@mascollmontag: يازين عقلي سلبته #مزمار #ماسكو_للمونتاج #تصميمي #شيلات_حضرميه مزمار طرب 2025

ماسكو للمونتاج
ماسكو للمونتاج
Open In TikTok:
Region: YE
Monday 29 July 2024 19:17:45 GMT
26233
176
12
25

Music

Download

Comments

user218154252810
``` ~_محمد_~ ``` :
جيبها كامله
2025-08-26 20:39:57
0
5r_e__11
المنشد🎙راعي الإبداع🇸🇦🇾🇪 :
الله الله شكراً على التصميم الرائع 👏👏♥️
2024-07-29 21:06:39
2
5.nur
Ň𝔬ᑌ𝓡 :
رووعاتك
2024-07-31 04:02:57
0
auu.w
ಇ :
مساء الخير
2024-07-30 18:57:39
1
5.nur
Ň𝔬ᑌ𝓡 :
ذووق
2024-07-31 04:02:59
0
user5348177174077
ابن حضرموت :
🥰
2025-08-24 17:42:04
1
user5154612524261
احمد الفتيني حساب بديل، :
🥰
2025-08-16 05:47:26
1
user9028772565548
عبدربه لعكب 🇾🇪 :
2025-07-14 22:35:06
1
alguien58850
ماهر :
❤️❤️❤️
2024-09-01 14:42:23
1
jr_yh4
شـ⃪ﹻـبوانَي :
♥♥♥
2024-07-29 19:20:20
1
auu.w
ಇ :
ذووووقــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــے🦋
2024-07-30 18:57:46
1
auu.w
ಇ :
ذووووقــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــے🌹
2024-07-30 18:57:42
1
To see more videos from user @mascollmontag, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Rasa sakit batin tidak selalu butuh telinga orang lain. Kadang justru semakin banyak bercerita, semakin besar kecewa. Di era semua orang berlomba terlihat kuat, berbagi luka sering dianggap kelemahan. Pertanyaannya, apakah manusia benar benar butuh orang lain untuk sembuh, atau kita hanya belum belajar membaca suara diri sendiri? Fakta menariknya, studi psikologi menunjukkan kemampuan seseorang menenangkan diri sendiri disebut self regulation dan ini berkaitan langsung dengan kesehatan mental jangka panjang. Artinya, ada orang yang pulih bukan karena dikuatkan orang lain, tapi karena tahu cara berdamai dengan pikirannya. Ini bukan anti sosial. Ini kedewasaan emosional yang sering disalahpahami. Hidup modern membuat tekanan datang dari segala arah. Tuntutan kerja, ekspektasi keluarga, perbandingan sosial di media, sampai kegelisahan yang tidak punya nama. Seperti saat duduk di kamar sendirian, pikiran terasa berat, tapi lidah kelu saat ingin bercerita. Tidak tahu harus mulai dari mana, atau takut dianggap lemah. Kondisi seperti ini bukan kurang teman. Kadang justru saat kita terlalu bergantung pada luar, kita lupa mengenali diri sendiri. Berikut cara melepas beban mental tanpa bergantung pada telinga siapa pun. 1 Renungkan Emosi Secara Jujur Waktu pikiran penuh, naluri pertama adalah mengalihkan. Main ponsel, sibuk kerja, atau memaksa tersenyum. Namun menghindari emosi hanya menunda luka. Duduk dengan perasaan tidak nyaman, lalu menamainya, justru cara paling ilmiah untuk meredakan stres karena otak memerlukan identifikasi emosi untuk menurunkan aktivitas amigdala. Misalnya merasa marah tanpa alasan jelas. Diam sejenak, lalu jujur mengakui ada kecewa yang belum diberi ruang. Saat emosi diberi nama, rasanya pelan pelan melemah bukan karena hilang tetapi karena diakui. Dalam praktiknya, seseorang yang pulang kerja dengan kepala berat bisa mencoba menuliskan apa yang terasa mengganggu. Mungkin bukan masalah kantor tapi rasa takut gagal yang mengendap. Ketika sudah terlihat bentuknya, pikiran lebih mudah menata solusi alami. Sebagian orang menemukan