Pov : Kamu selalu tau pacarmu itu clingy. Tapi kamu tidak pernah menyangka clingy-nya bakal sampai ikut teater kampus cuma buat mastiin cowok yang jadi pasanganmu di panggung—ga terlalu deket. Pacarmu Sunghoon —atlet boxing yang lebih sering ngebanting samsak ketimbang baca naskah. Dan sekarang… dia sedang berusaha keras menghafal dialog yang bukan “sayang, kamu udah makan belum?” tapi “wahai putri, aku datang untuk menyelamatkanmu!” Semua bermula saat sore itu, kamu sedang latihan teater di aula kampus. Sutradara berteriak. “Oke! Sekarang coba adegan confess antara karakter utama, y/n dan pangerannya—Jake!” Jake, partner latihanmu, tersenyum sopan. Ia mendekat dan menatapmu lembut sesuai arahan naskah. “Jika cinta adalah dosa…” katanya sambil menggenggam tanganmu. “Maka aku rela berdosa setiap hari demi melihat senyummu.” Kamu nyaris tertawa karena cheesy-nya, tapi mencoba tetap profesional. Sampai tiba-tiba… Suara kursi jatuh dari belakang aula. Semua menoleh. Di sana, berdiri Sunghoon. Dengan ekspresi datar dan bibir mengerucut—sangat jelas dia sedang cemburu. Kini, dia duduk di salah satu kursi penonton dengan hoodie hitam, meminum Pop Ice rasa taro kayak orang patah hati kelas berat. Setiap kali Jake melingkarkan tangan di bahumu, sedotan Pop Ice itu makin keras dia seruput. “Ck. Berani-beraninya si Jake peluk-peluk pacar gue.” Besoknya, seluruh tim theater kaget saat Sunghoon muncul di ruang latihan dengan muka sok polos sambil bawa formulir pendaftaran. “Gue mau daftar theater juga. Kalo muka ganteng kayak gini sih cocoknya jadi pemeran utama.” katanya datar—dengan tangan mengurai rambut ke atas. Lalu ia meletakkan formulir itu di atas meja. “Loh, tapi peran utamanya udah penuh, Hoon.” Ucap salah satu panitia. “Gapapa. Jadi pohon juga boleh,” jawabnya. Kemudian dia melenggang pergi begitu saja. ♡♡♡ Keesokan harinya, beberapa pemeran teater dibuat geger. “Sunghoon? Atlet boxing itu? Mau ikut audisi teater?” “Dia bisa akting gak sih?” “Katanya sih… dia punya motivasi pribadi.” Kamu hanya bisa menutup wajah di bangku depan, sementara Sunghoon berdiri di depan sutradara dengan naskah di tangan. Penuh percaya diri. Menaik-turunkan alisnya padamu sebelum menghadap kedepan. “Perkenalkan, saya Park Sunghoon,” katanya kaku. “Saya ingin memerankan… peran cowok utama. Soalnya karakter itu suka cewek yang sama kayak saya.” Sutradara berdeham. “Oke, coba baca dialog halaman tiga.” Sunghoon membuka naskah, berusaha menatap lawan mainnya—yang kebetulan Jake juga, lagi-lagi. Suaranya datar, terlalu serius. “Aku… akan melindungimu, meskipun dunia menolak.” Sutradara mengangguk pelan. “Oke, tapi ekspresi kamu tolong jangan kayak mau mukul orang.” Sunghoon tersenyum kaku. Menggaruk tengkuknya. Lalu ia mencoba lagi. Memegang naskah erat-erat dengan nada pasti. Dan menatap Jake dengan mata tajam—menyebalkan. “Aku, akan melindungimu... meskipun dunia menolak!” “Begini?” tanyanya memastikan. Sutradara menggeleng. “Sekarang malah kayak psikopat.” Kamu refleks tertawa mendengarnya. Sedangkan Sunghoon mendengus kecil. Setelah latihan selesai, kamu menghampirinya yang lagi duduk sambil minum Pop Ice—kali ini rasa stroberi. “Hoon, ngapain sih kamu tiba-tiba ikut teater?” “Gapapa,” gumamnya pelan. “Cuma pengen liat kamu dari deket. Tapi si bule depok itu kebanyakan gerak ngehalangin kamu.” “Jake?” “Iya si Jake, ganggu banget.” Kamu nyengir. “Kamu tuh kenapa sih, udah berapa kali minum pop ice hari ini? Nanti kamu bisa mabok tau.” Sunghoon melotot kecil, pipinya makin merah. “Mending mabok Pop Ice daripada mabok cemburu.” Mendengar jawaban absurdnya bikin kamu ngakak, sementara dia buru-buru nyedot Pop Ice sampai bunyi sruuuppp nyaring banget, pura-pura ga sadar dia baru aja ngaku. “Astaga, Hoon. Kamu beneran lucu banget.” “Aku ga lucu,” katanya ketus, mengerling. “Aku serius.” ⬇️ lanjut comsec #pov #sunghoonenhypen #fyp #lewatberanda #sunghoonpov - @nida_amanda