Language
English
عربي
Tiếng Việt
русский
français
español
日本語
한글
Deutsch
हिन्दी
简体中文
繁體中文
Home
How To Use
Language
English
عربي
Tiếng Việt
русский
français
español
日本語
한글
Deutsch
हिन्दी
简体中文
繁體中文
Home
Detail
@sosophie:
soph
Open In TikTok:
Region: US
Sunday 26 June 2022 13:13:48 GMT
2756
125
3
2
Music
Download
No Watermark .mp4 (
2.44MB
)
No Watermark(HD) .mp4 (
0.86MB
)
Watermark .mp4 (
0MB
)
Music .mp3
Comments
ry :
Oui oui
2022-06-26 18:09:24
1
Mara :
Haha nice
2022-06-26 22:26:55
1
Mara :
😃
2022-06-26 22:27:07
1
To see more videos from user @sosophie, please go to the Tikwm homepage.
Other Videos
it’s mainly my dad talking about he wants me home at 8 pm latest lmao
#قران_كريم #يحيى #سبحان_الله_وبحمده_سبحان_الله_العظيم
💛 #foryou #foryoupage #fyp #OOTD
#fyp #foryou #fypシ #fypage
Rumah itu terlalu besar untuk dua orang asing yang terikat lewat buku nikah orang tua mereka. Sejak Mama menikah dengan Papa Seungcheol, hidupku berubah. Bukan seperti drama keluarga bahagia yang sering kutonton, tapi lebih seperti film bisu dengan dua pemeran utama yang saling asing meski tinggal di atap yang sama. Seungcheol, anak satu-satunya dari ayah tiriku adalah sosok yang sulit didekati. Alumni angkatan 32 dari kampusku, katanya dulu aktivis kampus, karismatik, dan idola banyak mahasiswa. Tapi yang kutau sekarang, dia hanya seorang pria berumur akhir dua puluhan, perokok berat, dan terlalu sering melamun di teras belakang seperti kehilangan arah hidup. Dan malam ini, untuk pertama kalinya, kami benar-benar hanya berdua di rumah ini. Mama dan papanya sedang ke Eropa untuk urusan bisnis sekaligus bulan madu mereka. Sementara aku disini harus berhadapan dengan pria yang tak pernah menatapku lebih dari tiga detik. *** Dari dapur, aku melihat asap mengepul di antara cahaya lampu taman. Aku tau siapa itu. Hanya ada satu orang yang suka duduk sendiri di teras belakang sambil membakar paru-parunya. Aku mengambil sebungkus permen mint dari atas meja, lalu melangkah pelan ke arah teras. Dia duduk di pinggir kursi panjang kayu, kaki kirinya bertumpu di atas lutut kanan. Matanya menatap kosong ke arah taman. Di antara jari-jarinya, rokok itu berkedip merah. “Kak Seungcheol…” panggilku pelan. Dia menoleh sebentar. Tidak menjawab. Hanya kembali menatap ke depan, lalu menghisap rokoknya dalam-dalam. Aku berdiri di hadapannya, menyilangkan tangan di dada. “Aku cuma mau nanya satu hal” suaraku tenang, tapi terasa menusuk. “Apa kamu masih ga merestui pernikahan Papamu dan Mamaku?” Asap rokok mengepul dari mulutnya dan dia mengehembuskannya tepat ke wajahku. Aku terbatuk keras, mundur sedikit sambil menepis asap itu dengan tangan. "Ya ampun, Seungcheol! Ga sopan banget sih ih! Kalo aku mati karena sesak nafas gimana?!" Aku refleks memukul dadanya dengan kesal. Dia hanya diam. Senyum tipis menghiasi wajahnya yang redup. Senyum itu dingin. Seperti mengejek. Seperti menyimpan banyak luka. “Aku ngerti kamu mungkin masih trauma karena kehilangan mama kamu” lanjutku dengan nada lebih lembut “tapi itu bukan salah Mama. Dan bukan salahku juga. Ini semua udah takdirnya.” Dia diam. Hanya bunyi puntung rokok yang jatuh ke abu sisa sebelumnya. “Aku cuma pengen kita ga asing satu sama lain. Yaa gaperlu akrab banget juga, tapi setidaknya jangan seolah aku ini cuma tamu di rumah sendiri.” Masih tak ada jawaban. Aku menghela napas panjang, lalu mengeluarkan sebungkus permen dari saku jaket. “Sama satu lagi, kalau kamu ga bisa berhenti ngerokok, setidaknya kurangi. Ganti sama permen ini. Atau mungkin sesuatu yang lebih manis lainnya.” Aku menyodorkan satu padanya. Tapi sebelum sempat disentuh, tanganku ditepis kasar. Permennya jatuh, menggelinding ke rumput. Aku terdiam. Mataku memandangnya dengan kecewa. Namun sebelum aku bisa bicara lagi, dia berdiri. Dan dalam sekejap — tanpa aba-aba, tanpa isyarat dia menarik wajahku mendekat dan menciumku. Tepat di bibir. Hangat dan singkat … tapi ini sungguh sangat mengejutkan. Aku membeku. Mataku melebar. Napasku tercekat. Dia menarik diri pelan, lalu menatapku lurus untuk pertama kalinya sejak kami serumah. “Kalau rokok diganti sama yang ini...” suaranya serak, berat. “gua mau.” Aku masih diam. Jantungku berdetak keras. Tanganku gemetar. Seungcheol hanya kembali duduk. Mengambil permen di atas rerumputan yang sebelumnya ku berikan lalu berkata: “Gua emang ga setuju sama pernikahan mama dan papa, tapi bukan berarti gua benci sama mama lo. Gua ga setuju karena yang seharusnya jadi pengantin disini itu lo sama gua. Bukan mereka. Gua yang suka sama lo duluan. Jauh sebelum papa gua kenal sama mama lo.” Ya. Begitulah takdir mempermainkan kita. ---- #pov #seungcheol #scoups #seventeen #svt #fyp #foryou #foryoupage #fypage #xybca
#lovequotes #lovequote #quoteslove
About
Robot
Legal
Privacy Policy