@aisiwhymsi: Girls, stop wasting money on facials. Any LED mask with 630nm+ red light literally replaces expensive cosmetologist procedures. I use red light therapy combined with a stable vitamin C serum and my skin is GLOWING. Like actually plump and radiant after just 10 minutes. I'm 26, by the way — do you even believe me? Here's the science: Red light (630-660nm) is clinically proven to boost collagen production and reduce inflammation. The light helps vitamin C penetrate deeper into your skin. It's literally science-backed skincare at home. Different wavelengths work differently: 🔴 Red (630-660nm) = collagen + anti-aging 🔵 Blue (415-455nm) = kills acne bacteria ⚫ Near-infrared (800-850nm) = deep tissue healing Save this if you're tired of expensive facials that drain your wallet. Comment "GLOW" if you want where to buy it cheaper than 500💵 #LEDmask #redlighttherapy #skincareathome #skincaretok #affordableskincare

Aisiwhymsi
Aisiwhymsi
Open In TikTok:
Region: DE
Friday 07 November 2025 08:51:10 GMT
1386
96
2
0

Music

Download

Comments

chloe_bennett208
Chloe bennett :
Love this glow ✨ how much, please? I can’t DM — kindly message me.
2025-11-08 03:14:07
1
To see more videos from user @aisiwhymsi, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

