1. Home
  2. Detail

@mxx2_4:

ϻαяαм
ϻαяαм
Open In TikTok:
Region: SA
Monday 01 December 2025 20:14:58 GMT
9
6
0
0

Music

Download

No Watermark .mp4 (2.09MB) No Watermark(HD) .mp4 (2.09MB) Watermark .mp4 (0MB) Music .mp3

Comments

There are no more comments for this video.
To see more videos from user @mxx2_4, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

#arewa #tiktok #hausa #kannywood #film #fypシ゚viral #🔥🔥🔥 @Hajiya🇸🇦 Saddiqa Ikon 🇳🇪⚠️
#arewa #tiktok #hausa #kannywood #film #fypシ゚viral #🔥🔥🔥 @Hajiya🇸🇦 Saddiqa Ikon 🇳🇪⚠️
לפני איזה משימות אתם מתפללים? @Eli Bitan @כאן #תפילה #מהשתגידו
לפני איזה משימות אתם מתפללים? @Eli Bitan @כאן #תפילה #מהשתגידו
Quantos países têm na ilha do Chipre? 🇨🇾 #chipre #geografia #fronteira #historia #fy #fyp
Quantos países têm na ilha do Chipre? 🇨🇾 #chipre #geografia #fronteira #historia #fy #fyp
صبر وصبرت ليل وسهرت
صبر وصبرت ليل وسهرت
POV: Heart Pain. Awalnya, hubungan Y/N dan Heeseung adalah kisah yang terlihat begitu indah dari luar — sepasang kekasih yang saling melengkapi, saling menjaga, dan saling membuat dunia satu sama lain lebih hidup. Mereka bertemu di perpustakaan kampus, dalam pertemuan yang sederhana tapi bermakna. Dari senyum canggung hingga obrolan ringan, semuanya tumbuh menjadi kisah cinta yang hangat. Heeseung selalu punya cara untuk membuat Y/N merasa istimewa — entah lewat pesan singkat di pagi hari, kunjungan mendadak dengan bunga, atau sekadar memegang tangan Y/N di tengah hujan, sambil berbisik pelan, “Selama kamu di sini, dunia aku baik-baik aja.” Waktu itu, Y/N benar-benar percaya bahwa cinta mereka tidak akan pernah pudar. Namun, perlahan-lahan, hal-hal kecil yang dulu membuat Y/N bahagia justru mulai hilang satu per satu. Heeseung menjadi sibuk, sering menghindar, dan semakin jarang meluangkan waktu untuknya. Pesan yang dulu selalu cepat dibalas kini hanya mendapat jawaban singkat. Telepon sering tak dijawab, dan “lain kali” menjadi alasan yang paling sering keluar dari mulut Heeseung. Y/N mencoba memahami. Ia tahu Heeseung sedang banyak urusan, dan cinta berarti sabar. Tapi yang tidak ia sadari adalah — kadang, terlalu sabar justru membuat kita buta. Ia menunggu. Ia tetap menyiapkan bekal untuk mereka berdua setiap Jumat sore, tetap menulis catatan kecil di buku hariannya tentang hal-hal kecil yang ingin ia ceritakan ke Heeseung nanti. Namun, yang datang bukan lagi tawa Heeseung… melainkan kesunyian. --- Di tempat lain, di kamar apartemen kecilnya, Heeseung duduk termenung dengan kepala di kedua tangan. Ia baru saja menatap hasil tes kehamilan yang diberikan Nara, wajahnya kosong. “Heeseung... ini anak kamu,” kata Nara dengan suara lemah — tapi di matanya, ada sesuatu yang tidak Heeseung pahami. Heeseung menatapnya tak percaya. “Nara... ini... nggak mungkin...” Namun, mulutnya kelu. Ia tahu ia salah. Ia tahu malam itu — satu kesalahan yang ia kira tidak akan berdampak besar — kini menghancurkan segalanya. “Y/N nggak boleh tahu,” katanya pelan. Tapi kata itu tak pernah cukup. Kenyataan justru lebih cepat dari penyesalan. --- Lalu, kabar itu datang, sesuatu yang tak pernah benar benar Y/N harapkan, atau memang tidak pernah terpikir dalam benaknya. Sore itu, hujan turun perlahan, dan udara terasa terlalu dingin untuk bulan Mei. Y/N baru saja pulang dari tempat kerja saat telepon dari temannya berdering. Suara di seberang sana gemetar, terputus-putus, seolah takut mengatakan sesuatu. “Y/N... kamu udah tahu... tentang Nara?” “Nara kenapa? Ada apa sama dia?” — Y/N “Dia... dia hamil. Dan... itu anak Heeseung, pacar lo.
