@victoriacarotudela: Ahora sí, díselo bro 🏀 @Lupe

Victoria Caro
Victoria Caro
Open In TikTok:
Region: ES
Saturday 22 October 2022 13:16:57 GMT
964745
96317
136
114

Music

Download

Comments

siisoyysaraa22
Llévame al Camp Nou. :
se parecen mucho lol
2022-10-22 13:30:56
813
susanajimenezgipsyking
susanajimenezgipsyking :
n no
2022-10-27 22:55:00
26
albmartinn
Alba Martín :
Lupe es adictiva
2022-10-23 10:20:53
0
nour_berkane49
berkaniya🇲🇦 :
mucha jente cuando se opera no hace vídeos está cansado pero vistoria cómo está su mejor amiga la cuida y le motiva q Dios os deje esa amistad 🥰🥰🥰
2022-10-22 15:19:39
51
hxnda.tk
⛓𝑯𝒊𝒏𝒅𝒂⛓ :
lo ah vuelto a subir
2022-10-22 13:33:57
56
mmalak.ch
Malak 🇲🇦 :
Porque parecen hermanas 😍 me encantais
2022-10-22 14:45:19
126
ednaritmica
✨𝙴𝚍𝚗𝚊✨ :
Hola 😅✨
2022-10-22 13:19:38
53
valeriaa.em_
Valeria :
porque lo ha borrado?
2022-10-22 13:56:45
3
sheilaal_20
sheilaal :
Tiene TikTok?
2022-10-27 15:48:24
1
gcharlixx2
✨29-6-2022✨ :
hola guapas
2022-10-22 13:23:07
7
teeresaa___
teeresaa___ :
guapiisimass😩😩
2022-10-22 13:22:23
7
giselleebritoo
gisellebrito :
Bonitas ❤️
2022-10-22 13:27:07
2
tuloca0106
🖤 VALERIA :
guapaaaaaassss os amooo🥰🥰🥰🥰
2022-10-22 13:21:28
2
iireeeneee.8
𝓘𝓻𝓮𝓷𝓮 :
Hola respondes?
2022-10-22 13:50:53
1
lolapereg
lolalolailo :
Respondes 🥰
2022-10-22 13:21:38
1
inesquik2.0
Inesaaa🥰 :
Ay q guapas
2022-10-23 13:01:27
1
its_fwcdmx
✨💫 :
Guapassssss :00
2022-10-22 13:21:19
1
la_.privadaaa
nassima :
qguapaaas🥰
2022-10-22 20:25:08
1
.aaa206
🫶🏻😻 :
Parecen hermanas 😖😍
2022-10-22 18:50:59
1
liisaax__
🕷️ :
Que drill
2022-10-22 14:59:38
1
saffaa_.mz
صفاء :
q guapas😍😍
2022-10-22 14:58:39
1
uuussseeerrr_0
uuussseeerrr_0 :
Preciosas 😍😍😍
2022-10-22 15:21:36
1
yasssmine.mrrc
𝑦𝑎𝑠𝑚𝑖𝑛𝑒 :
que guapassss
2022-10-22 16:19:43
1
userrrrr03050
M :
q guapa la del pañuelo 😍
2022-10-23 10:50:47
1
adri.ii.ii
adri.ii.ii :
son iguales tío 😍
2022-10-25 20:53:43
1
To see more videos from user @victoriacarotudela, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

