@ul0.9: لعيونكم 🌎💖 #تكتك #كاس_الخليج #اكسبلور #هاشتاق #مدينةالصدر #السعودية #شعب_الصيني_ماله_حل😂😂 #اسو #ابوددو #العراق #شلوخ_مانبيع_ما_عدنه_شي👑🧭🧿 #ابوددو🛫🛫☣️🕗🥇شعدكم #اسود #طريبيل #يارب

ul0.8
ul0.8
Open In TikTok:
Region: IQ
Saturday 28 January 2023 15:07:39 GMT
35822
1162
13
124

Music

Download

Comments

abdullahlhanen
عبودي :
اصيل ستمر
2023-01-31 20:05:44
1
z._c.c
؏ـلـوسہ🐟🇷🇺 :
معدل نته وحلالك
2023-01-28 16:41:58
1
.r00w
رضــَا 🪐 :
الله يعمره الك حبيبي
2023-01-28 15:23:53
0
a18.rt
علي عادل :
الله يعمرها
2023-02-01 19:51:38
0
ah19r
مَصٌطّفِّى آلَحٌلَفِّيِّ 💤 :
تبيع
2025-04-28 02:08:36
0
mustfahasm
مصطفى حازم :
الله يحفظك ويحفضه الك بحق محمد وآل محمد
2023-11-18 18:07:05
0
ax19__2
﮼ابو،اورهان †❣️ :
🥰
2025-04-06 21:51:41
0
mqpl07
ابوصالح السراي✅ :
♥️♥️♥️
2024-12-22 22:05:28
0
x39kf
آيـَۅ//𝑨𝒀𝑨♡ :
هاذا لصفحه لشفافه كساع واحد ردم بيهه 😂
2023-02-07 15:35:24
0
To see more videos from user @ul0.9, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Seperti penonton yang jengah pada film yang alurnya tak kunjung membaik. Rasanya ingin berdiri, keluar dari bangku ini, lalu menutup layar besar di depanku. Tapi sayangnya, yang kusaksikan ini bukan fiksi, ini aku. Ini hidupku. Ada bab-bab yang bahkan untuk membacanya kembali saja aku takut. Ada kenangan yang kalau disentuh sedikit saja, rasanya seperti membuka luka yang belum kering. Aku ingin pura-pura lupa, ingin menulis ulang naskahnya, tapi bagaimana caranya? Aku terjebak di lembaran yang sama, dengan nama-nama yang tak bisa kuhapus begitu saja. Kukira dulu aku cukup kuat. Kukira kalau aku bertahan, segalanya akan lunas terbayar dengan akhir yang bahagia. Tapi nyatanya, semakin kupaksa berdamai dengan semuanya, semakin dalam aku tenggelam. Terkadang aku iri pada orang-orang yang bisa memulai lembar baru tanpa membawa serpihan masa lalunya. Sedangkan aku? Bahkan berjalan pun rasanya menyeret luka. Kalau saja hidup ini bisa dipijak ulang seperti papan permainan, aku ingin meletakkan pionku di titik paling jauh dari segala hal yang membuatku patah. Aku ingin lahir tanpa pernah mengenal beberapa nama, tanpa harus jatuh cinta pada orang yang tak pernah benar-benar menoleh ke arahku. Tapi aku juga tahu, berlari pun takkan pernah benar-benar bisa pergi. Karena sekuat apa pun aku menutup mata, semuanya sudah terukir di kepala. Dan mungkin, satu-satunya jalan pulang adalah tetap berdiri di sini, berserah pada Tuhan. Kalau nanti takdirnya memang aku diizinkan menulis bab baru, aku hanya ingin isinya lebih damai. Lebih tenang. Tanpa orang-orang yang menjadikan aku sekadar jeda. Sampai waktu itu tiba, biarlah aku tetap di sini. Membaca ulang cerita yang sama. Menangis di halaman yang sama. Sambil percaya: ada babak selanjutnya, di mana aku tak lagi ingin lari, karena akhirnya, aku pulang ke versi diriku yang utuh. — Nara #nara #tulisannara #narameraki
Seperti penonton yang jengah pada film yang alurnya tak kunjung membaik. Rasanya ingin berdiri, keluar dari bangku ini, lalu menutup layar besar di depanku. Tapi sayangnya, yang kusaksikan ini bukan fiksi, ini aku. Ini hidupku. Ada bab-bab yang bahkan untuk membacanya kembali saja aku takut. Ada kenangan yang kalau disentuh sedikit saja, rasanya seperti membuka luka yang belum kering. Aku ingin pura-pura lupa, ingin menulis ulang naskahnya, tapi bagaimana caranya? Aku terjebak di lembaran yang sama, dengan nama-nama yang tak bisa kuhapus begitu saja. Kukira dulu aku cukup kuat. Kukira kalau aku bertahan, segalanya akan lunas terbayar dengan akhir yang bahagia. Tapi nyatanya, semakin kupaksa berdamai dengan semuanya, semakin dalam aku tenggelam. Terkadang aku iri pada orang-orang yang bisa memulai lembar baru tanpa membawa serpihan masa lalunya. Sedangkan aku? Bahkan berjalan pun rasanya menyeret luka. Kalau saja hidup ini bisa dipijak ulang seperti papan permainan, aku ingin meletakkan pionku di titik paling jauh dari segala hal yang membuatku patah. Aku ingin lahir tanpa pernah mengenal beberapa nama, tanpa harus jatuh cinta pada orang yang tak pernah benar-benar menoleh ke arahku. Tapi aku juga tahu, berlari pun takkan pernah benar-benar bisa pergi. Karena sekuat apa pun aku menutup mata, semuanya sudah terukir di kepala. Dan mungkin, satu-satunya jalan pulang adalah tetap berdiri di sini, berserah pada Tuhan. Kalau nanti takdirnya memang aku diizinkan menulis bab baru, aku hanya ingin isinya lebih damai. Lebih tenang. Tanpa orang-orang yang menjadikan aku sekadar jeda. Sampai waktu itu tiba, biarlah aku tetap di sini. Membaca ulang cerita yang sama. Menangis di halaman yang sama. Sambil percaya: ada babak selanjutnya, di mana aku tak lagi ingin lari, karena akhirnya, aku pulang ke versi diriku yang utuh. — Nara #nara #tulisannara #narameraki

About