@prayogips: Naik KA Taksaka 69 dari Kroya ke Gambir Naik di eksekutif 8 (K1 0 23 42) Keretanya nyaman dan anteng banget 🤩🤩 #keretaapi #eksekutif #taksaka #newgeneration #kai #keretaapiindonesia

prayogi

Open In TikTok:

Region: ID

Thursday 04 July 2024 12:29:59 GMT

10111

246

13

49

Music

Download

No Watermark .mp4 (0MB) No Watermark(HD) .mp4 (0MB) Watermark .mp4 (0MB) Music .mp3

Comments

yuniara :

yampun taksaka cantiknyaa🤩

2024-07-04 13:29:53

1

iyagpp :

slide 12 apaan itu?

2024-07-04 12:50:43

2

imel :

ini Taksaka malam keberangkatan dari kroya ke gambir jam berapa kak?

2024-10-31 18:39:27

0

𝗦𝗻𝘇𝘇 𝗦𝗽𝗼𝗼𝗿 :

izin minjem slide 7😁

2024-12-06 13:55:40

0

ig: benysetiawan_ 🐋 :

Kakaaaaa izin save yaaa🥰

2024-08-05 14:43:36

0

🫀 :

😭

2025-06-30 08:32:14

0

hana :

😂😂😂

2024-11-17 00:52:39

0

To see more videos from user @prayogips, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Kiara en las grabaciones con nuestros amigos @Constructora Framan

Kiara en las grabaciones con nuestros amigos @Constructora Framan

Argjmentos que no dejan dudas 😂#viralvideo #consejosparahombres #humor

Argjmentos que no dejan dudas 😂#viralvideo #consejosparahombres #humor

Conselho bom é o não dado 😂😂😂👏🏻👏🏻👏🏻#tiktok #creatorsearchinsights #foryou #fyp #viral

Conselho bom é o não dado 😂😂😂👏🏻👏🏻👏🏻#tiktok #creatorsearchinsights #foryou #fyp #viral

- شكد أحبك يا أناني! #حلم_اشرف #eşrefrüya #funny #f #fyppppppppppppppppppppppp

- شكد أحبك يا أناني! #حلم_اشرف #eşrefrüya #funny #f #fyppppppppppppppppppppppp

Aku tidak pernah percaya dengan perjodohan. Bagiku, cinta itu harus datang dari hati, bukan dari kesepakatan keluarga. Jadi ketika orang tuaku mengatakan aku akan dijodohkan dengan seseorang, aku langsung menolak keras. Rasanya tidak adil—hidupku seolah sudah diputuskan tanpa aku sempat memilih. Namun, semua penolakanku tidak ada gunanya. Pertemuan itu tetap diatur. Dan di sanalah aku melihatnya untuk pertama kali. Park Sunghoon. Lelaki dengan wajah tenang, tatapan dingin, dan aura yang membuat semua orang menoleh. Jujur, awalnya aku takut. Takut bahwa aku akan terjebak dalam pernikahan tanpa cinta. Hari-hari berikutnya berjalan penuh kecanggungan. Kami sering dipertemukan, entah di acara keluarga atau sekadar makan malam formal. Aku dan dia hanya berbicara seperlunya, menjaga jarak seolah-olah kami sama-sama tidak ingin terlibat. Tapi perlahan, semua berubah. Aku menemukan bahwa di balik tatapan dinginnya, ada perhatian yang tulus. Ia diam-diam mengingat hal-hal kecil tentangku: makanan favoritku, cara aku selalu menggigit bibir ketika gugup, hingga kebiasaan anehku menulis diary setiap malam. Sunghoon tidak banyak bicara, tapi tindakannya selalu menunjukkan lebih dari seribu kata. Suatu sore, hujan turun deras saat aku pulang. Aku lupa membawa payung, dan entah bagaimana, Sunghoon tiba-tiba muncul dengan payung hitamnya. Ia hanya berkata singkat, “Jangan sakit. Aku tidak suka kalau kamu terlihat lemah.” Kata-kata sederhana itu justru menampar hatiku dengan lembut. Saat itu aku sadar, hatiku mulai goyah. Hari demi hari, kami semakin dekat. Aku mulai bisa tertawa lepas di hadapannya. Ia pun berubah—lebih banyak tersenyum, lebih sering bercerita, dan sesekali menggoda dengan caranya yang kaku tapi manis. Aku jatuh, perlahan tapi pasti. Dan ketika aku mulai ragu apakah perasaan ini hanya sepihak, ia membuktikan sebaliknya. Malam itu, di sebuah taman yang penuh lampu hias, Sunghoon berdiri di hadapanku dengan wajah serius. Tangannya meraih tanganku, hangat dan bergetar. “Y/N,” katanya pelan, “awalnya aku tidak pernah setuju dengan perjodohan ini. Aku kira ini hanya akan membuang waktuku. Tapi setelah mengenalmu, aku sadar… tidak ada hal yang lebih indah daripada bertemu denganmu. Aku ingin ini bukan lagi soal keluarga, tapi soal kita. Karena aku… mencintaimu.” Mataku panas, air mata turun begitu saja. Aku tersenyum sambil mengangguk, lalu menjawab, “Aku juga mencintaimu, Sunghoon. Terima kasih, karena sudah membuatku percaya lagi pada cinta.” Malam itu, di bawah cahaya lampu yang berkilauan, aku tahu bahwa semua yang kulawan dulu, semua yang kutolak, justru menjadi jalan untuk menemukan rumah terindah dalam hidupku. Perjodohan ini bukanlah akhir dari kebebasan. Ini adalah awal dari kebahagiaan yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya. Bersama Sunghoon, aku tahu… aku tidak lagi sendiri. Aku punya cinta, aku punya dia. ____End. #pov #sunghoon #enhypen #fyp #justpov

