@tamilarasan_rao: Unmaiya irutha pain lastly 💔💯#myownvoice #tamilarasanrao #tamilmuser #fyp #failure #missyou #fypシ #malaysia

Tamilarasan.rao
Tamilarasan.rao
Open In TikTok:
Region: MY
Monday 20 June 2022 13:14:30 GMT
362030
27936
692
2827

Music

Download

Comments

rebelaathu009
🇷 🇪 🇧 🇪 🇱 🐼 :
unmaiii
2025-09-16 04:23:51
0
budakwmcm
👑🇨🇱ANAK MELAKA BOSKU🇨🇱👑 :
yes it's true bro💯✨💔💔😔😔
2025-04-07 02:44:49
2
sarvin165
GV_VINN💙 :
romba kasthema irukke 🫠💔
2025-02-28 08:31:48
0
music5834
P@v!TR@ :
truth brother
2025-08-13 14:36:25
0
mr.vampire._.21
🦂𝒎𝒓.𝒗𝒙𝒎𝒑𝒊𝒓𝒆_21🦂 :
athukku pesamey unmaiyave irukkelam bro poiya irukkere vide 🥀💯
2022-06-21 15:53:06
4
thiagaking
🦁THIAGA KING 💘PREMA💘 🦁 :
hi bro
2025-09-20 12:36:32
0
jslovefamily
Kiti :
what u tell true but let them like that we must do honest true one day got gv happiness forever
2022-06-20 14:34:01
10
devaboy020417
DR | 1710💛🤍 :
True lah Bro what to do we show love but they hurt us more💔❤️‍🩹💯
2022-06-22 16:51:22
0
komalah21
Komalah 2112 :
True brother
2022-06-20 14:26:16
40
ammukutti030331
🧿A🧿V🧿AMMU🧿 KUTTI 🧿 :
yes friend
2022-06-20 14:31:05
2
_.sxmxthx._
𝟏𝟎:𝟐𝟕🖤🧸 :
True Anne....😌💔🥀💯
2022-06-20 14:44:31
1
srithaquen
alaguponnew 💙🦋❤️🍂🩷 :
true anne😢😢😢
2024-07-12 02:56:38
0
selvinadarajah
❤️Selvi❤️ :
💯 true
2025-05-30 15:16:43
0
thara_raj0905
Jho Raj😎👀💯 :
nobrother avunghe than poiya cheap ah nadenthukuranghe nambelum apedi irukevenam ippo unmaiya irunthu kaayam padurumna varum kalathulenambe happy
2022-08-17 10:03:00
0
subhha00subha
💞Subha💞🐼🐒 :
yes 🙌
2022-06-20 14:25:50
8
arasan1908
Asan 19 :
it's true
2022-06-21 06:44:52
1
sun_of_somasundaram
darkmood11 :
True
2022-06-21 03:54:57
1
jaighanthannaidu2000
jaighanthan :
true bro
2022-07-14 10:40:44
1
user9641974907445
sivajini@sk :
yes it"s true🥰🥰🥰🥰
2022-06-21 01:12:17
1
rinsathrinsathrin
Rinsath G4T :
unmaithan bro
2024-08-12 17:11:39
0
prithiksha_7366
_ SHA 9097 _ 💛🪐🌹 :
💯 true
2022-06-20 14:32:09
1
budakwmcm
👑🇨🇱ANAK MELAKA BOSKU🇨🇱👑 :
10000%%🔥🔥😔😔
2025-04-07 18:11:26
0
hafisah54
💙nur💙 :
yes true bro
2022-06-20 14:07:03
1
_moganapapa_
AKVIRA🖤💎🌙 :
true
2022-06-20 15:10:37
1
sjeswary
sjeswary :
True 🥰
2022-06-20 15:05:06
1
To see more videos from user @tamilarasan_rao, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Mencoba Menipu Rakyat dengan Kata “Nonaktif”  Oleh: Nazaruddin  Ada yang janggal dari sikap beberapa partai politik belakangan ini. NasDem, PAN, dan Golkar sama-sama merilis pernyataan “menonaktifkan” anggota DPR mereka yang dinilai telah menyakiti hati rakyat. Sekilas, publik mungkin menganggap itu langkah tegas. Namun bila ditelisik lebih dalam, justru tampak pola yang penuh manipulasi.  Pertama, istilah nonaktif sama sekali tidak dikenal dalam undang-undang. Dalam UU tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3), anggota DPR berhenti hanya karena tiga hal: (1) meninggal dunia; (2) mengundurkan diri secara tertulis; atau (3) diberhentikan oleh partai politik pengusungnya, baik karena berhalangan tetap maupun pelanggaran tertentu. Tidak ada ruang bagi status abu-abu bernama nonaktif. Artinya, ini istilah politik, bukan istilah hukum.  Kedua, penggunaan istilah ini rawan multitafsir. Seolah-olah ada sanksi, padahal pada kenyataannya kursi tetap melekat pada yang bersangkutan. Rakyat dibiarkan merasa puas sesaat, seakan ada tindakan nyata, padahal substansinya nihil. Bukan kebetulan pula bahwa surat keputusan partai-partai tersebut dikeluarkan setelah pertemuan para ketua umum dengan Prabowo di Hambalang. Terlalu banyak kemiripan untuk dianggap kebetulan belaka.  Ketiga, skenario di balik istilah nonaktif justru lebih berbahaya. Dengan memanfaatkan daya ingat publik yang kerap pendek, partai-partai politik mencoba menciptakan jeda waktu. Begitu kondisi dianggap kondusif, yang dinonaktifkan bisa saja diaktifkan kembali. Seolah-olah tidak pernah terjadi pelanggaran, seolah-olah luka rakyat bisa sembuh hanya dengan permainan kata.  