POV:  Part 1 Sunoo duduk di bangku paling ujung dekat jendela. Setiap hari. Sendirian. Tak banyak suara, tak banyak gerak. Dia seperti bayangan, selalu ada tapi tak pernah benar-benar terlihat. Orang-orang hanya tahu satu hal tentang Sunoo—dia pintar. Tapi tidak ada yang tahu bahwa di balik nilai-nilainya yang sempurna, Sunoo menyimpan rumah yang retak dan hati yang lebih hancur dari yang bisa dibayangkan. Sunoo adalah anak dari keluarga yang terpecah. Ayah dan ibunya sudah lama tidak bicara, dan ia tumbuh di tengah rumah yang sunyi... tapi penuh pertengkaran dingin. Tak ada pelukan. Tak ada tanya, “Kamu baik-baik saja?” Dan ia terbiasa sendiri. Sampai suatu hari, hujan turun sangat deras saat jam pulang sekolah. Semua siswa berlarian ke luar, berebut payung, tertawa, menggigil. Tapi di bawah langit yang basah itu, Sunoo hanya berdiri diam di depan kelas. Tak bergerak. Rambutnya sudah mulai basah, tapi ekspresinya datar. Seolah ia sudah biasa kehujanan... dalam arti yang sesungguhnya maupun tidak. Di situlah Y/N melihatnya. “Sunoo?” panggil Y/N ragu. Ia mendekat, membawa payung kecil berwarna biru. Sunoo menoleh. Lamat-lamat. Matanya lelah, tapi tidak kasar. “Kamu gak bawa payung?” tanya Y/N. Sunoo menggeleng. “Gak papa.” Y/N mengangkat payungnya. “Bareng aku aja, yuk.” Sunoo terdiam beberapa detik. Memandang payung itu, lalu wajah Y/N. “…Oke,” gumamnya akhirnya. --- Sejak hari itu, Y/N mulai duduk di sebelahnya saat istirahat. Awalnya Sunoo tak banyak bicara. Hanya menjawab kalau ditanya. Tapi Y/N bukan tipe yang gampang menyerah. “Aku tuh penasaran banget sama kamu, tau.” “Kenapa?” “Soalnya kamu kayak... ada di dunia yang beda. Tapi tetap kelihatan paling cerdas.” Sunoo hanya tersenyum tipis. Tapi senyum itu cukup untuk membuat Y/N yakin—ada seseorang di balik diamnya. Dan semakin hari, mereka mulai terbiasa duduk berdua. Tidak selalu bicara. Kadang hanya membaca, kadang hanya diam. Tapi diam itu bukan lagi kesepian. Diam itu... jadi rasa aman. --- Sore itu, mereka duduk di belakang gedung sekolah. Tempat sepi favorit Sunoo. Langit sore berwarna oranye lembut. Angin meniupkan daun-daun kering, dan suasana begitu tenang. “Aku capek,” gumam Sunoo pelan, sambil menatap langit. Y/N menoleh, sedikit khawatir. “Kenapa? Ada yang sakit?” Sunoo tak menjawab langsung. Ia hanya memejamkan mata, lalu bersandar pelan di pundak Y/N. “Boleh aku tidur sebentar?” “Boleh,” bisik Y/N sambil menahan napas. Sunoo merebahkan kepala di pangkuan Y/N. Matanya masih tertutup, tapi bibirnya bergerak pelan. “Aku... sebenarnya sakit.” Deg. Y/N membeku. “Sakit apa?” Sunoo masih memejam, suaranya pelan seperti angin yang hampir hilang. “Aku punya penyakit di jantung. Udah dari kecil. Gak parah... tapi bisa jadi parah kalau aku terlalu lelah.” “…Kenapa gak pernah bilang siapa-siapa?” “Aku gak tahu rasanya... punya orang yang peduli.” Y/N menggigit bibir. Air mata tak bisa dicegah. Tangannya perlahan mengusap rambut Sunoo yang basah oleh keringat dan air hujan kemarin. “Kamu punya aku sekarang,” bisik Y/N. Mata Sunoo perlahan terbuka. Pandangannya mengarah ke Y/N, lama. Lalu, untuk pertama kalinya... Dia tersenyum. Bukan senyum terpaksa. Tapi senyum dari seseorang yang akhirnya merasa... tidak sendirian. --- Sejak hari itu, Sunoo mulai berubah. Dia masih pendiam, tapi tidak lagi tertutup. Dia mulai membalas senyuman Y/N saat masuk kelas. Mulai tertawa pelan saat Y/N cerita hal-hal aneh. Mulai menunggu di depan gerbang saat Y/N telat datang. Dan setiap kali tubuhnya mulai lelah, dia selalu berkata, “Aku bisa tenang, karena ada kamu.” Y/N bukan dokter. Bukan penyelamat. Tapi kehadirannya—yang sederhana tapi tulus—menjadi obat bagi luka yang tak pernah terlihat. Sunoo tidak lagi sendirian. Karena di tengah dunia yang penuh retak, akhirnya dia punya satu tangan yang tidak melepaskannya. eitsss ini masih ada lanjutannya yaa komen lanjut gyusss🤗 #sunoo ##enhypen #pov #fyp #xyzbca
