Language
English
عربي
Tiếng Việt
русский
français
español
日本語
한글
Deutsch
हिन्दी
简体中文
繁體中文
Home
How To Use
Language
English
عربي
Tiếng Việt
русский
français
español
日本語
한글
Deutsch
हिन्दी
简体中文
繁體中文
Home
Detail
@liriansantoss_: Don’t forget to follow my insta if you love football/soccer & fashion ⚽️🤩 #fyp #soccergirl #latina #brazilian
Lirian Santos
Open In TikTok:
Region: GB
Friday 26 February 2021 12:29:10 GMT
6431
336
9
0
Music
Download
No Watermark .mp4 (
0.92MB
)
No Watermark(HD) .mp4 (
0.62MB
)
Watermark .mp4 (
0.93MB
)
Music .mp3
Comments
P :
Hi
2021-02-26 12:31:31
2
LJ :
Please can you do more drills
2021-02-26 12:37:50
1
shreya :
we need a skin care routineeeee 💕👑😂😱
2021-02-26 13:27:46
1
Mikey :
Baller 🔥
2021-02-26 16:35:37
1
JAYCEEYG :
Transition 🔥🔥
2021-02-26 19:43:13
1
m :
YESSS SLAAAAY SISS🥰
2021-02-26 18:53:13
0
Millena Santos :
Fyp
2021-02-26 19:12:42
0
To see more videos from user @liriansantoss_, please go to the Tikwm homepage.
Other Videos
Ada kalimat yang terdengar indah tetapi merusak cara berpikir: kesulitan membuat kita kuat. Tidak selalu. Banyak orang justru hancur bukan karena masalahnya terlalu berat, tetapi karena mentalnya tidak pernah dipersiapkan menghadapi benturan realitas. Fakta menariknya, psikologi kontemporer menemukan bahwa kekuatan mental bukan bawaan lahir, melainkan pola pikir yang dapat dilatih secara sistematis. Mental baja bukan soal menjadi kebal, melainkan kemampuan tetap rasional di tengah tekanan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa melihat bagaimana dua orang menghadapi situasi yang sama namun reaksinya bertolak belakang. Satu orang mudah menyerah, tenggelam dalam keluhan, dan menyalahkan keadaan. Sementara yang lain terlihat tenang, tetap berorientasi solusi, dan tidak kehilangan arah. Perbedaannya bukan keberuntungan, melainkan kualitas mental yang dibangun dari kebiasaan berpikir yang tepat. Dari sinilah konsep mental baja menemukan relevansinya: ketangguhan sebagai sesuatu yang dapat dibentuk, bukan didoakan. 1. Terima kenyataan dengan kepala dingin, bukan dengan perlawanan emosional Banyak orang merasa kuat ketika mereka marah pada keadaan, padahal yang terjadi justru sebaliknya. Penolakan emosional terhadap kenyataan membuat seseorang kehilangan logika dan memperpanjang penderitaannya sendiri. Ketika situasi sulit menimpa, reaksi awal yang tenang adalah bentuk kekuatan paling dasar. Misalnya, saat bisnis turun drastis, orang yang merespons dengan panik akan mengambil keputusan terburu-buru. Sebaliknya, orang yang diam sebentar, menilai faktanya, lalu berkata situasinya memang turun, apa langkah paling realistis sekarang akan lebih cepat pulih. Dalam konteks sosial maupun kerja, menerima fakta secara jernih bukan berarti pasrah. Justru itu adalah langkah strategis. Tidak ada solusi yang muncul dari pikiran gelisah. Dengan membiasakan diri untuk berhenti sejenak, menamai fakta apa adanya, dan menyingkirkan drama yang memperkeruh pikiran, Anda melatih otot mental paling penting: kemampuan membedakan apa yang bisa dikendalikan dan apa yang tidak. Di momen itulah ketangguhan mulai terbentuk. 2. Fokus pada langkah terkecil, bukan gambaran besar yang menakutkan Banyak orang tumbang karena melihat masalah terlalu luas, terlalu besar, terlalu jauh. Gambaran besar itu sendiri membuat mereka kehabisan tenaga sebelum mulai bergerak. Padahal mental baja justru terbentuk dari kemampuan memecah beban menjadi langkah kecil yang konkret. Ketika seseorang kehilangan pekerjaan, misalnya, melihat seluruh masa depan sekaligus hanya menimbulkan kepanikan. Namun fokus pada satu langkah hari ini, seperti memperbarui portofolio atau menghubungi satu rekan profesional, mengembalikan kontrol pada diri. Dalam kehidupan sehari-hari, langkah kecil menciptakan ritme psikologis yang menenangkan. Pikiran manusia lebih stabil ketika menghadapi aksi konkret daripada memikirkan ancaman abstrak. Itulah sebabnya orang yang fokus pada satu langkah yang bisa dijalankan selalu terlihat lebih berdaya. Ketika langkah pertama selesai, langkah berikutnya terasa mungkin. Di situ mental baja dibangun secara pelan tetapi pasti. 3. Bangun dialog internal yang rasional, bukan monolog yang melemahkan Kesulitan tidak selalu menghancurkan seseorang dari luar; sering kali yang menghancurkan adalah suara dari dalam. Kalimat seperti aku tidak sanggup atau hidupku selalu begini adalah bentuk sabotase mental. Orang yang memiliki mental baja membangun dialog internal yang mampu melawan distorsi pikiran. Misalnya, ketika situasi terasa berat, alih-alih berkata aku pasti gagal, ia berkata bagian ini sulit, tapi aku bisa pecahkannya satu per satu. Kalimat itu tidak hanya menenangkan, tetapi mengarahkan pikiran kembali ke logika.
Keeping my chocolate girls chocolate! 😍❤️ #fyp #dallasmua #dallasmakeupartist #melanin
Start hiding your utilization to get approved for higher limit credits
Absolute desespero 💀 #clashroyale #fyp #foryoupage #viral #fypp
About
Robot
Legal
Privacy Policy