Manipulasi bahasa politik semacam ini bukan hal baru, namun semakin vulgar ketika digunakan untuk meredam kemarahan rakyat. Ketika demonstrasi membesar, partai-partai buru-buru mencari istilah aman, bukan solusi nyata. Alih-alih mencopot kader yang melukai rakyat, mereka justru menyusun skenario pengembalian kursi dengan cara yang sah secara partai, tetapi melanggar etika publik.  Rakyat berhak curiga: ini bukan sanksi, melainkan sekadar taktik pendinginan situasi. Padahal, yang dibutuhkan sekarang adalah kejelasan, transparansi, dan keberanian partai politik untuk menegakkan aturan. Jika benar ingin berbenah, gunakan mekanisme resmi: pemberhentian tetap, lalu pergantian antar waktu (PAW). Bukan trik nonaktif yang absurd dan penuh tipu daya.  Sejarah akan mencatat: partai-partai yang mencoba mempermainkan rakyat dengan kata-kata justru sedang menabung ketidakpercayaan yang lebih besar. Jangan kira rakyat mudah lupa. #dpr #partaipolitik #menipurakyat
Mencoba Menipu Rakyat dengan Kata “Nonaktif” Oleh: Nazaruddin Ada yang janggal dari sikap beberapa partai politik belakangan ini. NasDem, PAN, dan Golkar sama-sama merilis pernyataan “menonaktifkan” anggota DPR mereka yang dinilai telah menyakiti hati rakyat. Sekilas, publik mungkin menganggap itu langkah tegas. Namun bila ditelisik lebih dalam, justru tampak pola yang penuh manipulasi. Pertama, istilah nonaktif sama sekali tidak dikenal dalam undang-undang. Dalam UU tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3), anggota DPR berhenti hanya karena tiga hal: (1) meninggal dunia; (2) mengundurkan diri secara tertulis; atau (3) diberhentikan oleh partai politik pengusungnya, baik karena berhalangan tetap maupun pelanggaran tertentu. Tidak ada ruang bagi status abu-abu bernama nonaktif. Artinya, ini istilah politik, bukan istilah hukum. Kedua, penggunaan istilah ini rawan multitafsir. Seolah-olah ada sanksi, padahal pada kenyataannya kursi tetap melekat pada yang bersangkutan. Rakyat dibiarkan merasa puas sesaat, seakan ada tindakan nyata, padahal substansinya nihil. Bukan kebetulan pula bahwa surat keputusan partai-partai tersebut dikeluarkan setelah pertemuan para ketua umum dengan Prabowo di Hambalang. Terlalu banyak kemiripan untuk dianggap kebetulan belaka. Ketiga, skenario di balik istilah nonaktif justru lebih berbahaya. Dengan memanfaatkan daya ingat publik yang kerap pendek, partai-partai politik mencoba menciptakan jeda waktu. Begitu kondisi dianggap kondusif, yang dinonaktifkan bisa saja diaktifkan kembali. Seolah-olah tidak pernah terjadi pelanggaran, seolah-olah luka rakyat bisa sembuh hanya dengan permainan kata. Manipulasi bahasa politik semacam ini bukan hal baru, namun semakin vulgar ketika digunakan untuk meredam kemarahan rakyat. Ketika demonstrasi membesar, partai-partai buru-buru mencari istilah aman, bukan solusi nyata. Alih-alih mencopot kader yang melukai rakyat, mereka justru menyusun skenario pengembalian kursi dengan cara yang sah secara partai, tetapi melanggar etika publik. Rakyat berhak curiga: ini bukan sanksi, melainkan sekadar taktik pendinginan situasi. Padahal, yang dibutuhkan sekarang adalah kejelasan, transparansi, dan keberanian partai politik untuk menegakkan aturan. Jika benar ingin berbenah, gunakan mekanisme resmi: pemberhentian tetap, lalu pergantian antar waktu (PAW). Bukan trik nonaktif yang absurd dan penuh tipu daya. Sejarah akan mencatat: partai-partai yang mencoba mempermainkan rakyat dengan kata-kata justru sedang menabung ketidakpercayaan yang lebih besar. Jangan kira rakyat mudah lupa. #dpr #partaipolitik #menipurakyat

About