POV BAGIAN 1: Kamu selalu percaya hubungan panjang itu seperti tanaman: asal dirawat, disiram, dikasih cahaya… dia akan tumbuh sendiri. Nyatanya tidak sesederhana itu. Kamu dan Heeseung sudah pacaran sejak SMA. Dari hubungan polos yang berawal dari tukeran catatan pelajaran, sampai malam-malam video call saat LDR kuliah. Dia yang dulu selalu cerewet, protektif, dan gampang cemburu. Dia yang rela naik motor dari ujung kota ke kampusmu cuma buat ngambil jaket yang kamu lupakan. Dia yang pertama kali ngajarin kamu bedain “sayang” dan “butuh”. Dan kamu—kamu selalu berpikir kalian akan baik-baik saja. Siapa yang bisa merusak hubungan 7 tahun? Ternyata… seseorang bisa. Dan lebih menakutkannya lagi: 'bukan orang asing. Tapi seseorang dari masa lalu Heeseung sendiri.' --- Hari itu harusnya biasa saja. Sebuah mini-reuni SMA, di café kecil favorit kalian dulu. Kamu berdandan seadanya, Heeseung bilang kamu tetap cantik. Kalian jalan seperti biasa—dia menggandeng tanganmu, menanyakan apakah kamu sudah makan, menceritakan proyek musiknya. Semuanya terasa… normal. Sampai dia muncul. Perempuan dengan rambut hitam panjang, mata besar, dan suara yang entah kenapa langsung terasa familiar meski kamu tidak pernah bertemu dengannya. “Heeseung?” Heeseung spontan menoleh. Dan senyum yang muncul di wajahnya… Senyum itu beda. Hangat. Penuh. Tanpa ragu. “Ya ampun, Alessa?!” Kamu menatap mereka saling memeluk seperti dua orang yang tertinggal di masa lalu dan tiba-tiba ketemu di tempat yang tepat. Dia… memeluk perempuan itu. Di depanmu. Tanpa pikir panjang. Alessa menoleh ke arahmu, sopan, manis. “Hi, maaf ya, aku sahabat masa kecil Heeseung. Kita dulu gede bareng, tapi aku pindah kota.” Kamu tersenyum. Kamu sopan. Kamu mencoba mengerti. Tapi sesuatu di dadamu sudah terasa tidak nyaman sejak detik itu. --- Sejak pertemuan itu… semuanya berubah pelan-pelan. Nggak ada pertengkaran besar, nggak ada drama meledak-ledak. Hanya kebiasaan kecil yang hilang satu per satu. Heeseung yang dulu: - ngechat kamu pagi-pagi, “bangun sayang?” - kirim foto kegiatannya biar kamu nggak mikir aneh-aneh - selalu bilang “hati-hati ya, aku tunggu update kamu” Heeseung yang sekarang: - balas chat tiga jam sekali - alasan sibuk - telepon malam cuma 2 menit - dan lebih sering bilang “nanti aku kabarin” tanpa pernah ngabarin Awalnya kamu bilang ke diri sendiri: “Dia capek. Dia cuma lagi banyak kerjaan.” Tapi kamu bukan bodoh. Perempuan bisa merasakan ketika namanya nggak lagi jadi prioritas. Apalagi ketika suatu malam, temanmu ngasih kabar: “Aku lihat Heeseung barusan. Sama cewek yang waktu itu. Mereka ketawa bareng di café dekat studionya.” Dan itu pukul 11 malam. Waktu di mana Heeseung biasanya udah tidur sambil mepet kamu di telepon. Kamu duduk lama di kasur. Layar HP cuman nunjukin chat kamu yang belum dibaca: “Udah makan?” Jempolmu gemetar. Nggak ada bukti apa-apa. Nggak ada kata-kata yang salah. Nggak ada selingkuh yang jelas. Tapi sakitnya… sakit yang cuma bisa dirasakan pasangan yang tiba-tiba dikesampingkan. lanjutan dikomen! #heeseung #enhypen #pov #povau #justpov
POV BAGIAN 1: Kamu selalu percaya hubungan panjang itu seperti tanaman: asal dirawat, disiram, dikasih cahaya… dia akan tumbuh sendiri. Nyatanya tidak sesederhana itu. Kamu dan Heeseung sudah pacaran sejak SMA. Dari hubungan polos yang berawal dari tukeran catatan pelajaran, sampai malam-malam video call saat LDR kuliah. Dia yang dulu selalu cerewet, protektif, dan gampang cemburu. Dia yang rela naik motor dari ujung kota ke kampusmu cuma buat ngambil jaket yang kamu lupakan. Dia yang pertama kali ngajarin kamu bedain “sayang” dan “butuh”. Dan kamu—kamu selalu berpikir kalian akan baik-baik saja. Siapa yang bisa merusak hubungan 7 tahun? Ternyata… seseorang bisa. Dan lebih menakutkannya lagi: 'bukan orang asing. Tapi seseorang dari masa lalu Heeseung sendiri.' --- Hari itu harusnya biasa saja. Sebuah mini-reuni SMA, di café kecil favorit kalian dulu. Kamu berdandan seadanya, Heeseung bilang kamu tetap cantik. Kalian jalan seperti biasa—dia menggandeng tanganmu, menanyakan apakah kamu sudah makan, menceritakan proyek musiknya. Semuanya terasa… normal. Sampai dia muncul. Perempuan dengan rambut hitam panjang, mata besar, dan suara yang entah kenapa langsung terasa familiar meski kamu tidak pernah bertemu dengannya. “Heeseung?” Heeseung spontan menoleh. Dan senyum yang muncul di wajahnya… Senyum itu beda. Hangat. Penuh. Tanpa ragu. “Ya ampun, Alessa?!” Kamu menatap mereka saling memeluk seperti dua orang yang tertinggal di masa lalu dan tiba-tiba ketemu di tempat yang tepat. Dia… memeluk perempuan itu. Di depanmu. Tanpa pikir panjang. Alessa menoleh ke arahmu, sopan, manis. “Hi, maaf ya, aku sahabat masa kecil Heeseung. Kita dulu gede bareng, tapi aku pindah kota.” Kamu tersenyum. Kamu sopan. Kamu mencoba mengerti. Tapi sesuatu di dadamu sudah terasa tidak nyaman sejak detik itu. --- Sejak pertemuan itu… semuanya berubah pelan-pelan. Nggak ada pertengkaran besar, nggak ada drama meledak-ledak. Hanya kebiasaan kecil yang hilang satu per satu. Heeseung yang dulu: - ngechat kamu pagi-pagi, “bangun sayang?” - kirim foto kegiatannya biar kamu nggak mikir aneh-aneh - selalu bilang “hati-hati ya, aku tunggu update kamu” Heeseung yang sekarang: - balas chat tiga jam sekali - alasan sibuk - telepon malam cuma 2 menit - dan lebih sering bilang “nanti aku kabarin” tanpa pernah ngabarin Awalnya kamu bilang ke diri sendiri: “Dia capek. Dia cuma lagi banyak kerjaan.” Tapi kamu bukan bodoh. Perempuan bisa merasakan ketika namanya nggak lagi jadi prioritas. Apalagi ketika suatu malam, temanmu ngasih kabar: “Aku lihat Heeseung barusan. Sama cewek yang waktu itu. Mereka ketawa bareng di café dekat studionya.” Dan itu pukul 11 malam. Waktu di mana Heeseung biasanya udah tidur sambil mepet kamu di telepon. Kamu duduk lama di kasur. Layar HP cuman nunjukin chat kamu yang belum dibaca: “Udah makan?” Jempolmu gemetar. Nggak ada bukti apa-apa. Nggak ada kata-kata yang salah. Nggak ada selingkuh yang jelas. Tapi sakitnya… sakit yang cuma bisa dirasakan pasangan yang tiba-tiba dikesampingkan. lanjutan dikomen! #heeseung #enhypen #pov #povau #justpov

About