@pianocover703: Nỗi Đau Giữa Hoà Bình - Piano Cover #noidaugiuahaobinh #piano #pianoperfect #pianotutorial #pianocover

Piano Cover
Piano Cover
Open In TikTok:
Region: VN
Saturday 23 August 2025 01:22:14 GMT
410697
10560
213
1037

Music

Download

Comments

maniuhaanh
GM ౨ৎ :
có chơi đc trên kalimba hog ạ
2025-08-27 09:28:57
14
connguoivuive2
☻ :
Thuộc rồi mn ơi😭😭
2025-09-01 01:01:17
3
_ngocvy10th2
Haribo౨ৎ :
@🎀 𝑵𝒊𝒂𝒆𝒏𝒈 🎀:Perfect piano
2025-08-28 03:47:27
2
bo_na_na213
Thích làm màu 👾⊙﹏⊙🐳 :
Cho mình xin tên app đc không ạ 🥰
2025-08-31 14:22:06
1
.n.g.o.c7
Nguyễn Ngọc shop nè :
quá hay❤️❤️❤️🇻🇳🇻🇳🇻🇳🇻🇳🇻🇳🇻🇳🇻🇳🇻🇳🇻🇳🇻🇳🇻🇳❤️❤️❤️❤️❤️❤
2025-10-02 10:08:25
2
ngtinhtrongmo71
iu thầm bn thân :
ủa app tên jz
2025-08-28 02:19:28
6
trnh.ly36
Chapman💗 :
xin tên game ạ
2025-08-27 07:18:00
2
uyninwh._
No money, no crocs😭 :
Tay trái đi ạ😭
2025-09-20 12:22:58
1
hn.hn7712
baohan.📚👾 :
có nên ko :)
2025-10-05 05:06:57
2
ke_den_sau_
️ :
Anh ơi em nhắn nhầm 😇😇
2025-10-15 05:14:55
1
_thoaz_
platinumღ(pt) :
làm sao để chỉ cho âm thanh đàn như trên vid vậy ạ
2025-08-30 15:04:26
1
ngocanh.22_2
Lyhan ❤️ Ngọc Anh :
mìn đang tập bài nè🥰🥰🥰
2025-09-26 04:44:18
0
b.meoo.cutii
a yeu e kh? :
Bạn đánh với nhịp như vậy giúp mình đoạn đầu của bài dc ko,nhờ bạn mình đánh thuộc đoạn này r ý,dù đau tay nhm mình vẫn muốn bài hát này dc hoàn thành một cách trọn vẹn ạ🫰🏻
2025-09-03 12:54:02
0
co.nang.hoc.gioi
Cô nàng thư giãnnnn :
Hay quá 👏🏻
2025-09-01 09:11:47
0
hoan3820
hoan :
đàn ko phế t phế
2025-10-04 12:50:42
1
user6d7ydlivp5
Thịnhpro :
Sao đoạn đầu giống bài Ta trở về mà Jimmi Nguyễn hát vậy?
2025-08-28 04:14:34
1
vng.thu.tho4
Vuong Thu Thaoo 🌸 :
xin tên app ạ
2025-09-04 03:20:16
0
hung.nguyen8251
Mạnh :
ai học piano cùng tui đi🥺
2025-09-24 11:59:36
1
phuonganh9685
Lucy 🪼🪼 :
nghe bài này khóc xưng mắt
2025-08-28 08:38:28
1
anhester169
anhester :
Lời hay quá
2025-08-28 13:38:51
1
gianmangten
sao??? :
đang chơi app này lun dễ mà hay
2025-08-30 13:31:35
0
thomtep206
tép 🌵 :
Có bản full kh ạ
2025-09-04 10:36:02
1
nguyenngoclinhchi202
꧁chi nguyễn꧂ :
Có sheet nhạc bài này ko ạ
2025-08-27 08:02:02
1
tokito_kny59
ミ★ Cong và Bách ★彡 :
Làm bài nắng dưới chân mây đc hok ạ em fl
2025-09-07 11:11:41
1
To see more videos from user @pianocover703, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

