@mora1bka: с: #rust #rustmemes #раст #растмемы #растмоменты #rusthighlights #растприколы #rustbestmoments #rustspray #rustmoment #rustrofl #rustme #rustskins

user54527822023
user54527822023
Open In TikTok:
Region: RU
Monday 10 May 2021 22:11:01 GMT
175638
8639
359
253

Music

Download

Comments

user228_1000_
ыыыы :
это что за графика пеинь
2025-06-30 18:59:25
1
angyyhj
angyy🖤 :
что за серв?
2024-11-26 19:18:04
0
kdragon0182
kdragon0182 :
как же мне хочется поиграть в старый раст...
2025-10-10 07:48:39
0
colddboyy.a
❕ :
8x😂
2021-05-31 06:54:28
0
metrolon
dx :
50m😂
2025-07-24 12:04:29
0
fullboxedbyxes
Xes :
no grass tutor?
2025-07-13 12:33:15
0
vozvyvxhzef
The Skipper :
как сделать такой же звук при выстрелах??????
2025-02-04 15:19:03
0
whos_kiren
whos_kiren :
Aye another scripted
2021-06-01 06:47:22
0
arttu2222
arttu2222 :
how to get no grass?
2021-06-28 23:04:57
0
trikz887
Фан аккаунт Димы жильникова :
Чел нищ зажигательными стреляет
2021-05-11 11:24:55
0
genetalgerpis
генетальный герпес :
я у мамы стеночник
2021-05-11 09:51:29
110
zxc_pups89
明亮的速度 :
как такую графику сделать
2024-12-02 22:39:26
0
paulii.llm
pauli :
Nvidia game filters?
2021-05-30 13:29:48
0
lairmag_
lairmag :
музыка?
2021-05-11 17:37:20
1
zavtra1337
zavtra1337 :
Можешь сказать цвето-кор? (Это x ray rust? )
2021-05-19 12:44:40
0
2dtrn
2DtRn :
как так же траву отключить?
2021-05-11 14:52:42
0
alonted
Alonted :
можешь сделать видос какие у тебя настройки графики умаляю
2021-05-11 10:52:19
25
skywooolf
skywooolf :
Как сделать такую же графику?
2021-05-10 23:58:26
0
balbes2016
dytedflxx :
чё за разрешение?
2021-05-11 12:15:45
0
4rtoshka
ЦВЕТАИИ :
Как сделать такой раст
2021-06-11 23:01:39
0
qqiiqq8
Bobik :
я то уже подумал то что раст на телефоне уже искать начал😅😅
2021-05-23 14:47:43
17
_forz1s_
Devid :
Покажи Настройки пожалуйста
2021-05-11 18:22:19
0
tocy_22
хомчик :) :
бро, ты норм стреляешь!
2025-05-04 04:55:38
1
kopterexe
kopter :
Чел выкладывает мувики с х рэя
2021-05-11 09:46:11
2
To see more videos from user @mora1bka, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Kunjungan ke China Buka Mata Sejumlah Kades dalam Garap Potensi Desa di Indonesia JAKARTA (Kepri.co.id – Xinhua) – Dengan wajah semringah, nada bicara penuh kebanggaan dan langkah bersemangat, Hendrik Dwi Martono memandu kami menuju bantaran sungai di Desa Purwosono. Air yang jernih mengalir di sungai yang dinaungi pepohonan bambu yang rimbun. Hendrik bercerita bahwa sudut desa itu awalnya gelap dan kumuh. Warga membuang sampah di sana, sementara ranting dan daun juga berserakan tanpa dibersihkan. Selama bertahun-tahun, penduduk menghindari daerah tersebut, dan anak-anak takut bermain di sana. “Dahulu di sini, orang tidak bisa turun. Sudah ada tumpukan sampah, pohon bambu gelap,” kenang sang kepala desa. Namun, semua itu tinggal sejarah. Kini, tempat itu telah disulap menjadi ruang terbuka hijau dengan pepohonan rindang dan air jernih. Meja dan kursi bambu diletakkan di dasar sungai yang dangkal, dengan paviliun rekreasi serta meja dan bangku batu di bantarannya. Beberapa penduduk desa membuka warung, kolam renang anak, restoran serbaguna, dan arena gantangan burung di bantaran sungai yang dinamai Kali Sejuk itu. Kini, tempat yang dahulu gelap dan kumuh berubah menjadi surga bagi penduduk desa setempat untuk bersantai, bersenang-senang, dan bahkan berolahraga, menarik penduduk dari desa-desa sekitarnya. Berbagai sudut di desa itu telah menjadi mesin ekonomi bagi Desa Purwosono. Terlebih lagi, wisatawan dapat masuk tanpa membayar tiket. “Masyarakat yang berjualan. Warga itu tidak membayar, tetapi punya kewajiban untuk membersihkan sungai,” tutur Hendrik.   