@rio_lilly: Mommy and me jackets with my little one🩷🎀 • • • #Chimps #chimpanzee #chimpanzeesoftiktok #chimps #apes #primatesoftiktok #cuteanimals #animalsaddict #animals #explorepage #animals #animalsoftiktok #animallover #monkey #monkeys #monkeyseemonkeydo #monkeysoftiktok #monkeylove #riolilly #tara #rioandtara #pink #mommyandme

Rio_lilly
Rio_lilly
Open In TikTok:
Region: US
Sunday 04 February 2024 18:02:54 GMT
35797
927
10
21

Music

Download

Comments

majiceksuntychova
Marie Suntychova :
the most beautiful baby tara the cutest❤️❤️
2024-02-04 18:20:30
2
alonsopantoja0
Alonso Pantoja :
Chimp smiles 🥰
2024-02-17 19:57:42
0
phil5.9.84
🦋🦋PHIL🦋🦋 :
So Sweet, i love it
2024-02-05 07:42:32
1
nie6417
nie :
❤❤❤
2024-02-05 01:22:03
1
stolnertiborcrazy
stolnertiborcrazy :
🥰🥰🥰
2024-02-04 19:45:31
1
user1216347302841
user1216347302841 :
❤️❤️❤️
2024-02-04 18:55:42
1
amjad0477
amjad امجد امجد :
😳
2024-03-12 08:45:25
0
u.t.t.n3
U💞Naing💞💞💞💞💞 :
❤❤❤
2024-03-11 22:14:03
0
vincenzogalluzzo20
Vincenzo Galluzzo Verona :
🥰🥰🥰🥰🥰😘
2024-02-04 20:22:36
1
django15789
Danny :
Oh soooo süß 🥰🥰🥰
2024-02-04 19:30:54
1
To see more videos from user @rio_lilly, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