POV: If You Could Stay. Pagi itu, matahari menyelinap lembut melalui celah gorden, menimpa wajah seorang wanita muda yang baru saja terbangun dari tidurnya. Y/N mengerjap perlahan, matanya terasa berat, seolah-olah baru tidur selama berhari-hari. Ia merenggangkan tubuh, lalu menoleh ke sisi kanan tempat tidurnya — kosong. Biasanya, di sana ada sosok yang selalu bangun lebih dulu darinya. Sosok yang selalu meninggalkan ciuman lembut di keningnya sebelum turun untuk menyiapkan sarapan. Lee Heeseung, suaminya. Namun kali ini, tempat itu benar-benar kosong. Selimut di sisi kanan sudah dingin, dan tidak ada tanda-tanda kehidupan di sana. Y/N menggigit bibir bawahnya pelan. “Heeseung…?” panggilnya pelan, namun tidak ada jawaban. Yang terdengar justru suara isakan pelan dari arah luar kamar. Tangisan. Alis Y/N berkerut. Ia turun dari tempat tidur, kakinya menjejak lantai dingin. Langkahnya perlahan menyusuri tangga. Begitu sampai di bawah, matanya langsung menangkap sosok suaminya yang duduk di kursi meja makan. Bahunya bergetar, wajahnya tertunduk di atas meja makan. Di hadapannya ada dua piring roti panggang, dua gelas susu hangat — persis seperti biasanya ketika mereka sarapan berdua. “Heeseung?” panggil Y/N lagi sambil mendekat. Pria itu tersentak, buru-buru menghapus air mata di pipinya, lalu menoleh. Matanya sembab, wajahnya kusut. Tapi saat matanya bertemu Y/N, ekspresi itu berubah. “Kamu kenapa sayang?” tanya Y/N, menatapnya dengan cemas. Heeseung diam. Suaranya tercekat, bibirnya bergetar, namun tak ada kata yang keluar. Ia hanya menatap Y/N lama sekali, seolah melihat sesuatu yang tak mungkin dilihatnya lagi. “Tidak apa-apa,” akhirnya ia berbisik lirih, menunduk. “Aku cuma… rindu padamu.” Y/N tersenyum kecil, mengira suaminya sedang stres karena pekerjaan, lalu duduk di hadapannya. “Aku juga rindu kamu, padahal kita baru semalam tidur bersama,” candanya, mencoba mencairkan suasana. Tapi Heeseung tak tertawa. Ia hanya menatap kosong ke arah roti yang tak disentuhnya, sementara matanya kembali basah. Dan entah kenapa, dada Y/N terasa sesak melihatnya seperti itu. --- Seminggu setelah pagi itu, Heeseung berpamitan padanya. Katanya, ia ingin berziarah ke makam seseorang. “Siapa sayang? Apa aku boleh ikut?” tanya Y/N sambil menata scarf di leher Heeseung. Heeseung menggeleng pelan. “Tidak perlu sayang, ini cukup jauh. Aku akan kembali secepat mungkin.” Ia tersenyum lembut, tapi senyum itu seperti terpaksa. Ada sesuatu di matanya — sesuatu yang Y/N tidak mengerti. Sebelum pergi, Heeseung sempat menatap ke arah pintu rumah, menahan napas sejenak, lalu berbisik, “Tunggu aku, ya.” Dan hari itu, Y/N benar-benar menunggunya. Tapi entah kenapa, waktu terasa begitu lambat. Jam seolah berhenti berdetak. Rumah terasa lebih dingin daripada biasanya. Dan setiap kali ia memegang benda apa pun, seolah udara menembus jemarinya begitu saja. --- Sebulan kemudian, rumah mereka ramai. Orang-orang datang silih berganti, membawa bunga, membawa wajah-wajah murung dan suara pelan. Y/N berdiri di lantai atas, memperhatikan dari tangga. Ia tak mengerti kenapa rumahnya penuh orang. Ia bahkan melihat ibunya di sana, juga ayahnya — bersama kedua orang tua Heeseung. Mereka jarang datang tanpa kabar. Ada apa sebenarnya? Pukul sepuluh malam, ketika tamu-tamu mulai berpamitan, Y/N terbangun dari tidur singkatnya. Suara tangisan kembali terdengar dari ruang tengah. Tangisan itu… suara yang sama. Ia turun perlahan. Dan kali ini, pemandangan di depan matanya membuat tubuhnya membeku. (lanjut di komen) ⚠JUST POV⚠ #POV #HEESEUNG
