@yasha_lazarevskyofficial: #топ #рек #обезьяны #юмор #николаич

НИКОЛАИЧ🙉
НИКОЛАИЧ🙉
Open In TikTok:
Region: BY
Saturday 01 November 2025 09:48:06 GMT
6084
354
12
90

Music

Download

Comments

johanmederos08._
J O H A N Ω M E D E :
2025-11-01 15:57:43
7
asetich0
usamausa :
👍
2025-11-02 07:19:20
0
fastylgt0
Fastyl gt :
@Fastyl gt: А куда николаич свою нужду справить ходит
2025-11-01 23:12:58
0
danil9862
Белый :
😭
2025-11-01 16:21:57
0
user6676971661022
я не шеф :
Люблю помогать начинающим🥰🥰🥰
2025-11-01 09:51:28
0
shinne67081
SHINNE :
пр как дела
2025-11-01 09:51:01
0
subo_nareski1
Атомный пидрила :
Внатуре
2025-11-01 09:55:54
4
moonsskullie
M0on$ :
2025-11-01 10:54:54
0
sopenxkk
tt :
❤️❤️❤
2025-11-01 09:57:26
0
g05p0d1n725665
g05p0d1n :
честно, я был первый
2025-11-01 09:54:45
0
abobusss22.08
Abobyss006 :
Вы щас в Лазаревском ?
2025-11-01 09:52:35
0
user6676971661022
я не шеф :
Ладно помогу начинающим
2025-11-01 09:50:44
0
To see more videos from user @yasha_lazarevskyofficial, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

#pov (part 2)—“Nurutin semua kemauan lo? Gila ya.” kamu mendengus, menatapnya tajam.  “Liat aja, Jake. Gue bakal lebih unggul dari lo semester ini. Dan kalau gue menang, siap-siap aja lo gue suruh hal-hal yang nggak bakal lo bayangin.” ancammu padanya. Jake tertawa pelan, nada suaranya terdengar lebih seperti provokasi ketimbang candaan.
#pov (part 2)—“Nurutin semua kemauan lo? Gila ya.” kamu mendengus, menatapnya tajam. “Liat aja, Jake. Gue bakal lebih unggul dari lo semester ini. Dan kalau gue menang, siap-siap aja lo gue suruh hal-hal yang nggak bakal lo bayangin.” ancammu padanya. Jake tertawa pelan, nada suaranya terdengar lebih seperti provokasi ketimbang candaan. "nggak sabar deh liat lo berusaha ngalahin gua lagi... Apalagi fisika beneran kandang gue banget," sautnya. Kamu mengalihkan pandangan, kembali ke papan tulis, berusaha menahan rasa kesal yang makin membara. Tapi dalam hatiku, aku tahu satu hal: taruhan ini bukan hanya tentang nilai. Ini tentang harga diri. Dan aku sama sekali tidak berniat kalah. ___ Beberapa minggu berlalu sejak taruhan itu dibuat. Hari-hariku penuh dengan catatan tebal, simulasi program, hingga lembur di perpustakaan. Semua tenaga dan pikiranku terkuras demi satu tujuan: mengalahkan Jake. Dan kini, tibalah hari itu. Tes laboratorium fisika komputasi. Di depan pintu lab, mahasiswa sudah berbaris, sebagian masih membuka catatan terakhir, sebagian lagi sibuk berbincang untuk meredakan gugup. Kamu berdiri di antara mereka, menggenggam erat buku catatanku yang penuh coretan. Nafasku sedikit berat, tapi tekadku bulat. Dari arah lain, Jake muncul. Seperti biasa, langkahnya santai, wajahnya tenang, seolah tes ini hanyalah permainan kecil. Dia langsung menatapmu, seakan tahu aku sedang menunggunya. “Lihat aja, gue bakal ngalahin lo,” ucapmu dengan nada tajam, menatap tepat ke matanya. Jake berhenti tepat di depanku. Tatapannya dingin tapi bibirnya melengkung tipis, senyum penuh tantangan. “Lucu,” sahutnya pelan. “Ditunggu ya.” sambungnya. Dengan tenang, dia berjalan melewatiku, membuka pintu, dan masuk ke dalam laboratorium. Kamu mengepalkan tangan, dada terasa panas. Semua persiapan yang kulakukan selama berminggu-minggu akan dipertaruhkan hari ini. Tidak ada jalan lain: kamu harus menang. Taruhan itu bukan hanya tentang gengsi—ini tentang membuktikan bahwa kamu bisa berdiri lebih tinggi dari Jake. Kamu menarik napas dalam-dalam, lalu melangkah masuk. Suara bising peralatan laboratorium dan aroma khas zat kimia langsung menyambutku. Hari ini, persaingan kami akan benar-benar diuji. --- Tes laboratorium akhirnya selesai. Begitu keluar dari ruangan, napasku terasa berat seolah baru saja menempuh maraton. Meski semua sudah kulalui, rasa tegang tetap menempel—hasilnya baru akan keluar besok, dan itu yang akan menentukan langkah pertama dari taruhanku dengan Jake. Kamu menggenggam tas erat-erat, menatap senja yang menggantung di langit kampus. Kamu yakin… kali ini bisa unggul dari Jake. Kalimat itu terus berputar dalam kepalaku, memberi semangat meski tubuhku lelah. Sampai kamu tiba di halte kampus. Tempat itu agak ramai, beberapa mahasiswa berdiri sambil menatap jalan, menunggu bus sore yang biasanya datang terlambat. Kamu memilih duduk di bangku besi panjang, menatap kosong ke depan. Tiba-tiba—tap! Seseorang menepuk pundakmu dari belakang. Kamu menoleh cepat. “Eh, kamu di sini juga!” suara familiar itu membuatmu langsung tertawa kecil. “Jungwon!” seruku. Senior sekaligus teman dekatku selama kuliah ini tersenyum lebar, duduk di sampingku tanpa basa-basi. “Baru keluar lab ya? Kelihatan capek banget,” katanya sambil tertawa. Aku mengangguk, lalu membalas dengan nada bercanda. “Capek mikirin persamaan, bukan capek hati, kalau itu sih…” katamu. Percakapan pun mengalir. Dari soal eksperimen yang tadi kami kerjakan, kelucuan dosen yang sering salah menuliskan angka, sampai hal-hal remeh seperti siapa di antara kami yang paling sering meninggalkan charger laptop di rumah. Tawa kami pecah berulang kali, membuat beberapa mahasiswa lain ikut melirik. Rasanya ringan, menyenangkan. Seperti dua orang yang baru saja menemukan ritme serasi—seperti orang yang baru berpacaran. Aku sampai lupa waktu, lupa dengan rasa tegang soal hasil tes besok, lupa dengan semua rivalitas yang membebaniku. Tapi tanpa kusadari… #jake #povs #enhypen #fypシ

About