POV: Heart Pain. Awalnya, hubungan Y/N dan Heeseung adalah kisah yang terlihat begitu indah dari luar — sepasang kekasih yang saling melengkapi, saling menjaga, dan saling membuat dunia satu sama lain lebih hidup. Mereka bertemu di perpustakaan kampus, dalam pertemuan yang sederhana tapi bermakna. Dari senyum canggung hingga obrolan ringan, semuanya tumbuh menjadi kisah cinta yang hangat. Heeseung selalu punya cara untuk membuat Y/N merasa istimewa — entah lewat pesan singkat di pagi hari, kunjungan mendadak dengan bunga, atau sekadar memegang tangan Y/N di tengah hujan, sambil berbisik pelan, “Selama kamu di sini, dunia aku baik-baik aja.” Waktu itu, Y/N benar-benar percaya bahwa cinta mereka tidak akan pernah pudar. Namun, perlahan-lahan, hal-hal kecil yang dulu membuat Y/N bahagia justru mulai hilang satu per satu. Heeseung menjadi sibuk, sering menghindar, dan semakin jarang meluangkan waktu untuknya. Pesan yang dulu selalu cepat dibalas kini hanya mendapat jawaban singkat. Telepon sering tak dijawab, dan “lain kali” menjadi alasan yang paling sering keluar dari mulut Heeseung. Y/N mencoba memahami. Ia tahu Heeseung sedang banyak urusan, dan cinta berarti sabar. Tapi yang tidak ia sadari adalah — kadang, terlalu sabar justru membuat kita buta. Ia menunggu. Ia tetap menyiapkan bekal untuk mereka berdua setiap Jumat sore, tetap menulis catatan kecil di buku hariannya tentang hal-hal kecil yang ingin ia ceritakan ke Heeseung nanti. Namun, yang datang bukan lagi tawa Heeseung… melainkan kesunyian. --- Di tempat lain, di kamar apartemen kecilnya, Heeseung duduk termenung dengan kepala di kedua tangan. Ia baru saja menatap hasil tes kehamilan yang diberikan Nara, wajahnya kosong. “Heeseung... ini anak kamu,” kata Nara dengan suara lemah — tapi di matanya, ada sesuatu yang tidak Heeseung pahami. Heeseung menatapnya tak percaya. “Nara... ini... nggak mungkin...” Namun, mulutnya kelu. Ia tahu ia salah. Ia tahu malam itu — satu kesalahan yang ia kira tidak akan berdampak besar — kini menghancurkan segalanya. “Y/N nggak boleh tahu,” katanya pelan. Tapi kata itu tak pernah cukup. Kenyataan justru lebih cepat dari penyesalan. --- Lalu, kabar itu datang, sesuatu yang tak pernah benar benar Y/N harapkan, atau memang tidak pernah terpikir dalam benaknya. Sore itu, hujan turun perlahan, dan udara terasa terlalu dingin untuk bulan Mei. Y/N baru saja pulang dari tempat kerja saat telepon dari temannya berdering. Suara di seberang sana gemetar, terputus-putus, seolah takut mengatakan sesuatu. “Y/N... kamu udah tahu... tentang Nara?” “Nara kenapa? Ada apa sama dia?” — Y/N “Dia... dia hamil. Dan... itu anak Heeseung, pacar lo." --- Seketika, dunia Y/N seakan berhenti, telepon terputus. Tangannya bergetar, wajahnya pucat, dan napasnya tercekat. Heeseung… dan Nara? Dua orang yang paling ia percaya, dua orang yang paling ia sayang, ternyata menikamnya dari belakang. Beberapa hari setelah kabar itu menyebar, Y/N mengurung diri di kamar. Ia tidak menangis keras-keras, tapi air matanya mengalir setiap kali memikirkan bagaimana dua orang itu diam-diam menghancurkan dunianya. (lanjut di komen) #POV #HEESEUNG
Cục sạc dự phòng pin trâu, có dây sạc sẵn và có chân cắm sạc trực tiếp. #sacduphong #sacduphong20000mah #sacduphongsieudungluong #cucsacduphong #bonie
Cục sạc dự phòng pin trâu, có dây sạc sẵn và có chân cắm sạc trực tiếp. #sacduphong #sacduphong20000mah #sacduphongsieudungluong #cucsacduphong #bonie

About

Legal