#pov • part 1 • udara kantor itu terlalu tenang. kamu bisa mendengar detak jam, dengar derap sepatu di lantai marmer, bahkan dengar degup jantungmu sendiri waktu nama kamu dipanggil lewat interkom. “karyawan baru atas nama y/n, diminta ke ruangan CEO sekarang.” seketika jantungmu berhenti sepersekian detik. CEO? hari pertama kerja, dan udah disuruh ke atasan paling tinggi? aneh. tapi kamu tetap berdiri, berusaha kelihatan tenang meski telapak tanganmu dingin. lift berhenti di lantai paling atas. begitu pintunya terbuka, aroma ruangan itu menyergap kamu—aroma yang terlalu familiar. aroma yang dulu sering kamu hirup tiap kali dia memelukmu. kamu mengetuk pelan. suara bariton itu menyambut dari dalam, berat tapi halus: “masuk.” langkahmu terasa berat. sampai akhirnya kamu melihatnya—duduk di balik meja kaca besar, jas hitamnya rapi, rambutnya sedikit berantakan. dan tatapan itu... masih sama. tatapan yang dulu bisa bikin kamu lupa cara bernapas. jay menegakkan tubuhnya, bersandar santai, bibirnya melengkung pelan. “ekhm. udah lama gak ketemu, sayang.” duniamu berhenti. kata itu—sayang—jatuh begitu ringan dari mulutnya, tapi menusuk lebih dalam dari apapun. kamu menelan ludah, berusaha jaga ekspresi. “tuan park, saya… hanya ingin bekerja dengan profesional.” dia menghela napas pelan, lalu berdiri. setiap langkahnya terdengar jelas di lantai. dia berhenti tepat di depanmu, jaraknya terlalu dekat. “profesional?” senyumnya miring. “lucu ya. dulu lo ninggalin gue tanpa alasan, sekarang malah balik, kerja di bawah gue, ck.” nada suaranya datar, tapi matanya penuh amarah yang ditahan. kamu pengen mundur, tapi tubuhmu gak bisa gerak. semua kenangan—malam, suara, genggaman—datang bersamaan. “gue nanya sekali lagi,” suaranya lebih pelan, tapi dalam. “kenapa lo bisa ninggalin gue secepat itu?” kamu membeku. suara di kepalamu bilang: lari. tapi hatimu bilang: lihat sekali lagi, mungkin dia udah berubah. dan kamu sadar... kamu gak pernah benar-benar bebas dari Jay. cuma waktu aja yang ngebuat kamu lupa — bukan perasaannya. ——— kamu pikir setelah pertemuan itu, semuanya bakal berhenti di situ. ternyata nggak. jay seolah punya cara aneh buat selalu muncul di radius pandangmu. lagi di pantry — dia lewat. lagi di ruang meeting — dia duduk di depan. lagi ngetik laporan — emailnya masuk. subjeknya cuma satu kata: datang ke ruangan saya. kamu beneran gak ngerti, ini kerja atau ujian kesabaran. begitu pintu ruangan terbuka, jay udah di sana, tangannya memainkan jam di pergelangannya. “lo masih suka ngetuk tiga kali sebelum masuk. gak berubah, ya?” kamu menarik napas pelan. “saya hanya melakukan apa yang seharusnya, pak.” “pak?” dia tertawa kecil. tawa yang dulu kamu suka, tapi sekarang cuma bikin jantungmu berantakan. “lo dulu manggil gue apa?” kamu gak jawab. jay berjalan mendekat, langkahnya santai tapi niat. “sayang, ya?” suara itu nyaris berbisik. “masih bisa, kok. coba aja panggil lagi.” kamu mundur selangkah. tapi jay justru mencondongkan tubuhnya sedikit, menatap kamu dari jarak berbahaya. “gue cuma penasaran…” bisiknya rendah, “apa lo dateng lagi ke hidup gue buat kerja, atau buat nguji gue?” kamu balas tatapannya, kali ini berusaha lebih kuat. “gue cuma mau tenang, JAY.” seketika senyum di wajahnya lenyap. “tenang?” suaranya berat. “lo pikir gue tenang waktu lo ninggalin gue gitu aja?” dia melangkah mendekat, dan kamu bisa merasakan hawa tubuhnya. “lo tau gak berapa malam gue nyari alasan kenapa lo tiba-tiba ngilang?” kamu menunduk sejenak, tapi kali ini bukan karena takut. kamu mendongak lagi, menatap matanya yang penuh amarah itu. “lo nyari alasan?” kamu berbisik pelan.  “padahal waktu itu, lo sendiri yang berhenti dengerin alasan gue.” jay terdiam sepersekian detik. tatapan itu goyah, tapi egonya lebih dulu bicara. “lo ninggalin gue, y/n. tapi lo gak pernah bener-bener pergi,” ucapnya lirih,  “ck, dan inget, kita belum putus.” kamu tersenyum miris. “belum putus?” lanjut >> #fyp #jay #enhypen #foryou
