@estermenggss: Ea la única real para la pary @ginaaventuraa #amigas #fiesta #bff #pary #oleole

Ester Mengs
Ester Mengs
Open In TikTok:
Region: ES
Thursday 26 May 2022 22:21:05 GMT
26751
3115
32
38

Music

Download

Comments

estheer_bg_
Estherr✨ :
@m.gutiesc tu y yo jajajajjaj
2022-05-29 18:43:10
1
aalbasaancheez
Albiiis⭐️ :
@anaaorizza candy candy candy ajjajajajja
2022-05-27 13:19:51
1
gigiventina
gigiventina :
siempre fieles
2022-05-26 22:41:49
16
user19191918171
Jdhsjwishzjqj :
@esthersanjuann
2022-05-31 20:09:33
1
laragarciiiaa._
lara :
@saraaa._002 🤝🏼
2022-05-31 23:03:18
1
nereariooo
Nerearioo :
@ke222pa
2022-05-27 06:20:10
1
nereita.js
ner💋 :
@_aangelaalpzz_
2022-05-27 06:24:21
1
martinamourelle
marti :
@maaayya_
2022-05-26 22:30:27
1
oihaanemp
:b :
@nereeaaaa2
2022-05-27 13:26:31
1
yaniire_
Yani :
@_luciaaagarcia
2022-05-27 18:03:52
1
jajsjsjkskdjxdjdjdj
Inés :
@sabelavazquezz__ yo soy esa
2022-05-28 12:47:07
1
laluu._
clau🌼 :
@iness
2022-05-30 15:17:33
1
elsaa.santacruz
elsa :
@💘💘💘💘
2022-05-28 22:59:39
1
elenasalas._
elenasalas._ :
@albaacorreaa
2022-05-27 08:49:45
0
user25171123
User25171123 :
@adioosqtaaal_
2022-05-28 13:27:47
0
ginafelix04
Gina🎀 :
Las ginas >>>
2022-05-31 00:01:21
0
alee.sancheezz
alee :
@viicky_er4
2022-05-31 11:12:00
0
nessamarcoo
nessamarcoo :
@julia_200719
2022-05-27 12:25:31
0
sotoox
iris soto :
@alejaandrax._
2022-05-27 00:41:23
0
crxtinx_07
𝒞𝓇𝒾𝓈𝓉𝒾𝓃𝒶 :
@_ainaramaartinezz siempre fieles a la fiesta 🫶🏻🫶🏻
2022-08-07 21:36:11
0
To see more videos from user @estermenggss, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