POV: Part 1 Sunoo duduk di bangku paling ujung dekat jendela. Setiap hari. Sendirian. Tak banyak suara, tak banyak gerak. Dia seperti bayangan, selalu ada tapi tak pernah benar-benar terlihat. Orang-orang hanya tahu satu hal tentang Sunoo—dia pintar. Tapi tidak ada yang tahu bahwa di balik nilai-nilainya yang sempurna, Sunoo menyimpan rumah yang retak dan hati yang lebih hancur dari yang bisa dibayangkan. Sunoo adalah anak dari keluarga yang terpecah. Ayah dan ibunya sudah lama tidak bicara, dan ia tumbuh di tengah rumah yang sunyi... tapi penuh pertengkaran dingin. Tak ada pelukan. Tak ada tanya, “Kamu baik-baik saja?” Dan ia terbiasa sendiri. Sampai suatu hari, hujan turun sangat deras saat jam pulang sekolah. Semua siswa berlarian ke luar, berebut payung, tertawa, menggigil. Tapi di bawah langit yang basah itu, Sunoo hanya berdiri diam di depan kelas. Tak bergerak. Rambutnya sudah mulai basah, tapi ekspresinya datar. Seolah ia sudah biasa kehujanan... dalam arti yang sesungguhnya maupun tidak. Di situlah Y/N melihatnya. “Sunoo?” panggil Y/N ragu. Ia mendekat, membawa payung kecil berwarna biru. Sunoo menoleh. Lamat-lamat. Matanya lelah, tapi tidak kasar. “Kamu gak bawa payung?” tanya Y/N. Sunoo menggeleng. “Gak papa.” Y/N mengangkat payungnya. “Bareng aku aja, yuk.” Sunoo terdiam beberapa detik. Memandang payung itu, lalu wajah Y/N. “…Oke,” gumamnya akhirnya. --- Sejak hari itu, Y/N mulai duduk di sebelahnya saat istirahat. Awalnya Sunoo tak banyak bicara. Hanya menjawab kalau ditanya. Tapi Y/N bukan tipe yang gampang menyerah. “Aku tuh penasaran banget sama kamu, tau.” “Kenapa?” “Soalnya kamu kayak... ada di dunia yang beda. Tapi tetap kelihatan paling cerdas.” Sunoo hanya tersenyum tipis. Tapi senyum itu cukup untuk membuat Y/N yakin—ada seseorang di balik diamnya. Dan semakin hari, mereka mulai terbiasa duduk berdua. Tidak selalu bicara. Kadang hanya membaca, kadang hanya diam. Tapi diam itu bukan lagi kesepian. Diam itu... jadi rasa aman. --- Sore itu, mereka duduk di belakang gedung sekolah. Tempat sepi favorit Sunoo. Langit sore berwarna oranye lembut. Angin meniupkan daun-daun kering, dan suasana begitu tenang. “Aku capek,” gumam Sunoo pelan, sambil menatap langit. Y/N menoleh, sedikit khawatir. “Kenapa? Ada yang sakit?” Sunoo tak menjawab langsung. Ia hanya memejamkan mata, lalu bersandar pelan di pundak Y/N. “Boleh aku tidur sebentar?” “Boleh,” bisik Y/N sambil menahan napas. Sunoo merebahkan kepala di pangkuan Y/N. Matanya masih tertutup, tapi bibirnya bergerak pelan. “Aku... sebenarnya sakit.” Deg. Y/N membeku. “Sakit apa?” Sunoo masih memejam, suaranya pelan seperti angin yang hampir hilang. “Aku punya penyakit di jantung. Udah dari kecil. Gak parah... tapi bisa jadi parah kalau aku terlalu lelah.” “…Kenapa gak pernah bilang siapa-siapa?” “Aku gak tahu rasanya... punya orang yang peduli.” Y/N menggigit bibir. Air mata tak bisa dicegah. Tangannya perlahan mengusap rambut Sunoo yang basah oleh keringat dan air hujan kemarin. “Kamu punya aku sekarang,” bisik Y/N. Mata Sunoo perlahan terbuka. Pandangannya mengarah ke Y/N, lama. Lalu, untuk pertama kalinya... Dia tersenyum. Bukan senyum terpaksa. Tapi senyum dari seseorang yang akhirnya merasa... tidak sendirian. --- Sejak hari itu, Sunoo mulai berubah. Dia masih pendiam, tapi tidak lagi tertutup. Dia mulai membalas senyuman Y/N saat masuk kelas. Mulai tertawa pelan saat Y/N cerita hal-hal aneh. Mulai menunggu di depan gerbang saat Y/N telat datang. Dan setiap kali tubuhnya mulai lelah, dia selalu berkata, “Aku bisa tenang, karena ada kamu.” Y/N bukan dokter. Bukan penyelamat. Tapi kehadirannya—yang sederhana tapi tulus—menjadi obat bagi luka yang tak pernah terlihat. Sunoo tidak lagi sendirian. Karena di tengah dunia yang penuh retak, akhirnya dia punya satu tangan yang tidak melepaskannya. eitsss ini masih ada lanjutannya yaa komen lanjut gyusss🤗 #sunoo ##enhypen #pov #fyp #xyzbca

About