Aku tidak pernah percaya dengan perjodohan. Bagiku, cinta itu harus datang dari hati, bukan dari kesepakatan keluarga. Jadi ketika orang tuaku mengatakan aku akan dijodohkan dengan seseorang, aku langsung menolak keras. Rasanya tidak adil—hidupku seolah sudah diputuskan tanpa aku sempat memilih. Namun, semua penolakanku tidak ada gunanya. Pertemuan itu tetap diatur. Dan di sanalah aku melihatnya untuk pertama kali. Park Sunghoon. Lelaki dengan wajah tenang, tatapan dingin, dan aura yang membuat semua orang menoleh. Jujur, awalnya aku takut. Takut bahwa aku akan terjebak dalam pernikahan tanpa cinta. Hari-hari berikutnya berjalan penuh kecanggungan. Kami sering dipertemukan, entah di acara keluarga atau sekadar makan malam formal. Aku dan dia hanya berbicara seperlunya, menjaga jarak seolah-olah kami sama-sama tidak ingin terlibat. Tapi perlahan, semua berubah. Aku menemukan bahwa di balik tatapan dinginnya, ada perhatian yang tulus. Ia diam-diam mengingat hal-hal kecil tentangku: makanan favoritku, cara aku selalu menggigit bibir ketika gugup, hingga kebiasaan anehku menulis diary setiap malam. Sunghoon tidak banyak bicara, tapi tindakannya selalu menunjukkan lebih dari seribu kata. Suatu sore, hujan turun deras saat aku pulang. Aku lupa membawa payung, dan entah bagaimana, Sunghoon tiba-tiba muncul dengan payung hitamnya. Ia hanya berkata singkat, “Jangan sakit. Aku tidak suka kalau kamu terlihat lemah.” Kata-kata sederhana itu justru menampar hatiku dengan lembut. Saat itu aku sadar, hatiku mulai goyah. Hari demi hari, kami semakin dekat. Aku mulai bisa tertawa lepas di hadapannya. Ia pun berubah—lebih banyak tersenyum, lebih sering bercerita, dan sesekali menggoda dengan caranya yang kaku tapi manis. Aku jatuh, perlahan tapi pasti. Dan ketika aku mulai ragu apakah perasaan ini hanya sepihak, ia membuktikan sebaliknya. Malam itu, di sebuah taman yang penuh lampu hias, Sunghoon berdiri di hadapanku dengan wajah serius. Tangannya meraih tanganku, hangat dan bergetar. “Y/N,” katanya pelan, “awalnya aku tidak pernah setuju dengan perjodohan ini. Aku kira ini hanya akan membuang waktuku. Tapi setelah mengenalmu, aku sadar… tidak ada hal yang lebih indah daripada bertemu denganmu. Aku ingin ini bukan lagi soal keluarga, tapi soal kita. Karena aku… mencintaimu.” Mataku panas, air mata turun begitu saja. Aku tersenyum sambil mengangguk, lalu menjawab, “Aku juga mencintaimu, Sunghoon. Terima kasih, karena sudah membuatku percaya lagi pada cinta.” Malam itu, di bawah cahaya lampu yang berkilauan, aku tahu bahwa semua yang kulawan dulu, semua yang kutolak, justru menjadi jalan untuk menemukan rumah terindah dalam hidupku. Perjodohan ini bukanlah akhir dari kebebasan. Ini adalah awal dari kebahagiaan yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya. Bersama Sunghoon, aku tahu… aku tidak lagi sendiri. Aku punya cinta, aku punya dia. ____End. #pov #sunghoon #enhypen #fyp #justpov

About

Robot

Legal

Privacy Policy