#pov : Niatnya cuma pengen lari dari masalah sebentar, malah berujung bawa petaka lain. Sore itu kamu cuma pengen kabur dari kenyataan. Kerjaan numpuk, dan status “jomblo akut” makin menyayat waktu liat story mantan udah prewed. Jadi, kamu nurut aja waktu temen kamu ngajak keluar. Nggak nyangka ternyata tujuannya bar. BAR. Tempat gelap penuh manusia setengah sadar yang jogetnya kayak uget-uget. Yang lebih setannya, temen kamu malah senyum-senyum sambil nyodorin gelas kecil isi cairan bening. “Aduh, sekoteng nggak ada sekoteng?” tanya kamu dengan harapan terakhir bahwa semesta masih menyayangimu. Plak! Kening kamu kena toyor. “Kampung banget, anying! Lo kata ini warung?” Kamu cemberut, tapi tetap minum. Salahmu di situ. Itu dia awal dari petaka hidup. Baru teguk pertama aja rasanya udah kayak minum api unggun. Tenggorokan kamu protes, perut kamu panas, otak kamu? Lupa caranya mikir. Beberapa menit kemudian, dunia rasanya muter. Tapi anehnya, beban hati kamu berasa enteng. Sayangnya, justru di saat kamu mulai masuk mode ‘santuy kronis’, temen kamu menghilang. HILANG. Kayak utang waktu ditagih. Kamu putuskan pulang sendiri. Tapi sialnya, kaki kamu milih jalan zigzag kayak ular mabok. Dan... BRUK! Kamu nabrak seseorang. “Whoa, (y/n)...? Long time no see?” Pandangan kamu blur, tapi yang jelas satu—cowok ini GANTENG. Levelnya bukan mas-mas biasa. Tanpa banyak mikir, kamu tangkup mukanya, senyum bodoh mengembang, “Shahrukh Khan, ya?” Cowok itu kayaknya speechless. Kamu? Selanjutnya gak sadar apapun sebelum tenggelam ke pelukan Shahrukh Khan KW yang entah kenapa cukup sabar buat gendong kamu. — Saat sadar, kamu udah di depan apartemen. Cowok tadi—masih ganteng— ngebopong kamu kayak adegan sinetron. Tangan kamu dengan dramatis masukin PIN-nya, walau kamu hampir nyolok saklar lampu. Begitu masuk, cowok itu nurunin kamu ke sofa. Lalu dia mulai lepasin jam tangan, heels, kaus kaki kamu, pelan-pelan. Kamu ngeliatin dia dengan mata sayu dan logika nyungsep ke selokan. Lalu kamu nyeletuk, dengan suara penuh wibawa alkohol, “Gue sebenarnya… keturunan indomie…” Cowok itu pasang muka bingung. “Kemarin gue liat…. Ayam naik motor supra…” “Gue capek jadi sendok…” Dia berdiri, lalu jitak kamu dengan penuh kasih, “Bocah kemarin sore sok-sok mabuk.” Kamu cuma nyengir. Tapi begitu dia jalan pergi, kamu langsung gelendotan ke tangannya. “Mau kemanaa?? Jangan pergi..! Kalau lo pergi gue masuk kulkas.. trus gue jadi urban legend..” Entah kekuatan dari mana kamu bisa narik cowok setegap itu. Tapi yang lebih aneh, dia nggak kabur. Malah ngeladenin. “Lo tau nggak sih, gue siapa? Gue tuh Jake. Jake. Yang dulu tiap hari lo pisuhin di SMA.” Kamu ngedip. Blur. Tapi wajah itu.. Iya. Jake, yang pernah kamu coret-coret namanya di buku pelajaran biologi. “Oh, Jake.. tidur sini aja ya?” Mulut Jake nganga, speechless. Kamu makin gelendotan. “Please..? Gue nggak gigit… kecuali kalau lo jadi nugget..” Jake mendesah pasrah. Kamu terlalu mabuk buat diproses pakai logika. — Pagi datang. Matahari bersinar damai. Sampai kamu melek… dan… “AAAAAAA!!!” Jake. Shirtless. Di ujung kasur. Santai banget. Kayak habis pemotretan kalender petani. “LO?! LO APAIN GUE SEMALEM?!” Jake ngulet, melempar kamu bantal. “Lo yang apa-apain gue, monyet.” Kamu mau protes, tapi liat leher Jake penuh bekas kemerahan. Cupang? Bekas gigitan? Kamu nggak yakin. “Ng-nggak mungkin gue bisa apa-apain lo…” lirihmu, ngeri sendiri. Jake nyengir. “Mau bukti? CCTV di ruang tengah. Lo yang nyeret gue ke kasur.” Mulut kamu melongo. Otakmu lemot. Lalu Jake nunduk, muka tinggal sejengkal dari kamu. “Now... I have to be yours.” Kamu panik. “Gue kan mabuk!” Jake nyender santai. “...Terus? Gue bisa laporin lo ngelecehin gue kalau lo nggak mau.” “WOI, SETAN—” “Jadi gimana?” senyumnya makin tengil. “Just make me yours already.” Dan di situlah kamu sadar. Niatnya cuma mau healing, malah nambah satu masalah baru. Namanya Jake. Musuh sewaktu SMA. Korban cupang semi sadar. Dan sekarang, calon pacar dadakan dengan ancaman pidana. #jake #enhypen #fyp #foryou - @sheshve