#pov • part 1 • udara kantor itu terlalu tenang. kamu bisa mendengar detak jam, dengar derap sepatu di lantai marmer, bahkan dengar degup jantungmu sendiri waktu nama kamu dipanggil lewat interkom. “karyawan baru atas nama y/n, diminta ke ruangan CEO sekarang.” seketika jantungmu berhenti sepersekian detik. CEO? hari pertama kerja, dan udah disuruh ke atasan paling tinggi? aneh. tapi kamu tetap berdiri, berusaha kelihatan tenang meski telapak tanganmu dingin. lift berhenti di lantai paling atas. begitu pintunya terbuka, aroma ruangan itu menyergap kamu—aroma yang terlalu familiar. aroma yang dulu sering kamu hirup tiap kali dia memelukmu. kamu mengetuk pelan. suara bariton itu menyambut dari dalam, berat tapi halus: “masuk.” langkahmu terasa berat. sampai akhirnya kamu melihatnya—duduk di balik meja kaca besar, jas hitamnya rapi, rambutnya sedikit berantakan. dan tatapan itu... masih sama. tatapan yang dulu bisa bikin kamu lupa cara bernapas. jay menegakkan tubuhnya, bersandar santai, bibirnya melengkung pelan. “ekhm. udah lama gak ketemu, sayang.” duniamu berhenti. kata itu—sayang—jatuh begitu ringan dari mulutnya, tapi menusuk lebih dalam dari apapun. kamu menelan ludah, berusaha jaga ekspresi. “tuan park, saya… hanya ingin bekerja dengan profesional.” dia menghela napas pelan, lalu berdiri. setiap langkahnya terdengar jelas di lantai. dia berhenti tepat di depanmu, jaraknya terlalu dekat. “profesional?” senyumnya miring. “lucu ya. dulu lo ninggalin gue tanpa alasan, sekarang malah balik, kerja di bawah gue, ck.” nada suaranya datar, tapi matanya penuh amarah yang ditahan. kamu pengen mundur, tapi tubuhmu gak bisa gerak. semua kenangan—malam, suara, genggaman—datang bersamaan. “gue nanya sekali lagi,” suaranya lebih pelan, tapi dalam. “kenapa lo bisa ninggalin gue secepat itu?” kamu membeku. suara di kepalamu bilang: lari. tapi hatimu bilang: lihat sekali lagi, mungkin dia udah berubah. dan kamu sadar... kamu gak pernah benar-benar bebas dari Jay. cuma waktu aja yang ngebuat kamu lupa — bukan perasaannya. ——— kamu pikir setelah pertemuan itu, semuanya bakal berhenti di situ. ternyata nggak. jay seolah punya cara aneh buat selalu muncul di radius pandangmu. lagi di pantry — dia lewat. lagi di ruang meeting — dia duduk di depan. lagi ngetik laporan — emailnya masuk. subjeknya cuma satu kata: datang ke ruangan saya. kamu beneran gak ngerti, ini kerja atau ujian kesabaran. begitu pintu ruangan terbuka, jay udah di sana, tangannya memainkan jam di pergelangannya. “lo masih suka ngetuk tiga kali sebelum masuk. gak berubah, ya?” kamu menarik napas pelan. “saya hanya melakukan apa yang seharusnya, pak.” “pak?” dia tertawa kecil. tawa yang dulu kamu suka, tapi sekarang cuma bikin jantungmu berantakan. “lo dulu manggil gue apa?” kamu gak jawab. jay berjalan mendekat, langkahnya santai tapi niat. “sayang, ya?” suara itu nyaris berbisik. “masih bisa, kok. coba aja panggil lagi.” kamu mundur selangkah. tapi jay justru mencondongkan tubuhnya sedikit, menatap kamu dari jarak berbahaya. “gue cuma penasaran…” bisiknya rendah, “apa lo dateng lagi ke hidup gue buat kerja, atau buat nguji gue?” kamu balas tatapannya, kali ini berusaha lebih kuat. “gue cuma mau tenang, JAY.” seketika senyum di wajahnya lenyap. “tenang?” suaranya berat. “lo pikir gue tenang waktu lo ninggalin gue gitu aja?” dia melangkah mendekat, dan kamu bisa merasakan hawa tubuhnya. “lo tau gak berapa malam gue nyari alasan kenapa lo tiba-tiba ngilang?” kamu menunduk sejenak, tapi kali ini bukan karena takut. kamu mendongak lagi, menatap matanya yang penuh amarah itu. “lo nyari alasan?” kamu berbisik pelan. “padahal waktu itu, lo sendiri yang berhenti dengerin alasan gue.” jay terdiam sepersekian detik. tatapan itu goyah, tapi egonya lebih dulu bicara. “lo ninggalin gue, y/n. tapi lo gak pernah bener-bener pergi,” ucapnya lirih, “ck, dan inget, kita belum putus.” kamu tersenyum miris. “belum putus?” lanjut >> #fyp #jay #enhypen #foryou

About