@mobilscondlampung: Toyota Avanza Type G 1.5 Tahun 2022 Pajak Hidup Tramisi Manual Warna Putih ban tembus 2022 Interior sangat rapih bersih Wangi Surat Surat Dokumen Lengkap WA.081994139328

MOBIL SECOND LAMPUNG

Open In TikTok:

Region: ID

Thursday 17 July 2025 06:58:15 GMT

7661

42

3

10

Music

Download

No Watermark .mp4 (0MB) No Watermark(HD) .mp4 (0MB) Watermark .mp4 (0MB) Music .mp3

Comments

sandika :

Hrga mas?

2025-07-17 10:29:57

0

To see more videos from user @mobilscondlampung, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

JAKARTA – Warga Kompleks Pejuang Berlan, Matraman, Jakarta Timur, kembali melancarkan penolakan keras terhadap upaya pengosongan paksa rumah yang dilakukan oleh Kodam Jaya. Penertiban yang berlangsung sejak pekan lalu dan berlanjut pada Rabu (26/11/2025) ini dinilai warga sebagai tindakan yang tidak manusiawi dan mengabaikan nilai sejarah. Pengosongan rumah-rumah yang telah dihuni oleh keluarga para pejuang kemerdekaan pasca-1951 ini disebut hanya disertai tawaran kompensasi yang sangat minim, yakni sebesar Rp20 juta. Pengosongan paksa, yang kali ini menyasar rumah nomor 24 dengan pengerahan sekitar 30 personel TNI di bawah pimpinan Mayor Ilyun, merupakan eksekusi kedua setelah satu rumah dikosongkan pada 12 November 2025. Total ada tujuh rumah yang masuk daftar eksekusi. Warga menegaskan bahwa rumah tersebut adalah peninggalan yang direbut dan ditempati para pejuang pasca-kemerdekaan, bukan pemberian dari pemerintah. Mereka juga menyoroti fakta telah mendiami kawasan tersebut selama lebih dari lima dekade, rutin membayar PBB, listrik, dan air, namun tidak pernah dilibatkan dalam proses sertifikasi lahan yang pada tahun 2016 diketahui telah atas nama Pemerintah Indonesia c.q Kementerian Pertahanan. Warga merasa terabaikan dan menilai upaya pengosongan ini berpotensi melanggar Hak Asasi Manusia (HAM), apalagi dengan dugaan alokasi rumah sengketa sebagai rumah dinas pejabat militer. Menyikapi hal ini, para penghuni telah mengirimkan surat kepada Presiden Prabowo Subianto melalui Kementerian Sekretariat Negara pada 20 November 2025, memohon penangguhan eksekusi hingga mendapat tanggapan resmi dari Presiden. Kuasa hukum warga, Gilbert Pasaribu, menyatakan akan menempuh jalur hukum atas tindakan Kodam Jaya. Langkah awal yang akan diambil adalah melaporkan komandan operasi, Mayor Ilyun, ke POM Guntur atas dugaan pelanggaran etik dan kemanusiaan. Selain itu, tim kuasa hukum berencana mengirim surat kepada Kementerian Pertahanan, Kepala Staf Angkatan Darat, dan Panglima TNI, serta mengajukan laporan kepada Komnas HAM untuk mencegah tindakan represif lanjutan. Gilbert menegaskan bahwa perjuangan ini adalah demi membela anak cucu dan keturunan para pejuang '45.

JAKARTA – Warga Kompleks Pejuang Berlan, Matraman, Jakarta Timur, kembali melancarkan penolakan keras terhadap upaya pengosongan paksa rumah yang dilakukan oleh Kodam Jaya. Penertiban yang berlangsung sejak pekan lalu dan berlanjut pada Rabu (26/11/2025) ini dinilai warga sebagai tindakan yang tidak manusiawi dan mengabaikan nilai sejarah. Pengosongan rumah-rumah yang telah dihuni oleh keluarga para pejuang kemerdekaan pasca-1951 ini disebut hanya disertai tawaran kompensasi yang sangat minim, yakni sebesar Rp20 juta. Pengosongan paksa, yang kali ini menyasar rumah nomor 24 dengan pengerahan sekitar 30 personel TNI di bawah pimpinan Mayor Ilyun, merupakan eksekusi kedua setelah satu rumah dikosongkan pada 12 November 2025. Total ada tujuh rumah yang masuk daftar eksekusi. Warga menegaskan bahwa rumah tersebut adalah peninggalan yang direbut dan ditempati para pejuang pasca-kemerdekaan, bukan pemberian dari pemerintah. Mereka juga menyoroti fakta telah mendiami kawasan tersebut selama lebih dari lima dekade, rutin membayar PBB, listrik, dan air, namun tidak pernah dilibatkan dalam proses sertifikasi lahan yang pada tahun 2016 diketahui telah atas nama Pemerintah Indonesia c.q Kementerian Pertahanan. Warga merasa terabaikan dan menilai upaya pengosongan ini berpotensi melanggar Hak Asasi Manusia (HAM), apalagi dengan dugaan alokasi rumah sengketa sebagai rumah dinas pejabat militer. Menyikapi hal ini, para penghuni telah mengirimkan surat kepada Presiden Prabowo Subianto melalui Kementerian Sekretariat Negara pada 20 November 2025, memohon penangguhan eksekusi hingga mendapat tanggapan resmi dari Presiden. Kuasa hukum warga, Gilbert Pasaribu, menyatakan akan menempuh jalur hukum atas tindakan Kodam Jaya. Langkah awal yang akan diambil adalah melaporkan komandan operasi, Mayor Ilyun, ke POM Guntur atas dugaan pelanggaran etik dan kemanusiaan. Selain itu, tim kuasa hukum berencana mengirim surat kepada Kementerian Pertahanan, Kepala Staf Angkatan Darat, dan Panglima TNI, serta mengajukan laporan kepada Komnas HAM untuk mencegah tindakan represif lanjutan. Gilbert menegaskan bahwa perjuangan ini adalah demi membela anak cucu dan keturunan para pejuang '45.

Mbappé vs Atalanta ☠️🔥 #mbappe #realmadrid #atalanta #football #blowthisup

Mbappé vs Atalanta ☠️🔥 #mbappe #realmadrid #atalanta #football #blowthisup

cmon izzy #izayatiji #izaya #summrsxo #summrs #autumn #twinuzis #kankan #slayworld #goonie #weiland #pluggnb #underground #undergroundmusic #fyp #osamasonk

cmon izzy #izayatiji #izaya #summrsxo #summrs #autumn #twinuzis #kankan #slayworld #goonie #weiland #pluggnb #underground #undergroundmusic #fyp #osamasonk

Baby Grooming Kit! #newbornessentials #fyp #foryou #babygroomingkit 🤰

Baby Grooming Kit! #newbornessentials #fyp #foryou #babygroomingkit 🤰

Conjunto de joyas

Conjunto de joyas

About

Robot

Legal

Privacy Policy