Dunia Yang Terus Berdering Di sudut jalan, seorang ayah sibuk dengan layar ponselnya. Anak kecil di sisinya memandang penuh harap, meminta perhatian yang tak pernah datang. Di dunia yang terus berdering, sentuhan menjadi barang langka, bahkan untuk mereka yang terikat darah. Manusia mencatat mimpi dalam daftar panjang prioritas. Namun, di antara deretan itu, hal-hal sederhana sering terlempar ke pinggir. Sebuah tawa, sepotong waktu, atau pelukan hangat kalah oleh target yang tak pernah selesai. Terus bertambah. Di depan Tuhan, doa dipanjatkan dengan terburu-buru, shalat menjadi sekadar formalitas, cepat-cepat dilalui. Tapi lihatlah, di warung kopi, waktu seakan berhenti; percakapan ringan dan gelas-gelas kopi dibiarkan berlama-lama. Pada akhirnya, kita berdiri di tengah keramaian, merasa ada yang hilang. Kehilangan yang begitu samar, tak terdefinisi. Ia hadir dalam ruang-ruang kecil yang sering terabaikan—ruang antara manusia dengan manusia, dan manusia dengan Tuhannya. Barang kali kita bisa berhenti dan menyadarinya. Atau tetap saja kita akan berlari, dan membiarkan jiwa semakin sunyi? Sumber video: YouTube Masjid Menara Kudus | 08 Mei 2021 #gusbaha #rumiisme #fyp #khbahauddinnursalim - @tiktokrumiisme