@sufiane_thm2: #سيكيمي #مصطفى_حيفضي_الرشوق_أدرار_تيميمون_المنيعة #ادرار_01_تيميمون_بشار_المنيعة_غرادية #حكيم_حمودة #hakim_hamoda #viralvideo #fouryou #fyp #adrar #algeria #viraltiktok #wahran #الجزائر🇩🇿 #شعب_الصيني_ماله_حل #سكيمي👏👏🎧🎧🎧

thm_sufiane
thm_sufiane
Open In TikTok:
Region: DZ
Saturday 25 November 2023 00:14:15 GMT
30249
1123
6
55

Music

Download

Comments

kheirdine218
Kheir Dine :
سلان
2024-01-30 14:17:07
1
mohalpacino
Møh Àlpàchìnø :
هههههه
2023-11-30 09:08:14
0
houari__madrid.31
Howari____Madrid :
لافريك ولد عمي😘
2023-12-02 23:27:58
0
ab._.moha._
طــه| abdelouahed 🕊️ :
😂😂
2023-11-30 12:46:47
0
mostafadwad1
Mostafa Dwad :
😂😂😂😂✌️👏👏
2023-11-28 08:47:50
0
To see more videos from user @sufiane_thm2, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Berita Hebat dari Dunia Pendidikan: 630 Siswa Mogok Belajar, Bukti Kemajuan Generasi Emas 2045! Oleh: Engran Silalahi ) #guruperadabanIndonesia Akhirnya, Indonesia boleh berbangga. Di sebuah sekolah negeri di Lebak, ratusan siswa kompak menunjukkan bahwa mereka bukan lagi murid biasa - mereka pejuang hak asasi manusia! Bayangkan, 630 siswa dengan gagah berani mogok belajar hanya karena seorang teman mereka ditampar kepala sekolah setelah ketahuan merokok. Hebat, bukan? Betapa mulianya sikap solidaritas ini. Mereka tidak membela kebenaran, tapi membela teman yang salah. Karena di zaman modern ini, kebenaran sudah usang - yang penting perasaan anak tidak tersinggung. Kepala sekolah yang menegur dianggap biadab, guru yang mendidik diperlakukan seperti penjahat, dan siswa yang melanggar tata tertib malah menjadi korban suci yang patut ditangisi bersama. Lihatlah orang tuanya - sosok pahlawan baru dalam sejarah perlindungan anak. Dengan semangat tinggi, ia berlari ke kantor polisi, bukan untuk mengajarkan anaknya tanggung jawab, tapi untuk memastikan tamparan pendidikan berubah status menjadi kasus kriminal. Karena tentu saja, di negeri ini, mencintai anak berarti membebaskannya dari konsekuensi. Polisi pun, sebagai penjaga hukum, tentu harus menunjukkan bahwa hukum adalah segala-galanya - moral bisa ditunda, pendidikan bisa dinanti, tapi laporan polisi harus segera diproses! Sebab dalam logika zaman ini, lebih penting menegakkan pasal daripada menegakkan akhlak. Dan para siswa yang mogok belajar? Wah, inilah indikator suksesnya kurikulum merdeka. Mereka benar-benar merdeka belajar, bahkan merdeka dari belajar! Pendidikan karakter kini tak lagi relevan, sebab generasi Emas 2045 lebih membutuhkan keberanian untuk protes ketimbang keberanian untuk bertanggung jawab. Bayangkan, jika setiap kali guru menegur siswa, ratusan siswa mogok - betapa indahnya masa depan pendidikan kita! Tak perlu lagi rapor, tak perlu lagi guru disiplin. Kita cukup bangun sekolah tempat siswa belajar tentang hak, tanpa perlu bicara tentang kewajiban. Karena, bukankah menjadi manusia modern berarti tahu hak, tapi lupa tanggung jawab? Kini, kepala sekolah tinggal menunggu giliran menjadi headline baru: “Guru Tampar Siswa, Pendidikan Nasional Terancam.” Sementara itu, siswa-siswa akan dikenang sebagai pelopor demokrasi ruang kelas, dan orang tua menjadi simbol keadilan sosial bagi seluruh anak-anak manja Indonesia. Dan kita semua? Kita akan bertepuk tangan sambil berkata, “Selamat datang di era baru pendidikan Indonesia - di mana guru salah karena mendidik, siswa benar karena melanggar, dan hukum menang karena moral dikalahkan!” Semoga kita masih mampu mengenal dan membedakan yang mana generasi Bangsa dan mana generasi Bangsat. Sebab keduanya jauh berbeda nilainya. ------------------------------ ) Pegiat pendidikan karakter, praktisi sekolah gratis
