
2025-07-15 06:16:43
1
xandaii
nate :
2025-07-19 22:08:22
0
cuteeeveils
cuteeeveils :
Makeup tut 😍😍
2025-07-21 04:50:09
1
To see more videos from user @liv_cieslak, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Ketimpangan sosial dan ekonomi tampak nyata dalam hampir setiap aspek kehidupan modern. Namun, meskipun kondisi ini merugikan banyak orang, jarang sekali kita melihat perlawanan yang sistematis dan berkelanjutan dari mereka yang paling tertindas. Mengapa hal ini terjadi? Jika ketimpangan begitu mencolok, mengapa mereka yang dirugikan tampak pasif? Jawabannya tidak hanya terletak pada kemiskinan itu sendiri, tetapi lebih pada kesadaran yang telah dibentuk oleh ideologi dan hegemoni kekuasaan. [Hegemoni dan Kesadaran Palsu] Antonio Gramsci, seorang pemikir Marxis, mengenalkan konsep hegemoni budaya, yang menjelaskan bagaimana kelas penguasa tidak hanya mengendalikan masyarakat melalui kekuatan fisik, tetapi juga melalui kendali atas kesadaran dan nilai-nilai. Hegemoni bekerja dengan membuat norma dan aturan yang menguntungkan elite tampak wajar, alami, dan tidak dapat dihindari. Melalui pendidikan, media, dan agama, nilai-nilai ini ditanamkan sehingga kaum tertindas menerima status quo sebagai sesuatu yang
Ketimpangan sosial dan ekonomi tampak nyata dalam hampir setiap aspek kehidupan modern. Namun, meskipun kondisi ini merugikan banyak orang, jarang sekali kita melihat perlawanan yang sistematis dan berkelanjutan dari mereka yang paling tertindas. Mengapa hal ini terjadi? Jika ketimpangan begitu mencolok, mengapa mereka yang dirugikan tampak pasif? Jawabannya tidak hanya terletak pada kemiskinan itu sendiri, tetapi lebih pada kesadaran yang telah dibentuk oleh ideologi dan hegemoni kekuasaan. [Hegemoni dan Kesadaran Palsu] Antonio Gramsci, seorang pemikir Marxis, mengenalkan konsep hegemoni budaya, yang menjelaskan bagaimana kelas penguasa tidak hanya mengendalikan masyarakat melalui kekuatan fisik, tetapi juga melalui kendali atas kesadaran dan nilai-nilai. Hegemoni bekerja dengan membuat norma dan aturan yang menguntungkan elite tampak wajar, alami, dan tidak dapat dihindari. Melalui pendidikan, media, dan agama, nilai-nilai ini ditanamkan sehingga kaum tertindas menerima status quo sebagai sesuatu yang "sudah seharusnya". Karl Marx juga mengemukakan konsep kesadaran palsu (false consciousness), yaitu keadaan di mana kaum buruh atau kelas bawah tidak menyadari kepentingan sejati mereka karena mereka telah dikondisikan untuk melihat dunia dari perspektif kelas penguasa. Dengan kata lain, mereka tidak melawan bukan karena mereka tidak bisa, tetapi karena mereka tidak merasa perlu untuk melawan. Mereka percaya bahwa sistem yang ada adalah yang terbaik atau setidaknya satu-satunya kemungkinan. [Peran Ideologi dalam Membentuk Kepatuhan] Salah satu alat paling efektif dalam mempertahankan status quo adalah ideologi, yakni seperangkat gagasan yang mengatur cara orang memahami dunia dan posisi mereka di dalamnya. Ideologi bekerja dengan berbagai cara: 1. Agama sebagai Penguatan Status Quo - Banyak ajaran agama menekankan kesabaran, ketundukan, dan penerimaan terhadap keadaan hidup sebagai bagian dari rencana ilahi. Dalam sejarah, banyak rezim otoriter menggunakan agama untuk menanamkan gagasan bahwa penderitaan di dunia adalah ujian yang akan mendapat ganjaran di akhirat. Dengan demikian, perjuangan untuk perubahan sosial sering kali dianggap bertentangan dengan nilai-nilai religius. 2. Pendidikan dan Sosialisasi - Sistem pendidikan sering kali dirancang untuk melanggengkan struktur sosial yang ada. Sejak kecil, masyarakat diajarkan untuk menerima otoritas, menaati aturan, dan percaya bahwa sukses adalah hasil kerja keras individu semata. Pendidikan jarang mendorong siswa untuk mempertanyakan sistem atau memahami dinamika kekuasaan. 3. Media sebagai Sarana Pengalihan Perhatian - Media massa berperan besar dalam mengalihkan perhatian masyarakat dari ketimpangan yang mereka alami. Tayangan hiburan, berita yang dikendalikan oleh pemilik modal, dan narasi yang menekankan individualisme membuat masyarakat lebih sibuk dengan urusan pribadi daripada memikirkan ketidakadilan sistemik. Media juga sering menggambarkan protes atau perlawanan sebagai tindakan kriminal atau tidak berguna, sehingga masyarakat lebih memilih pasif. [Ketakutan terhadap Perubahan dan Represi] Meskipun ada kesadaran mengenai ketimpangan, perlawanan sering kali dihambat oleh rasa takut. Sejarah mencatat bahwa banyak gerakan perlawanan mengalami represi brutal. Para pemimpin protes ditangkap, diintimidasi, atau bahkan dibunuh. Ketakutan ini membuat banyak orang memilih diam daripada menghadapi risiko yang besar. Selain itu, ketidakpastian yang menyertai perubahan juga membuat banyak orang ragu untuk melawan. Sistem yang buruk namun stabil sering kali lebih menarik daripada ketidakpastian akibat revolusi atau perubahan drastis. Dengan kata lain, banyak kaum tertindas yang merasa lebih aman dalam keterbatasan yang sudah mereka kenal daripada mengambil risiko untuk sesuatu yang belum pasti. #filsafat #awam #kemiskinan #kesadaran #tertindas

About