@jadastackhouse: Follow 👩🏽‍🍳 cookinwithsha on IG for more daily recipes! #food #Recipe #recipes #foodporn #FoodLover #cook #cooking #ilovefood #EasyRecipes #chef #foodblogger #Foodie #Foodrecipes #mealideas #quickrecipe #viralrecipe #tiktokrecipe #easymeal #quickmeal

jadastackhouse
jadastackhouse
Open In TikTok:
Region: US
Wednesday 19 June 2024 22:06:20 GMT
23096
1054
10
51

Music

Download

Comments

__kingin
RavenRaven. :
This looks so good
2024-06-24 16:54:44
2
andrew.patricks
Andrew Patricks :
10 out of 10 friend
2024-06-21 23:04:36
2
nikkisdot
Nikki SDot :
Boursin cheese be a game changer fr iykyk🔥🔥🔥
2024-11-20 12:58:37
0
thatgirl_cee0
littlebratacee :
😂😂😂
2025-02-24 09:44:14
0
naeee._b
Kemma :
😂😂😂
2024-12-14 01:42:03
0
annettejones7703
annettejones7703 :
looks delicious
2024-06-23 18:10:55
1
enjoywetrust
Joy :
Hii can I just come over rq won’t stay long promise 😩😩
2024-06-19 22:13:04
7
To see more videos from user @jadastackhouse, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Mungkin pada akhirnya, memang bukan dunia yang paling jahat padaku. Bukan cinta, bukan takdir, bukan dia, bukan mereka. Tapi aku. Aku yang tahu, tapi tetap tinggal. Aku yang sadar, tapi memilih percaya. Aku yang gemetar, tapi memaksa tetap mencinta. Aku, tangan yang menulis semua skenario pahit ini, tangan yang membuka pintu bagi luka-luka yang kupeluk sendiri dengan paksa. Aku pernah percaya bahwa diam adalah bentuk cinta paling dalam. Bahwa bertahan adalah bentuk kesetiaan yang paling mulia. Tapi nyatanya, diam hanya membuatku dikubur hidup-hidup, dan bertahan hanya menjadikanku boneka yang dibiarkan rusak sedikit demi sedikit. Tidak ada yang memaksaku, tidak ada yang menjeratku. Aku yang memilih menggenggam pisau itu dan menusukkannya pelan-pelan ke dalam dadaku sendiri, berharap ia berubah jadi bunga, padahal sejak awal ia adalah racun. Dulu, aku terlalu sering menyalahkan dunia. Tapi malam-malam terakhir ini, saat aku sendirian di kamar dengan tubuh gemetar dan mata yang tak bisa tidur, aku sadar: mungkin dunia tidak benar-benar kejam. Mungkin aku saja yang terlalu bodoh untuk menyelamatkan diriku sendiri. Aku tahu rasanya dilukai. Tapi lebih perih lagi ketika tahu bahwa akulah yang mengizinkan semua itu terjadi. Aku ingin memaafkan, tapi yang harus dimaafkan bukan dia. Tapi aku. Aku yang terlalu memaklumi. Aku yang terlalu sabar. Aku yang bahkan saat ditikam berkali-kali, masih menyiapkan perban buat dia. Dan sekarang, ketika semuanya hancur, ketika tubuhku dingin dan jiwaku kehilangan arah, tidak ada lagi yang bisa kupersalahkan selain diriku sendiri. Jadi jika suatu hari aku terlihat kuat, percayalah itu bukan karena aku sembuh. Tapi karena aku sudah berhenti berharap ada yang datang menyelamatkanku dari neraka yang kubakar dengan tanganku sendiri. — Nara #nara #narameraki #tulisannara
Mungkin pada akhirnya, memang bukan dunia yang paling jahat padaku. Bukan cinta, bukan takdir, bukan dia, bukan mereka. Tapi aku. Aku yang tahu, tapi tetap tinggal. Aku yang sadar, tapi memilih percaya. Aku yang gemetar, tapi memaksa tetap mencinta. Aku, tangan yang menulis semua skenario pahit ini, tangan yang membuka pintu bagi luka-luka yang kupeluk sendiri dengan paksa. Aku pernah percaya bahwa diam adalah bentuk cinta paling dalam. Bahwa bertahan adalah bentuk kesetiaan yang paling mulia. Tapi nyatanya, diam hanya membuatku dikubur hidup-hidup, dan bertahan hanya menjadikanku boneka yang dibiarkan rusak sedikit demi sedikit. Tidak ada yang memaksaku, tidak ada yang menjeratku. Aku yang memilih menggenggam pisau itu dan menusukkannya pelan-pelan ke dalam dadaku sendiri, berharap ia berubah jadi bunga, padahal sejak awal ia adalah racun. Dulu, aku terlalu sering menyalahkan dunia. Tapi malam-malam terakhir ini, saat aku sendirian di kamar dengan tubuh gemetar dan mata yang tak bisa tidur, aku sadar: mungkin dunia tidak benar-benar kejam. Mungkin aku saja yang terlalu bodoh untuk menyelamatkan diriku sendiri. Aku tahu rasanya dilukai. Tapi lebih perih lagi ketika tahu bahwa akulah yang mengizinkan semua itu terjadi. Aku ingin memaafkan, tapi yang harus dimaafkan bukan dia. Tapi aku. Aku yang terlalu memaklumi. Aku yang terlalu sabar. Aku yang bahkan saat ditikam berkali-kali, masih menyiapkan perban buat dia. Dan sekarang, ketika semuanya hancur, ketika tubuhku dingin dan jiwaku kehilangan arah, tidak ada lagi yang bisa kupersalahkan selain diriku sendiri. Jadi jika suatu hari aku terlihat kuat, percayalah itu bukan karena aku sembuh. Tapi karena aku sudah berhenti berharap ada yang datang menyelamatkanku dari neraka yang kubakar dengan tanganku sendiri. — Nara #nara #narameraki #tulisannara

About