@normavhayes: All the things you’ve been through and are going through is not for nothing. It’s to grow and help someone else. So don’t be ashamed or overthink things. Your story is someone’s answered prayer 🥰 #beencouraged #testimony #testimonythursday #motivation #speakup #alignment #god #Love #grace #womanofgod #christian #influencer #christianinfluencer #doitforthem #explorepage #new #beauty #doitafraid

Norma Hayes
Norma Hayes
Open In TikTok:
Region: US
Friday 17 February 2023 02:19:15 GMT
1762
273
12
7

Music

Download

Comments

wonderfullyamy
WonderfullyAmy :
Preach 🙌🏻🙌🏻
2023-02-17 02:21:02
3
nisse_cup
Janisse :
@chenoawimberly
2023-02-17 18:13:03
2
liyahhhr25
liyahhhr25 :
YESSS
2023-02-17 02:20:27
1
brayanhernandez929
Brayan Hernandez :
🙏🏾🙏🏾🙏🏾
2023-02-17 02:20:40
1
breakoutmindsetmastery
JoSpeaksLife :
🙌🏽🙌🏽🙌🏽❤️
2023-02-17 04:15:45
1
zinny781
Sonia Rivera :
Amén amén
2023-02-17 14:43:32
1
dtwhustler
T :
Yesss🥰
2023-02-17 18:36:11
1
theblessingtoyou
theblessingtoyou :
💛💛💛
2023-02-17 20:38:19
1
mr112885ss
Marcelo :
Okkkkk girl! YASSSSSSS ❤️❤️❤️❤️❤️
2023-02-17 23:27:02
1
To see more videos from user @normavhayes, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

METRO24JAM.ID - Ketua Komisi IV DPRD Medan Paul Mei Anton Simanjuntak kecewa terhadap Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Pemko Medan selaku Ketua Tim Pokja ketangguhan penanganan banjir dan Dinas Perkimcikataru Kota Medan. Pasalnya, dana bantuan sebesar Rp1,5 triliun dari Bank Dunia yang seyogiyanya digunakan untuk penanganan banjir, tidak digunakan sebagaimana mestinya.   Berbeda dengan anggaran yang bersumber dari APBD Pemko Medan sekitar Rp1 triliun. Setiap tahunnya sejak 2022, anggaran tersebut lancar digunakan. Namun hasilnya sangat mengecewakan.  Penggunaan anggaran tidak tepat sasaran alias asal asalan dan terbukti masalah banjir di Medan hingga saat ini tak kunjung teratasi.
METRO24JAM.ID - Ketua Komisi IV DPRD Medan Paul Mei Anton Simanjuntak kecewa terhadap Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Pemko Medan selaku Ketua Tim Pokja ketangguhan penanganan banjir dan Dinas Perkimcikataru Kota Medan. Pasalnya, dana bantuan sebesar Rp1,5 triliun dari Bank Dunia yang seyogiyanya digunakan untuk penanganan banjir, tidak digunakan sebagaimana mestinya.   Berbeda dengan anggaran yang bersumber dari APBD Pemko Medan sekitar Rp1 triliun. Setiap tahunnya sejak 2022, anggaran tersebut lancar digunakan. Namun hasilnya sangat mengecewakan. Penggunaan anggaran tidak tepat sasaran alias asal asalan dan terbukti masalah banjir di Medan hingga saat ini tak kunjung teratasi. "Persoalan banjir masalah serius di Kota Medan, masyarakat terus menderita terdampak banjir. Tetapi ada bantuan Bank Dunia Rp1,5 triliun untuk mengatasi banjir di Kota Medan, tapi kenapa pejabatnya tidak bisa menggunakan dengan baik, ada apa? Dugaan kita masalah banjir di Medan dipelihara seakan benar. Buktinya alokasi di APBD cepat dikerjakan karena berlomba agar mendapatkan fee proyek. Ketidakseriusan pejabat Pemko Medan memanfaatkan bantuan tersebut karena tidak mendapat fee proyek dari sumber anggaran Bank Dunia," cetus Paul Simanjuntak dengan nada kecewa saat memimpin Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dinas Perkimcikataru Medan, Dinas SDABMBK Medan, Biro Otda Pemprovsu dan sejumlah pihak Kecamatan terkait penanganan banjir di ruang Komisi IV DPRD Medan, baru-baru ini. Dalam RDP itu, menurut keterangan Devin selaku perwakilan Biro Otda Pemprovsu memaparkan bahwa untuk penanganan banjir di Medan, memang benar ada bantuan Bank Dunia sebesar Rp1,5 triliun. Sedangkan ketentuan untuk proses mulai pembebasan lahan dan penetapan lokasi disiapkan Pemko Medan yang seyogianya dimulai sejak 2022. Sementara untuk proses pembebasan lahan, persiapan, pengadaan serta pelaksanaan dan penyerahan hasil diberi tenggat waktu selama 3 tahun yang tentu berakhir Desember 2025 ini dan bisa diajukan penambahan waktu selama 6 bulan lagi. Mendengar penjelasan itu, anggota Komisi IV Lailatul Badri mengaku sangat kecewa dengan kinerja Bappeda dan Perkimcikataru. Sebab, hingga saat ini dengan batas akhir waktu sekitar 7 bulan lagi belum ada yang rampung dengan jumlah 6 kegiatan. Sejumlah titik yang rawan banjir belum ada yang terselesaikan. "Saat ini semuanya terhenti di tengah jalan. Enam bulan sebelum jatuh tempo apa lagi yang bisa diperbuat Pemko Medan. Kenapa hal ini tidak diseriusi. Ini persoalan banjir masalah serius loh. Kenapa kalian main main," ujar Lailatul bernada kesal. Untuk itu, Lailatul mendesak seluruh pejabat Pemko Medan supaya serius dan gerak cepat menindaklanjutinya. Begitu juga dengan anggota Komisi IV lainnya, Jusuf Ginting menyarankan agar memperkuat koordinasi sesama stakeholder, termasuk pihak kecamatan dan kelurahan yang daerahnya ikut sasaran pembangunan. "Kita sangat kecewa kurangnya koordinasi. Bahkan kita (DPRD Medan) tidak pernah diajak kordinasi terkait hal ini. Kan kita bisa kasih masukan guna percepatan proses," kata Jusup. Di penghujung RDP, Paul Simanjuntak menyarankan pejabat Pemko menindaklanjuti proses percepatan proyek pembangunan penanganan banjir. (hidayat ahmad) #metro24jam #berita #bencana #banjir #pemkomedan @RICO TRI PUTRA BAYU WAAS @Bobbynst

About