POV: If You Could Stay. Pagi itu, matahari menyelinap lembut melalui celah gorden, menimpa wajah seorang wanita muda yang baru saja terbangun dari tidurnya. Y/N mengerjap perlahan, matanya terasa berat, seolah-olah baru tidur selama berhari-hari. Ia merenggangkan tubuh, lalu menoleh ke sisi kanan tempat tidurnya — kosong. Biasanya, di sana ada sosok yang selalu bangun lebih dulu darinya. Sosok yang selalu meninggalkan ciuman lembut di keningnya sebelum turun untuk menyiapkan sarapan. Lee Heeseung, suaminya. Namun kali ini, tempat itu benar-benar kosong. Selimut di sisi kanan sudah dingin, dan tidak ada tanda-tanda kehidupan di sana. Y/N menggigit bibir bawahnya pelan. “Heeseung…?” panggilnya pelan, namun tidak ada jawaban. Yang terdengar justru suara isakan pelan dari arah luar kamar. Tangisan. Alis Y/N berkerut. Ia turun dari tempat tidur, kakinya menjejak lantai dingin. Langkahnya perlahan menyusuri tangga. Begitu sampai di bawah, matanya langsung menangkap sosok suaminya yang duduk di kursi meja makan. Bahunya bergetar, wajahnya tertunduk di atas meja makan. Di hadapannya ada dua piring roti panggang, dua gelas susu hangat — persis seperti biasanya ketika mereka sarapan berdua. “Heeseung?” panggil Y/N lagi sambil mendekat. Pria itu tersentak, buru-buru menghapus air mata di pipinya, lalu menoleh. Matanya sembab, wajahnya kusut. Tapi saat matanya bertemu Y/N, ekspresi itu berubah. “Kamu kenapa sayang?” tanya Y/N, menatapnya dengan cemas. Heeseung diam. Suaranya tercekat, bibirnya bergetar, namun tak ada kata yang keluar. Ia hanya menatap Y/N lama sekali, seolah melihat sesuatu yang tak mungkin dilihatnya lagi. “Tidak apa-apa,” akhirnya ia berbisik lirih, menunduk. “Aku cuma… rindu padamu.” Y/N tersenyum kecil, mengira suaminya sedang stres karena pekerjaan, lalu duduk di hadapannya. “Aku juga rindu kamu, padahal kita baru semalam tidur bersama,” candanya, mencoba mencairkan suasana. Tapi Heeseung tak tertawa. Ia hanya menatap kosong ke arah roti yang tak disentuhnya, sementara matanya kembali basah. Dan entah kenapa, dada Y/N terasa sesak melihatnya seperti itu. --- Seminggu setelah pagi itu, Heeseung berpamitan padanya. Katanya, ia ingin berziarah ke makam seseorang. “Siapa sayang? Apa aku boleh ikut?” tanya Y/N sambil menata scarf di leher Heeseung. Heeseung menggeleng pelan. “Tidak perlu sayang, ini cukup jauh. Aku akan kembali secepat mungkin.” Ia tersenyum lembut, tapi senyum itu seperti terpaksa. Ada sesuatu di matanya — sesuatu yang Y/N tidak mengerti. Sebelum pergi, Heeseung sempat menatap ke arah pintu rumah, menahan napas sejenak, lalu berbisik, “Tunggu aku, ya.” Dan hari itu, Y/N benar-benar menunggunya. Tapi entah kenapa, waktu terasa begitu lambat. Jam seolah berhenti berdetak. Rumah terasa lebih dingin daripada biasanya. Dan setiap kali ia memegang benda apa pun, seolah udara menembus jemarinya begitu saja. --- Sebulan kemudian, rumah mereka ramai. Orang-orang datang silih berganti, membawa bunga, membawa wajah-wajah murung dan suara pelan. Y/N berdiri di lantai atas, memperhatikan dari tangga. Ia tak mengerti kenapa rumahnya penuh orang. Ia bahkan melihat ibunya di sana, juga ayahnya — bersama kedua orang tua Heeseung. Mereka jarang datang tanpa kabar. Ada apa sebenarnya? Pukul sepuluh malam, ketika tamu-tamu mulai berpamitan, Y/N terbangun dari tidur singkatnya. Suara tangisan kembali terdengar dari ruang tengah. Tangisan itu… suara yang sama. Ia turun perlahan. Dan kali ini, pemandangan di depan matanya membuat tubuhnya membeku. (lanjut di komen) ⚠JUST POV⚠ #POV #HEESEUNG

About