Berita Hebat dari Dunia Pendidikan: 630 Siswa Mogok Belajar, Bukti Kemajuan Generasi Emas 2045! Oleh: Engran Silalahi ) #guruperadabanIndonesia Akhirnya, Indonesia boleh berbangga. Di sebuah sekolah negeri di Lebak, ratusan siswa kompak menunjukkan bahwa mereka bukan lagi murid biasa - mereka pejuang hak asasi manusia! Bayangkan, 630 siswa dengan gagah berani mogok belajar hanya karena seorang teman mereka ditampar kepala sekolah setelah ketahuan merokok. Hebat, bukan? Betapa mulianya sikap solidaritas ini. Mereka tidak membela kebenaran, tapi membela teman yang salah. Karena di zaman modern ini, kebenaran sudah usang - yang penting perasaan anak tidak tersinggung. Kepala sekolah yang menegur dianggap biadab, guru yang mendidik diperlakukan seperti penjahat, dan siswa yang melanggar tata tertib malah menjadi korban suci yang patut ditangisi bersama. Lihatlah orang tuanya - sosok pahlawan baru dalam sejarah perlindungan anak. Dengan semangat tinggi, ia berlari ke kantor polisi, bukan untuk mengajarkan anaknya tanggung jawab, tapi untuk memastikan tamparan pendidikan berubah status menjadi kasus kriminal. Karena tentu saja, di negeri ini, mencintai anak berarti membebaskannya dari konsekuensi. Polisi pun, sebagai penjaga hukum, tentu harus menunjukkan bahwa hukum adalah segala-galanya - moral bisa ditunda, pendidikan bisa dinanti, tapi laporan polisi harus segera diproses! Sebab dalam logika zaman ini, lebih penting menegakkan pasal daripada menegakkan akhlak. Dan para siswa yang mogok belajar? Wah, inilah indikator suksesnya kurikulum merdeka. Mereka benar-benar merdeka belajar, bahkan merdeka dari belajar! Pendidikan karakter kini tak lagi relevan, sebab generasi Emas 2045 lebih membutuhkan keberanian untuk protes ketimbang keberanian untuk bertanggung jawab. Bayangkan, jika setiap kali guru menegur siswa, ratusan siswa mogok - betapa indahnya masa depan pendidikan kita! Tak perlu lagi rapor, tak perlu lagi guru disiplin. Kita cukup bangun sekolah tempat siswa belajar tentang hak, tanpa perlu bicara tentang kewajiban. Karena, bukankah menjadi manusia modern berarti tahu hak, tapi lupa tanggung jawab? Kini, kepala sekolah tinggal menunggu giliran menjadi headline baru: “Guru Tampar Siswa, Pendidikan Nasional Terancam.” Sementara itu, siswa-siswa akan dikenang sebagai pelopor demokrasi ruang kelas, dan orang tua menjadi simbol keadilan sosial bagi seluruh anak-anak manja Indonesia. Dan kita semua? Kita akan bertepuk tangan sambil berkata, “Selamat datang di era baru pendidikan Indonesia - di mana guru salah karena mendidik, siswa benar karena melanggar, dan hukum menang karena moral dikalahkan!” Semoga kita masih mampu mengenal dan membedakan yang mana generasi Bangsa dan mana generasi Bangsat. Sebab keduanya jauh berbeda nilainya. ------------------------------ ) Pegiat pendidikan karakter, praktisi sekolah gratis

About