(1.)
(1.) "Silent Control." Jam digital di layar ponselmu berkedip: 00:08. Kamu baru saja turun dari taxi terakhir yang bersedia mengambilmu. Jalanan sudah sepi, udara malam begitu menusuk. Tapi rasa dingin itu tak ada apa-apanya dibanding perasaan yang menghantui sejak kamu memutuskan keluar rumah tanpa izin, tanpa pamit pada Heeseung. Kamu memutar kunci apartemen perlahan, berharap tidak membuat suara. Tapi begitu pintu terbuka, kamu tahu usahamu sia-sia. Cahaya dari lampu meja menyinari ruangan dengan redup, dan di tengahnya, dia duduk. Heeseung. Kakinya terbuka lebar, satu tangan menggenggam botol air dingin, satu lagi bertumpu di lutut. Pandangannya lurus ke arahmu. Tidak ada senyum, tidak ada sapaan. Hanya mata gelap yang mengawasi atau... menghakimi. "Baru pulang" suaranya pelan, tapi tegas. "Dari mana?" Kamu menunduk, melepas sepatu pelan, dan berjalan ke arah dapur. “Nongkrong” jawabmu singkat. Kamu tidak ingin bertengkar malam ini. Kamu lelah. Bukan karena perjalanan pulang, tapi karena hatimu sudah remuk sejak beberapa hari terakhir. Heeseung terlalu tenggelam dalam gamenya. Terlalu nyaman hidup dalam dunia virtual dan membiarkanmu menjadi asing di dunia nyatanya. Kamu sudah mencoba bicara, mencoba bersikap manja, bahkan memasak menu favoritnya. Tapi semuanya ditanggapi dengan senyum seadanya, atau yang lebih menyakitkan... diabaikan. Jadi malam ini, kamu memilih pergi. Bukan untuk membuatnya cemburu, tapi untuk mengingatkan dirimu bahwa kamu masih hidup. Tapi kamu lupa satu hal: pria seperti Heeseung tidak suka diabaikan. Langkah kakimu terhenti saat kamu mendengar suara gesekan kursi. Sebelum kamu sempat berbalik, tangan dingin mencengkeram pinggang mu dan menarikmu paksa. “Heeseung—” Tubuhmu didorong ke dinding dengan keras. Bukan sampai menyakitkan, tapi cukup membuatmu membeku. Napasmu tercekat saat matanya menatapmu, hanya beberapa inci dari wajahmu. "Jangan pernah lupain siapa yang kamu hadapi" ucapnya pelan, namun tajam seperti belati. “Aku nggak suka kamu kayak gitu.” Kamu terdiam. Tubuhmu gemetar. Kamu tahu Heeseung punya sisi posesif. Tapi tidak pernah sampai seperti ini. “Aku cuma butuh waktu buat sendiri. Kamu nggak pernah dengerin aku lagi, Hee.” Suaramu akhirnya keluar, serak. “Bahkan waktu aku ngomong, kamu sibuk sama gamemu.” Dia memejamkan mata sejenak, mengatur napasnya. Tapi genggamannya tetap tak lepas dari pinggangmu. “Aku tahu aku kurang. Tapi kamu pergi keluar tengah malam tanpa bilang. Sama siapa kamu? Siapa yang bawa kamu pulang? Kamu pikir aku nggak tahu, ya?” Kamu mencoba mendorong tubuh nya menjauh, tapi. tidak bisa. “Cukup, Heeseung. Aku gak suka dikekang.” Heeseung semakin mendekat, suaranya nyaris seperti bisikan di telingamu. “Tapi kamu tinggal di sini. Kamu tidur di ranjangku. Kamu makan dari hasil kerja aku. Kamu pikir itu tanpa konsekuensi?” Dadamu terasa sesak. Kalimat itu mengiris harga dirimu. “Aku bisa pergi sekarang kalau kamu mau” tantangmu, mencoba terdengar kuat meski tubuhmu lemas. Namun Heeseung hanya menatapmu lama. Lalu tiba-tiba dia mundur selangkah, melepaskanmu sepenuhnya. “Pergi” katanya, singkat. Kamu terdiam. “Kamu sekarang gini, Hee?” ucapmu sambil tertawa pahit. Dia mengambil napas panjang. “Tapi aku gak tahan kamu ngilang kayak tadi.” Hening menyelimuti ruangan. Akhirnya kamu membuka suara, lebih tenang. “Aku nggak pergi buat nyakitin kamu. Aku pergi karena aku capek disakiti diam-diam. Aku pengen kamu sadar, bahwa aku di sini bukan cuma buat nemenin kamu ngeladenin ego tiap hari.” Heeseung tidak menjawab. Tatapannya kosong. Kamu melangkah pelan, mengambil air dari kulkas. Saat kamu membuka botol, suara ponsel Heeseung berdering. Kamu tak berniat peduli. Tapi dari kejauhan, kamu dengar suara notifikasi otomatis membaca isi pesan yang masuk: “Lokasi target bergerak. Rute pulang sesuai prediksi. Monitoring lanjut?” Kamu membeku. Pandangamu beralih ke Heeseung, yang sekarang sedang menatapmu tajam Dan tiba-tiba, semua rasa takutmu malam ini... menjadi masuk akal. Next? #leeheeseung #heeseung #fyp

About