@toheng_kingjah: Tan Malaka menyaksikan satu bangsa menderita bukan karena kurang beras, tapi karena kepalanya dipenuhi roh jahat, jimat, dan doa instan. Ia tak menyerang agama, ia menyerang cara berpikir yang menyerahkan realita ke tangan gaib. . Materialisme bukanlah “harta dulu segalanya”, tapi keberanian mengakui fakta: kolonialisme eksis karena tanah dan pabrik dikuasai penjajah. Kalau kamu masih berdebat “rezeki sudah di langit”, kamu baru saja menyerahkan sawahmu untuk dijarah lagi. . Dialektika menampar klaim “dunia ini tenang”. Setiap jaman memang berisi tesis: penindas, dan antitesis: yang tertindas. Konflik itu bukan gangguan, itu mesin sejarah. Yang memilih diam justru memperpanjang pasar malam penjajahan. . Logika adalah pisau bedah: bukti dulu, kesimpulan sesudahnya. Tan Malaka menulis Madilog di balik pohon pisang, bersembunyi dari tentara Jepang. karena ia tahu, kalau rakyat masih percaya “kiamat memang dekat”, tentara mana pun bisa datang tanpa perlawanan. . Buku ini bukan filsafat langit, ini manual survival. Lepaskan jimat, buka data, hitung tanah, hitung gaji, hitung kepalamu sendiri. Revolusi tak butuh kesurupan, revolusi butuh kamu sadar: penderitaan punya alamat, dan alamat itu bisa dirubuhkan.#tanmalaka #pahlawanrevolusi #pahlawanterlupakan #fyp

toheng_Kingjah05

Open In TikTok:

Region: ID

Thursday 27 November 2025 12:46:38 GMT