@golden_clips44: Honestly, it makes sense that @Gopuff @Tom Brady @DRUSKI want Monday off after the Big Game. Been saying this for years #supermondayoff

Golden_clips
Golden_clips
Open In TikTok:
Region: NG
Monday 01 December 2025 23:23:57 GMT
1297
7
0
0

Music

Download

Comments

There are no more comments for this video.
To see more videos from user @golden_clips44, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Tangis Keadilan Lie Yung Ai: Turut Serta Dituntut 5 Tahun, Pelaku Utama Cuma 6 Bulan ⬅️ Suasana haru menyelimuti ruang sidang Cakra Utama Pengadilan Negeri (PN) Medan hari Kamis sore (25/9/2025).  Terdakwa kasus pemalsuan surat, Lie Yung Ai, tak kuasa menahan tangis saat membacakan nota pembelaan (pledoi), memohon majelis hakim membebaskannya dari tuntutan jaksa penuntut umum (JPU) selama 5 tahun penjara.  Tuntutan ini menjadi sorotan tajam karena dinilai tidak adil, bahkan lebih tinggi daripada vonis yang diterima oleh Direktur Utama (pelaku utama) dan notaris dalam kasus yang sama. Dalam pledoinya, Lie Yung Ai, yang hanya berperan sebagai kasir, mempertanyakan logika hukum JPU.  “Saya hanya seorang kasir yang tugas saya hanya membayar. Bagaimana mungkin tuntutan saya lebih berat dari Direktur Utama Sonny Wicaksono (6 bulan) dan Ade Pinem selaku notaris (1,5 tahun),” ujar Lie kepada hakim ketua Philip Mark Soenpiet. Lie menegaskan ia hanya menjalankan perintah Direktur Utama Sonny Wicaksono untuk membayarkan biaya pembuatan dokumen perusahaan dan sama sekali tidak mengetahui apalagi menikmati hasil dari pemalsuan akta tersebut.  “Ini sangat tidak adil. Saya tidak tahu, dan tidak menikmati hasil dari hal ini. Semoga hakim memberikan keadilan kepada saya,” tambahnya. Sarma Hutajulu, kuasa hukum Lie Yung Ai, dengan keras menyebut tuntutan 5 tahun penjara terhadap kliennya tidak masuk akal dan cacat logika hukum. Lie didakwa dengan pasal “turut serta,” namun tuntutannya jauh melampaui pelaku utama. “Kasus ini sudah diadili di mana Direktur Sonny Wicaksono yang dituduh memalsukan dan menggunakan surat tersebut dituntut 8 bulan dan divonis 6 bulan. Sementara itu, notaris yang membuat surat, Ade Pinem, dituntut 2 tahun dan dihukum 1 tahun 6 bulan. Sementara ibu ini dituntut 5 tahun dengan pasal turut serta,” jelas Sarma. Menurut Sarma, tidak logis bila seseorang yang perannya hanya sebagai kasir yang membayarkan penerbitan akta dituntut lebih berat dari pelaku tindak pidana itu sendiri.
Tangis Keadilan Lie Yung Ai: Turut Serta Dituntut 5 Tahun, Pelaku Utama Cuma 6 Bulan ⬅️ Suasana haru menyelimuti ruang sidang Cakra Utama Pengadilan Negeri (PN) Medan hari Kamis sore (25/9/2025). Terdakwa kasus pemalsuan surat, Lie Yung Ai, tak kuasa menahan tangis saat membacakan nota pembelaan (pledoi), memohon majelis hakim membebaskannya dari tuntutan jaksa penuntut umum (JPU) selama 5 tahun penjara. Tuntutan ini menjadi sorotan tajam karena dinilai tidak adil, bahkan lebih tinggi daripada vonis yang diterima oleh Direktur Utama (pelaku utama) dan notaris dalam kasus yang sama. Dalam pledoinya, Lie Yung Ai, yang hanya berperan sebagai kasir, mempertanyakan logika hukum JPU. “Saya hanya seorang kasir yang tugas saya hanya membayar. Bagaimana mungkin tuntutan saya lebih berat dari Direktur Utama Sonny Wicaksono (6 bulan) dan Ade Pinem selaku notaris (1,5 tahun),” ujar Lie kepada hakim ketua Philip Mark Soenpiet. Lie menegaskan ia hanya menjalankan perintah Direktur Utama Sonny Wicaksono untuk membayarkan biaya pembuatan dokumen perusahaan dan sama sekali tidak mengetahui apalagi menikmati hasil dari pemalsuan akta tersebut. “Ini sangat tidak adil. Saya tidak tahu, dan tidak menikmati hasil dari hal ini. Semoga hakim memberikan keadilan kepada saya,” tambahnya. Sarma Hutajulu, kuasa hukum Lie Yung Ai, dengan keras menyebut tuntutan 5 tahun penjara terhadap kliennya tidak masuk akal dan cacat logika hukum. Lie didakwa dengan pasal “turut serta,” namun tuntutannya jauh melampaui pelaku utama. “Kasus ini sudah diadili di mana Direktur Sonny Wicaksono yang dituduh memalsukan dan menggunakan surat tersebut dituntut 8 bulan dan divonis 6 bulan. Sementara itu, notaris yang membuat surat, Ade Pinem, dituntut 2 tahun dan dihukum 1 tahun 6 bulan. Sementara ibu ini dituntut 5 tahun dengan pasal turut serta,” jelas Sarma. Menurut Sarma, tidak logis bila seseorang yang perannya hanya sebagai kasir yang membayarkan penerbitan akta dituntut lebih berat dari pelaku tindak pidana itu sendiri.

About