Inspirasi dari Kunjungan ke China: Air dan Alam Sumber Kehidupan Purwosono merupakan sebuah desa seluas 497,9 Hektare di Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Selama dua tahun terakhir, desa yang mayoritas penduduknya bertani tersebut mengalami perkembangan pesat. Inovasi di Purwosono tidak terjadi secara tiba-tiba. Semua berawal dari perjalanan Kepala Desa (Kades), Hendrik Dwi Martono yang tak terlupakan ke China pada 2023. Dirinya terpilih dalam “Program Benchmarking Kepala Desa” Indonesia. “Program Benchmarking Kepala Desa” Indonesia resmi diluncurkan pada 2019. Bekerja sama dengan otoritas pertanian China dan Indonesia, program ini memilih 20 hingga 30 kades di Indonesia setiap tahun, untuk berkunjung dan belajar ke China guna memahami model tata kelola akar rumput China. Hingga 2024, empat sesi telah diselenggarakan. Lebih dari seratus kades telah mengunjungi China untuk menyaksikan perkembangan pedesaan baru di China serta kondisi pembangunannya saat ini, membawa pelajaran berharga kembali ke Indonesia. Dalam kunjungan ke China itu, Hendrik terkesima ketika mengunjungi Desa Dongziguan di Kota Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China timur. “Nah ini, karena kami melihat di China itu airnya bersih (dan) bagus, di sungai-sungai itu dibersihkan. Tenaga kebersihannya pakai perahu,” kenang Hendrik. Dari China, dia belajar bahwa merawat alam dan air memberikan manfaat karena “air dan alam adalah sumber kehidupan.” Setelah kembali ke Purwosono, Hendrik segera merencanakan sebuah inisiatif besar yang melahirkan Kali Sejuk. Dia menggerakkan penduduk desa untuk bergotong royong membersihkan sungai, mengubahnya menjadi area rekreasi bagi penduduknya dan memberinya branding baru, yakni “Kali Sejuk: Alam Desa Indonesia”. “Saya sangat terkesan dengan China. Teman-teman kita di China telah melakukan pekerjaan yang luar biasa, dan kita di Indonesia harus mengikutinya. Setelah kami dari China pada 2023, (saya) langsung semangat membangun desa, kita gaspol (bergerak cepat), pulang langsung gerak, mengubah semuanya yang tidak potensial atau tidak produktif karena melihat (segala) sesuatu yang di sana (China) itu produktif dan potensial dan hampir sama kalau kita bersihkan,” kata Hendrik menggebu-gebu. Berkat kepemimpinan Hendrik, penduduk Desa Purwosono mengembangkan hubungan yang harmonis dengan alam. Warga bahu-membahu membangun dan memelihara tanah dan air, serta membersihkan dasar sungai....
Kunjungan ke China Buka Mata Sejumlah Kades dalam Garap Potensi Desa di Indonesia JAKARTA (Kepri.co.id – Xinhua) – Dengan wajah semringah, nada bicara penuh kebanggaan dan langkah bersemangat, Hendrik Dwi Martono memandu kami menuju bantaran sungai di Desa Purwosono. Air yang jernih mengalir di sungai yang dinaungi pepohonan bambu yang rimbun. Hendrik bercerita bahwa sudut desa itu awalnya gelap dan kumuh. Warga membuang sampah di sana, sementara ranting dan daun juga berserakan tanpa dibersihkan. Selama bertahun-tahun, penduduk menghindari daerah tersebut, dan anak-anak takut bermain di sana. “Dahulu di sini, orang tidak bisa turun. Sudah ada