@c.1gjj: #CapCut

حُسـين 🌵

Open In TikTok:

Region: IQ

Monday 27 May 2024 20:51:53 GMT

383

45

0

1

Music

Download

No Watermark .mp4 (1.07MB) No Watermark(HD) .mp4 (0.79MB) Watermark .mp4 (0MB) Music .mp3

Comments

There are no more comments for this video.

To see more videos from user @c.1gjj, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

my fave city in Canada

my fave city in Canada

Nama Syamsul Jahidin kini menjadi sorotan nasional—bukan karena sensasi, melainkan karena keteguhan moral dan keberanian hukum yang ia tunjukkan. Di usia 31 tahun, pria asal Pangesangan, Mataram, ini mengambil langkah yang jarang dilakukan: menggugat Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian ke Mahkamah Konstitusi (MK). Ia menilai bahwa anggota Polri aktif tidak semestinya menduduki jabatan sipil tanpa melepas status kedinasannya. Sikap ini bukan hanya kritik, tetapi upaya mengembalikan marwah konstitusi dan etika pemerintahan. Langkah Syamsul bukan langkah kecil. Gugatan ini berdampak langsung pada berbagai jabatan strategis yang saat ini ditempati polisi aktif. Keberanian seperti inilah yang membuat publik menoleh dan mengapresiasi: ada anak muda dari NTB yang memilih jalan sunyi kebenaran, bukan jalan aman penuh kompromi. Di balik sikapnya yang tegas, Syamsul memiliki perjalanan akademik yang panjang dan impresif. Lahir pada 27 Mei 1992, ia tumbuh sebagai sosok pembelajar tiada henti. Ia menyelesaikan dua gelar sarjana pada 2020—Ilmu Komunikasi dan Hukum—dengan capaian akademik yang baik. Minatnya pada dunia hukum terus menguat, dibuktikan dengan dua gelar magister: Magister Ilmu Komunikasi (UMJ) — IPK 3,65 Magister Hukum Operasi Militer (STHM) — IPK 3,65 Saat ini pun ia belum berhenti menimba ilmu: tengah menyelesaikan Magister Hukum Kesehatan dan menempuh Program Doktor Hukum di Universitas Borobudur. Di tengah padatnya dunia akademik, ia menjalankan profesi sebagai pengacara konstitusional dan Managing Partner ANF Law Firm. Keahliannya terasah lewat berbagai sertifikasi profesional—M.M, CIRP, CCSMS, CCA, hingga C.Med—yang membuatnya piawai dalam litigasi, mediasi, kepailitan, hingga analisis kebijakan. Ia juga dipercaya sebagai asesor dan penguji LSP PP Polri, khususnya dalam menilai kelayakan personel satpam. Namun yang paling menarik, bahkan menginspirasi, adalah pengakuannya bahwa ia tetap terdaftar sebagai satpam. Pengingat bahwa kesuksesan bukan alasan untuk lupa pada akar, dan integritas bukan sesuatu yang lahir dari jabatan, tetapi dari hati. Syamsul Jahidin adalah refleksi dari: Keberanian anak muda daerah yang bersuara untuk tegakan konstitusi. Kecerdasan yang dibangun melalui pendidikan tanpa henti. Kerendahan hati yang tetap terjaga meski prestasi menggunung. Langkah Syamsul mengingatkan kita bahwa perubahan besar sering lahir dari pribadi sederhana yang berani mengambil risiko. Ia bukan hanya menggugat sebuah undang-undang—ia menggugat kelaziman yang selama ini dibiarkan. Dan untuk itu, Indonesia pantas memberikan apresiasi. #fypシ゚ #beritaterkini #berita #mahkamahkonstitusi #undangundang @syamsuljahidin

Nama Syamsul Jahidin kini menjadi sorotan nasional—bukan karena sensasi, melainkan karena keteguhan moral dan keberanian hukum yang ia tunjukkan. Di usia 31 tahun, pria asal Pangesangan, Mataram, ini mengambil langkah yang jarang dilakukan: menggugat Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian ke Mahkamah Konstitusi (MK). Ia menilai bahwa anggota Polri aktif tidak semestinya menduduki jabatan sipil tanpa melepas status kedinasannya. Sikap ini bukan hanya kritik, tetapi upaya mengembalikan marwah konstitusi dan etika pemerintahan. Langkah Syamsul bukan langkah kecil. Gugatan ini berdampak langsung pada berbagai jabatan strategis yang saat ini ditempati polisi aktif. Keberanian seperti inilah yang membuat publik menoleh dan mengapresiasi: ada anak muda dari NTB yang memilih jalan sunyi kebenaran, bukan jalan aman penuh kompromi. Di balik sikapnya yang tegas, Syamsul memiliki perjalanan akademik yang panjang dan impresif. Lahir pada 27 Mei 1992, ia tumbuh sebagai sosok pembelajar tiada henti. Ia menyelesaikan dua gelar sarjana pada 2020—Ilmu Komunikasi dan Hukum—dengan capaian akademik yang baik. Minatnya pada dunia hukum terus menguat, dibuktikan dengan dua gelar magister: Magister Ilmu Komunikasi (UMJ) — IPK 3,65 Magister Hukum Operasi Militer (STHM) — IPK 3,65 Saat ini pun ia belum berhenti menimba ilmu: tengah menyelesaikan Magister Hukum Kesehatan dan menempuh Program Doktor Hukum di Universitas Borobudur. Di tengah padatnya dunia akademik, ia menjalankan profesi sebagai pengacara konstitusional dan Managing Partner ANF Law Firm. Keahliannya terasah lewat berbagai sertifikasi profesional—M.M, CIRP, CCSMS, CCA, hingga C.Med—yang membuatnya piawai dalam litigasi, mediasi, kepailitan, hingga analisis kebijakan. Ia juga dipercaya sebagai asesor dan penguji LSP PP Polri, khususnya dalam menilai kelayakan personel satpam. Namun yang paling menarik, bahkan menginspirasi, adalah pengakuannya bahwa ia tetap terdaftar sebagai satpam. Pengingat bahwa kesuksesan bukan alasan untuk lupa pada akar, dan integritas bukan sesuatu yang lahir dari jabatan, tetapi dari hati. Syamsul Jahidin adalah refleksi dari: Keberanian anak muda daerah yang bersuara untuk tegakan konstitusi. Kecerdasan yang dibangun melalui pendidikan tanpa henti. Kerendahan hati yang tetap terjaga meski prestasi menggunung. Langkah Syamsul mengingatkan kita bahwa perubahan besar sering lahir dari pribadi sederhana yang berani mengambil risiko. Ia bukan hanya menggugat sebuah undang-undang—ia menggugat kelaziman yang selama ini dibiarkan. Dan untuk itu, Indonesia pantas memberikan apresiasi. #fypシ゚ #beritaterkini #berita #mahkamahkonstitusi #undangundang @syamsuljahidin

#mohruwet #losperson #cidroperson #xybca

#mohruwet #losperson #cidroperson #xybca

💧💧💧 #sexy #prettygirl #hotgirl #beautiful #pool

💧💧💧 #sexy #prettygirl #hotgirl #beautiful #pool

About

Robot

Legal

Privacy Policy