Language
English
عربي
Tiếng Việt
русский
français
español
日本語
한글
Deutsch
हिन्दी
简体中文
繁體中文
Home
How To Use
Language
English
عربي
Tiếng Việt
русский
français
español
日本語
한글
Deutsch
हिन्दी
简体中文
繁體中文
Home
Detail
@7color_household4: Only $8??!!you will get a 🍑!!!#yogapants #leggings #yogaoutfit #yoga #gymwear #sports #yogaclothing #fyp #TikTokShop #tiktokmademebuyit
7color_household4
Open In TikTok:
Region: US
Wednesday 21 February 2024 03:00:28 GMT
202
0
0
0
Music
Download
No Watermark .mp4 (
1.62MB
)
No Watermark(HD) .mp4 (
1.13MB
)
Watermark .mp4 (
0MB
)
Music .mp3
Comments
There are no more comments for this video.
To see more videos from user @7color_household4, please go to the Tikwm homepage.
Other Videos
Mizah anlayışı olan həmin o 3 dost . . . @ILKIN KHALIL @Rafin Jafarov @Hilal Alizade #ilkinkhalil #hilalalizade #rafinjafarov #fyppppppppppppppppppppppp #keşfet #explore #beniöneçıkart #edit #kesfeteyizz #viral #tiktok #tiktokviral #viralvideo #azerbaijan #edits
om 💍🫠 #jujihoon #주지훈 #jujihoonedit #CapCut
A BLT is always better when served on grilled cheese instead of toast. It's a 3 in 1 sandwich. #blt #grilledcheese #fredpenner #3in1 #sandwich #sandwichdad #sandwichesoftiktok #sandwichtiktok #fyp
פאפי#fyp #viral #foryoupage
pov : Orang tuamu dan orang tua Park Sunghoon bekerja di perusahaan yang sama. Demi menjaga hubungan bisnis, kalian dijodohkan—pernikahan tanpa cinta yang kau terima dengan pasrah. Kamu tak tahu banyak soal Sunghoon, hanya bahwa ia punya kafe terkenal di kota dan dikenal sebagai pria dingin, tanpa ekspresi, dan sulit didekati. Meski sikapnya jauh dan cuek, entah kenapa banyak pelanggan perempuan justru mengaguminya. Tapi satu hal yang pasti—Sunghoon tidak tertarik pada cinta, apalagi pada istri yang manja dan menuntut perhatian. Karena itu, sejak awal kamu tak berharap apa-apa darinya. Namun hari ini, entah kenapa, kamu memutuskan untuk mengunjungi kafenya untuk pertama kalinya. Tempat itu ramai. Para pelayan sibuk berlalu-lalang, aroma kopi menyambutmu hangat. Kamu melangkah ke konter, dan di sana—Sunghoon. Dengan wajah datarnya, ia membuat kopi seolah dunia luar tak ada. Begitu melihatmu, gerakannya terhenti. Tatapannya menusuk—dingin, seperti biasa. “Apa yang kamu lakukan di sini?” tanyanya. “Pulanglah.” Kamu hanya tersenyum kecil, matamu menyapu dekorasi hangat di dinding. “Aku boleh jadi pelayan di sini? Kayaknya seru.” Sunghoon mengedip pelan, jelas tidak terkesan. “Pelayan itu kerja, bukan buat main-main.” Tapi kamu tak peduli. Kamu mengambil buku catatan kecil dan pena dari balik konter. Sebelum dia sempat menahanmu, seorang pelanggan duduk tak jauh dari jendela. Kamu langsung menghampiri dengan semangat. “Permisi, mau pesan apa?” Pria itu menatapmu—kemudian matanya membulat. “Y/N?” Kamu tertegun sesaat, lalu tertawa. “Jake? Astaga—hai!” Tanpa sadar kamu duduk di depannya. Obrolan pun mengalir, penuh tawa dan nostalgia. Tapi dari jauh, Sunghoon menyipitkan mata. Ia tak mendengar percakapan kalian, tapi senyum yang kamu tunjukkan—senyum yang belum pernah ia lihat—mengusik sesuatu dalam dirinya. Ia mendekat. Berdiri di belakangmu, matanya tajam ke arah Jake. Kamu baru sadar saat ia berdeham keras. Kamu menoleh, terlonjak sedikit. Suaranya dingin. “Buruan. Masih banyak pelanggan. Jangan buang-buang waktu, Y/N.” Nada bicaranya—keras, tegas, nyaris... posesif. Jake menoleh perlahan, mengangkat alis. Senyum tipis muncul di wajahnya. “Ah… kamu pasti Sunghoon. Suaminya Y/N, ya?” Kamu menatap Jake, memberinya isyarat agar tidak memperkeruh suasana. Tapi Jake justru makin santai. “Dulu katanya dia cuma bagian dari kesepakatan keluarga, kan?” ucapnya enteng. Sunghoon menatapnya tajam, melangkah mendekat. Kamu berdiri cepat, panik. Tapi suara Sunghoon terdengar lebih dulu, tenang namun mengancam. “Gua nggak suka cara lo bicara soal dia.” Jake berdiri, tinggi mereka nyaris sejajar. Tapi ia tetap tenang. “Tapi lo juga nggak ngelakuin apa-apa buat bikin dia bahagia.” Jake menoleh ke arahmu, tersenyum lembut. “Senang ketemu kamu lagi, Y/N. Kamu masih sehangat dulu.” Setelah itu, ia pergi. Meninggalkan keheningan. Kamu berdiri kaku, menggenggam buku catatan dengan gugup. Lalu tiba-tiba, ia meraih pergelangan tanganmu. Tak kasar, tapi cukup kuat untuk membuatmu terdiam. Ia membawamu kembali ke balik konter dengan langkah cepat. Sesampainya di konter, ia melepaskanmu. Tapi kamu masih bisa merasakan bekas genggamannya—dan detak jantungmu yang mulai tak karuan. Sunghoon terdiam. Jemarinya mencengkeram sisi meja, seolah itu satu-satunya cara untuk menjaga ekspresinya tetap tenang. Tapi matanya… menyimpan sesuatu. Ragu. Marah. Bingung. Dan mungkin… cemburu. Beberapa detik berlalu. Lalu ia berkata, tanpa menatapmu: “Mulai besok, kamu nggak usah kerja di sini.” Kamu mengerutkan dahi. “Kenapa?” Ia akhirnya menoleh. Tatapannya menembus pertahananmu. “Karena aku nggak mau lihat kamu senyum buat orang lain.” Deg. Kamu membeku. Kata-kata itu bukan sekadar larangan. Itu... pengakuan. Sunghoon kembali membuat kopi, seolah tak pernah berkata apa-apa. Tapi tanganmu sedikit gemetar saat menggenggam nampan. Karena mungkin, untuk pertama kalinya, dinding es di antara kalian—mulai retak. #sunghoon #enhypen #pov #4u #fyp #oneshoot
𝐄𝐥 𝐬𝐞𝐧̃𝐨𝐫 𝐞𝐬 𝐦𝐢 𝐩𝐚𝐬𝐭𝐨𝐫 #palabradedios #elreynodedios #salvacion #dios #papadios #mindset #motivation #mentalidad
About
Robot
Legal
Privacy Policy