@flexi_faith: first clips are rough.. so grateful for these beautiful women in my life #internationalwomensday #perth #fyp #greenscreenvideo

Faith Ward
Faith Ward
Open In TikTok:
Region: AU
Wednesday 08 March 2023 09:59:34 GMT
28851
2331
9
39

Music

Download

Comments

reesethomass19
reesethomass19 :
Awww!!! Next time you come to nz YOU SHOULD DO A DANCE WORKSHOP OR SPMETNING IN AUCKLAND
2023-03-08 10:02:07
8
natayanaumovskii
Nataya Naumovski :
Adorbs !!
2023-03-08 13:11:58
7
lateah.cable
Lateah :
I LOVEEEE YOUUU
2023-03-08 11:33:28
6
sofbillo
sofbillo :
I love you always 🤍
2023-03-09 13:42:55
4
sophiebelliveau1
sophiebelliveau1 :
Love you always faithy💗💗💗
2023-03-08 13:17:31
6
_.abilouise
Abs :
Thankyou for showing that even influencers struggle really helps people like me feel less alone x
2023-03-08 12:15:46
7
kaycee.yates
Kaycee Yates :
Love you best friend ❤️🥺
2023-03-08 11:49:07
6
mikkimo00
mikki :
I just saw you working at Sephora 💋💋
2023-03-09 05:53:40
4
sofieexx0
Sof :
@Bailey @imanidunn82 @Bella.D my girls 🥰
2023-03-08 11:55:41
5
To see more videos from user @flexi_faith, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Pemberian untuk Pembangunan Gedung GMIT Center Di tengah perbincangan yang sedang riuh dan mempertanyakan tentang amplop janji iman untuk pembangunan Gedung GMIT Center, ada satu kisah yang menginspirasi kita semua. Kisah ini datang dari seorang nenek yang sederhana di pedalaman Amarasi Timur_Bikoen. Nene tidak berpendidikan, namun memiliki hati yang besar. Namanya adalah Nene Petronela, atau yang biasa kita kenal dengan sebutan Nene Nea. Sebagai seorang lansia berumur 86 tahun, yang telah melewati banyak perjalanan hidup, Nene Nea mungkin tidak memiliki kekayaan atau harta benda yang melimpah. Namun, dia memiliki sesuatu yang lebih berharga—hati yang penuh kasih dan sukacita dalam memberi. Saat orang-orang mulai mengeluh dan berpikir dua kali untuk memberi, Nene Nea justru menjadi orang pertama yang maju, menyumbangkan apa yang dia miliki, meskipun sedikit. Dia memberikan dengan penuh sukacita, tanpa rasa ragu atau keluhan, karena bagi Nene Nea, memberi bukanlah beban, melainkan sebuah kebahagiaan. Itu terlihat pada tanggal  1 Juni Amplop di berikan, dan minggu pagi sebelum bergeraja tangga 8 Juni, nene Nea menjadi orang pertama yang memberi. Kaget bukan kepalang, bahwa nene adalah orang pertama.  Apa yang dilakukan oleh Nene Nea sebenarnya mengingatkan kita pada kisah janda miskin dalam Markus 12:41–44. Ketika Yesus duduk di Bait Allah, Ia memperhatikan orang-orang yang memberi persembahan. Banyak orang kaya memberi dalam jumlah besar, tapi lalu datanglah seorang janda miskin yang hanya memberi dua keping uang tembaga. Namun Yesus berkata, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, janda miskin ini memberi lebih banyak daripada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya.” Demikian juga dengan Nene Nea. Ia tidak menunggu berlimpah baru memberi. Ia tidak menghitung untung rugi, tidak menanti ajakan resmi. Ia tidak terpengaruh suara-suara yang meragukan atau mencibir janji iman. Ia hanya tahu satu hal: bahwa rumah Tuhan sedang dibangun, dan dia ingin ambil bagian—bukan nanti, tapi sekarang. Sikap seperti inilah yang ingin Tuhan lihat dari umat-Nya. Bukan sekadar persembahan uang, tetapi persembahan hati. Bukan sekadar janji di atas kertas, tetapi tindakan nyata dalam kasih dan iman. Pembangunan Gedung GMIT Center bukanlah sekadar proyek fisik, melainkan simbol ketaatan, kebersamaan, dan kasih umat Tuhan bagi generasi mendatang. Hari ini, kita semua diundang bukan hanya untuk memberi seperti Nene Nea, tetapi untuk memberi dengan roh yang sama: dengan kasih, kerelaan, dan sukacita. Mari kita berhenti bertanya “berapa yang harus saya beri?”, dan mulai bertanya “apa yang bisa saya lakukan untuk ambil bagian?” Karena ketika kita memberi dengan iman, Tuhan sendiri yang akan mencukupkan, bahkan melipatgandakan. Seperti tertulis dalam 2 Korintus 9:8,
