@wakafaa_billaahi_syahida: Ketika hari telah berganti gelap. Aku tak tau lagi arah yang harus kutuju. Hening yang menyapa, hembusan angin yang bergejolak, deraian langkah tak lagi terdengar dalam gendang telingaku, suara tangisan tawaan tak lagi menyambar. Petang yang hening datang menyelimutiku, dia memeluk erat tubuhku seakan-akan berkata bahwa inilah waktu yang tepat untuk istirahat. Aku akan menemani mu (katanya). Tetapi faktanya tidak dengan pikiranku. Riuh pikuk yang terus menerus menerka-nerka kepalaku membuatku tak nyenyak untuk merebahkan diri. Hati terus saja berdebar kencang menyamai pikiran yang terus saja menghantuiku. Aku tak bisa melihat keindahan awan yang setiap siang menemaniku. Aku hanya bisa melihat langit yang berbalut gelap. Terkadang pancaran sinar rembulan yang sangat indah melantunkan kebahagiaan. Tapi maaf aku tak bisa melihat pancaran sinar itu karena harus berperang dengan isi kepalaku sendiri. Terimakasih telah menampakkan keindahanmu. Malam.. waktunya padamkan bara setelah lelah bekerja. Waktunya pejamkan mata dan tak lagi berkata.