@csurka13:

david Kiss mafija
david Kiss mafija
Open In TikTok:
Region: UA
Sunday 31 August 2025 12:50:36 GMT
243
17
6
1

Music

Download

Comments

szandi.balog.10
szeszi Baba 🤤🫶😍 :
szép 🥰😎
2025-09-13 10:54:16
0
csakbab
🥷csak baba 🌹 :
🥰🥰🥰
2025-09-01 14:50:08
0
kalmanmafija3
mafija :
💯💯💯maledc
2025-09-02 18:59:00
0
To see more videos from user @csurka13, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Tanggapi Pemberitaan Soal Parkir Gelora, Tokoh Masyarakat: “Kesepakatan Sudah Jelas, Kok Malah Dipelintir?” Probolinggo — Polemik pengelolaan parkir di kawasan Gelora Kraksaan kembali mencuat setelah beredarnya pemberitaan berjudul “Merasa Mendapatkan Intimidasi dari Salah Satu Ormas, Petugas Kebersihan Musholla di Gelora Kraksaan Kehilangan Lahan Kerja Parkir” dalam beberapa hari terakhir. Pemberitaan tersebut menyoroti dugaan intimidasi serta klaim perebutan lahan parkir. Namun, informasi tersebut dibantah oleh salah satu tokoh masyarakat yang sebelumnya dimintai bantuan oleh petugas kebersihan gelora, Pak Da, untuk menyelesaikan persoalan yang muncul akibat adanya oknum-oknum yang diduga kerap meminta uang dan menakut-nakuti dirinya. Menurutnya, penyelesaian masalah parkir sebenarnya telah ditempuh secara damai dan penuh kesepakatan antara Pak Da dan rekannya, Pak Ri. Kedua pihak telah bertemu langsung dan sepakat untuk membagi jadwal penjagaan parkir demi ketertiban bersama. “Awalnya Pak Da sendiri yang datang meminta tolong ke saya. Dia mengaku sering ditakut-takuti dan dimintai uang oleh oknum-oknum tertentu. Saya kemudian memberikan saran agar tidak ada lagi gangguan, salah satunya adalah dengan membagi jadwal kerja parkir,” jelasnya, Selasa (2/12/2025). Ia menegaskan, kesepakatan tersebut sangat jelas dan dilaksanakan secara sukarela oleh pihak yang bersangkutan. Dalam kesepakatan tersebut, Pak Da akan menjaga parkir pada pagi hari, sedangkan Pak Ri bertugas pada sore hari. “Dua-duanya sudah sepakat, dan berjalan empat hari tanpa masalah. Tapi kenapa setelah itu muncul pemberitaan yang tidak sesuai fakta? Arahan saya sudah jelas. Kok malah saya dipelintir seolah-olah merebut lahan parkir?” tegasnya. Selain itu, ia juga menekankan bahwa tujuannya memberikan saran bukan untuk mengambil alih lahan parkir siapa pun, melainkan justru untuk melindungi petugas agar tidak lagi menjadi korban pemalakan dan intimidasi di lapangan. Ia bahkan merekomendasikan agar pengelolaan parkir disetor resmi ke Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar 10 persen sesuai aturan yang berlaku, demi menghindari pungutan liar. “Bapak ini (Pak Da) minta tolong ke saya supaya tidak ada yang menakut-nakuti dan minta uang lagi. Saran saya jelas: kelola saja parkirnya dengan benar dan setorkan ke PAD. Ini demi kebaikan bersama, bukan untuk kepentingan pribadi,” tambahnya. Hingga berita ini ditayangkan, pihak terkait di lingkungan Gelora Kraksaan belum memberikan klarifikasi tambahan. Sementara itu, masyarakat berharap agar polemik ini dapat segera diselesaikan secara transparan, sehingga pengelolaan parkir di kawasan Gelora Kraksaan dapat berjalan tertib dan tidak kembali menimbulkan kegaduhan.
Tanggapi Pemberitaan Soal Parkir Gelora, Tokoh Masyarakat: “Kesepakatan Sudah Jelas, Kok Malah Dipelintir?” Probolinggo — Polemik pengelolaan parkir di kawasan Gelora Kraksaan kembali mencuat setelah beredarnya pemberitaan berjudul “Merasa Mendapatkan Intimidasi dari Salah Satu Ormas, Petugas Kebersihan Musholla di Gelora Kraksaan Kehilangan Lahan Kerja Parkir” dalam beberapa hari terakhir. Pemberitaan tersebut menyoroti dugaan intimidasi serta klaim perebutan lahan parkir. Namun, informasi tersebut dibantah oleh salah satu tokoh masyarakat yang sebelumnya dimintai bantuan oleh petugas kebersihan gelora, Pak Da, untuk menyelesaikan persoalan yang muncul akibat adanya oknum-oknum yang diduga kerap meminta uang dan menakut-nakuti dirinya. Menurutnya, penyelesaian masalah parkir sebenarnya telah ditempuh secara damai dan penuh kesepakatan antara Pak Da dan rekannya, Pak Ri. Kedua pihak telah bertemu langsung dan sepakat untuk membagi jadwal penjagaan parkir demi ketertiban bersama. “Awalnya Pak Da sendiri yang datang meminta tolong ke saya. Dia mengaku sering ditakut-takuti dan dimintai uang oleh oknum-oknum tertentu. Saya kemudian memberikan saran agar tidak ada lagi gangguan, salah satunya adalah dengan membagi jadwal kerja parkir,” jelasnya, Selasa (2/12/2025). Ia menegaskan, kesepakatan tersebut sangat jelas dan dilaksanakan secara sukarela oleh pihak yang bersangkutan. Dalam kesepakatan tersebut, Pak Da akan menjaga parkir pada pagi hari, sedangkan Pak Ri bertugas pada sore hari. “Dua-duanya sudah sepakat, dan berjalan empat hari tanpa masalah. Tapi kenapa setelah itu muncul pemberitaan yang tidak sesuai fakta? Arahan saya sudah jelas. Kok malah saya dipelintir seolah-olah merebut lahan parkir?” tegasnya. Selain itu, ia juga menekankan bahwa tujuannya memberikan saran bukan untuk mengambil alih lahan parkir siapa pun, melainkan justru untuk melindungi petugas agar tidak lagi menjadi korban pemalakan dan intimidasi di lapangan. Ia bahkan merekomendasikan agar pengelolaan parkir disetor resmi ke Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar 10 persen sesuai aturan yang berlaku, demi menghindari pungutan liar. “Bapak ini (Pak Da) minta tolong ke saya supaya tidak ada yang menakut-nakuti dan minta uang lagi. Saran saya jelas: kelola saja parkirnya dengan benar dan setorkan ke PAD. Ini demi kebaikan bersama, bukan untuk kepentingan pribadi,” tambahnya. Hingga berita ini ditayangkan, pihak terkait di lingkungan Gelora Kraksaan belum memberikan klarifikasi tambahan. Sementara itu, masyarakat berharap agar polemik ini dapat segera diselesaikan secara transparan, sehingga pengelolaan parkir di kawasan Gelora Kraksaan dapat berjalan tertib dan tidak kembali menimbulkan kegaduhan.

About