Pemberian untuk Pembangunan Gedung GMIT Center Di tengah perbincangan yang sedang riuh dan mempertanyakan tentang amplop janji iman untuk pembangunan Gedung GMIT Center, ada satu kisah yang menginspirasi kita semua. Kisah ini datang dari seorang nenek yang sederhana di pedalaman Amarasi Timur_Bikoen. Nene tidak berpendidikan, namun memiliki hati yang besar. Namanya adalah Nene Petronela, atau yang biasa kita kenal dengan sebutan Nene Nea. Sebagai seorang lansia berumur 86 tahun, yang telah melewati banyak perjalanan hidup, Nene Nea mungkin tidak memiliki kekayaan atau harta benda yang melimpah. Namun, dia memiliki sesuatu yang lebih berharga—hati yang penuh kasih dan sukacita dalam memberi. Saat orang-orang mulai mengeluh dan berpikir dua kali untuk memberi, Nene Nea justru menjadi orang pertama yang maju, menyumbangkan apa yang dia miliki, meskipun sedikit. Dia memberikan dengan penuh sukacita, tanpa rasa ragu atau keluhan, karena bagi Nene Nea, memberi bukanlah beban, melainkan sebuah kebahagiaan. Itu terlihat pada tanggal 1 Juni Amplop di berikan, dan minggu pagi sebelum bergeraja tangga 8 Juni, nene Nea menjadi orang pertama yang memberi. Kaget bukan kepalang, bahwa nene adalah orang pertama. Apa yang dilakukan oleh Nene Nea sebenarnya mengingatkan kita pada kisah janda miskin dalam Markus 12:41–44. Ketika Yesus duduk di Bait Allah, Ia memperhatikan orang-orang yang memberi persembahan. Banyak orang kaya memberi dalam jumlah besar, tapi lalu datanglah seorang janda miskin yang hanya memberi dua keping uang tembaga. Namun Yesus berkata, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, janda miskin ini memberi lebih banyak daripada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya.” Demikian juga dengan Nene Nea. Ia tidak menunggu berlimpah baru memberi. Ia tidak menghitung untung rugi, tidak menanti ajakan resmi. Ia tidak terpengaruh suara-suara yang meragukan atau mencibir janji iman. Ia hanya tahu satu hal: bahwa rumah Tuhan sedang dibangun, dan dia ingin ambil bagian—bukan nanti, tapi sekarang. Sikap seperti inilah yang ingin Tuhan lihat dari umat-Nya. Bukan sekadar persembahan uang, tetapi persembahan hati. Bukan sekadar janji di atas kertas, tetapi tindakan nyata dalam kasih dan iman. Pembangunan Gedung GMIT Center bukanlah sekadar proyek fisik, melainkan simbol ketaatan, kebersamaan, dan kasih umat Tuhan bagi generasi mendatang. Hari ini, kita semua diundang bukan hanya untuk memberi seperti Nene Nea, tetapi untuk memberi dengan roh yang sama: dengan kasih, kerelaan, dan sukacita. Mari kita berhenti bertanya “berapa yang harus saya beri?”, dan mulai bertanya “apa yang bisa saya lakukan untuk ambil bagian?” Karena ketika kita memberi dengan iman, Tuhan sendiri yang akan mencukupkan, bahkan melipatgandakan. Seperti tertulis dalam 2 Korintus 9:8, "Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan." Mari kita meneladani semangat Nene Nea dalam memberi. Bukan berapa banyak yang kita miliki, tetapi bagaimana kita memberikan dengan hati yang tulus dan sukacita. Pembangunan Gedung GMIT Center bukan hanya soal membangun sebuah gedung fisik, tetapi tentang membangun tubuh Kristus melalui kasih dan partisipasi kita bersama. Setiap sumbangan, sekecil apapun itu, memiliki nilai yang besar dalam pekerjaan Tuhan. Oya, nene Nea adalah 'Burung gagak' yg di utus Tuhan untuk selalu perhatikan beta di pastori.#gmit #nttviral #kristenprotestan #rohani #pendeta #fyp #aquadulu #nttpride🏝🔥

About