tumpukan sampah, pohon bambu gelap,” kenang sang kepala desa. Namun, semua itu tinggal sejarah. Kini, tempat itu telah disulap menjadi ruang terbuka hijau dengan pepohonan rindang dan air jernih. Meja dan kursi bambu diletakkan di dasar sungai yang dangkal, dengan paviliun rekreasi serta meja dan bangku batu di bantarannya. Beberapa penduduk desa membuka warung, kolam renang anak, restoran serbaguna, dan arena gantangan burung di bantaran sungai yang dinamai Kali Sejuk itu. Kini, tempat yang dahulu gelap dan kumuh berubah menjadi surga bagi penduduk desa setempat untuk bersantai, bersenang-senang, dan bahkan berolahraga, menarik penduduk dari desa-desa sekitarnya. Berbagai sudut di desa itu telah menjadi mesin ekonomi bagi Desa Purwosono. Terlebih lagi, wisatawan dapat masuk tanpa membayar tiket. “Masyarakat yang berjualan. Warga itu tidak membayar, tetapi punya kewajiban untuk membersihkan sungai,” tutur Hendrik. Inspirasi dari Kunjungan ke China: Air dan Alam Sumber Kehidupan Purwosono merupakan sebuah desa seluas 497,9 Hektare di Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Selama dua tahun terakhir, desa yang mayoritas penduduknya bertani tersebut mengalami perkembangan pesat. Inovasi di Purwosono tidak terjadi secara tiba-tiba. Semua berawal dari perjalanan Kepala Desa (Kades), Hendrik Dwi Martono yang tak terlupakan ke China pada 2023. Dirinya terpilih dalam “Program Benchmarking Kepala Desa” Indonesia. “Program Benchmarking Kepala Desa” Indonesia resmi diluncurkan pada 2019. Bekerja sama dengan otoritas pertanian China dan Indonesia, program ini memilih 20 hingga 30 kades di Indonesia setiap tahun, untuk berkunjung dan belajar ke China guna memahami model tata kelola akar rumput China. Hingga 2024, empat sesi telah diselenggarakan. Lebih dari seratus kades telah mengunjungi China untuk menyaksikan perkembangan pedesaan baru di China serta kondisi pembangunannya saat ini, membawa pelajaran berharga kembali ke Indonesia. Dalam kunjungan ke China itu, Hendrik terkesima ketika mengunjungi Desa Dongziguan di Kota Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China timur. “Nah ini, karena kami melihat di China itu airnya bersih (dan) bagus, di sungai-sungai itu dibersihkan. Tenaga kebersihannya pakai perahu,” kenang Hendrik. Dari China, dia belajar bahwa merawat alam dan air memberikan manfaat karena “air dan alam adalah sumber kehidupan.” Setelah kembali ke Purwosono, Hendrik segera merencanakan sebuah inisiatif besar yang melahirkan Kali Sejuk. Dia menggerakkan penduduk desa untuk bergotong royong membersihkan sungai, mengubahnya menjadi area rekreasi bagi penduduknya dan memberinya branding baru, yakni “Kali Sejuk: Alam Desa Indonesia”. “Saya sangat terkesan dengan China. Teman-teman kita di China telah melakukan pekerjaan yang luar biasa, dan kita di Indonesia harus mengikutinya. Setelah kami dari China pada 2023, (saya) langsung semangat membangun desa, kita gaspol (bergerak cepat), pulang langsung gerak, mengubah semuanya yang tidak potensial atau tidak produktif karena melihat (segala) sesuatu yang di sana (China) itu produktif dan potensial dan hampir sama kalau kita bersihkan,” kata Hendrik menggebu-gebu. Berkat kepemimpinan Hendrik, penduduk Desa Purwosono mengembangkan hubungan yang harmonis dengan alam. Warga bahu-membahu membangun dan memelihara tanah dan air, serta membersihkan dasar sungai....

About