kedalaman proses ini dalam konten reflektif eksklusif seperti yang tersedia di logikafilsuf yang membuat proses memahami diri terasa lebih terarah tanpa harus membuka diri pada siapa pun. 2 Latihan Menarik Nafas Secara Teratur Beban mental sering berwujud dada sesak, napas pendek, pikiran berlari. Tubuh bereaksi lebih dulu sebelum logika sempat bekerja. Banyak penelitian neurologi menunjukkan napas adalah jalur langsung ke sistem saraf penenang. Misalnya saat pikiran kusut menjelang tidur, tarik napas dalam empat hitungan, tahan dua, hembus enam. Rasanya seperti memencet tombol reset kecil di otak. Latihan ini membantu otak kembali rasional. Di kantor saat deadline menumpuk, berhenti satu menit saja untuk bernapas teratur bisa mengembalikan fokus. Orang yang konsisten melatih napas bukan hanya lebih tenang, tetapi juga lebih jernih dalam mengambil keputusan tanpa drama emosional. 3 Menulis Pikiran Secara Bebas Kepala manusia ibarat wadah yang penuh dan berisik. Menulis membebaskan pikiran yang berdesakan. Tidak perlu puitis atau rapi. Cukup tulis semua isi kepala seperti membuang sampah mental. Misalnya saat merasa sedih karena gagal mencapai target, tulis ketakutan terdalam yang muncul. Tulisan bukan untuk dibaca orang lain, tapi untuk memberi jalan keluar bagi perasaan yang terjebak. Menulis juga mencegah kita melampiaskan emosi secara impulsif pada orang lain. Dengan membaca ulang tulisan beberapa jam kemudian, kita melihat masalah lebih objektif. Kadang bahkan menyadari masalah tidak sebesar yang terasa. Metode ini simpel namun dampaknya besar bagi kejernihan batin. 4 Perkuat Rutinitas Fisik Stres mental sering menular ke tubuh. Bahu tegang, sulit tidur, energi rendah. Tubuh yang lelah membuat pikiran semakin berat. Aktivitas fisik membantu mengeluarkan hormon endorfin yang meningkatkan suasana hati. #semangat #logikafilsuf
Rasa sakit batin tidak selalu butuh telinga orang lain. Kadang justru semakin banyak bercerita, semakin besar kecewa. Di era semua orang berlomba terlihat kuat, berbagi luka sering dianggap kelemahan. Pertanyaannya, apakah manusia benar benar butuh orang lain untuk sembuh, atau kita hanya belum belajar membaca suara diri sendiri? Fakta menariknya, studi psikologi menunjukkan kemampuan seseorang menenangkan diri sendiri disebut self regulation dan ini berkaitan langsung dengan kesehatan mental jangka panjang. Artinya, ada orang yang pulih bukan karena dikuatkan orang lain, tapi karena tahu cara berdamai dengan pikirannya. Ini bukan anti sosial. Ini kedewasaan emosional yang sering disalahpahami. Hidup modern membuat tekanan datang dari segala arah. Tuntutan kerja, ekspektasi keluarga, perbandingan sosial di media, sampai kegelisahan yang tidak punya nama. Seperti saat duduk di kamar sendirian, pikiran terasa berat, tapi lidah kelu saat ingin bercerita. Tidak tahu harus mulai dari mana, atau takut dianggap lemah. Kondisi seperti ini bukan kurang teman. Kadang justru saat kita terlalu bergantung pada luar, kita lupa mengenali diri sendiri. Berikut cara melepas beban mental tanpa bergantung pada telinga siapa pun. 1 Renungkan Emosi Secara Jujur Waktu pikiran penuh, naluri pertama adalah mengalihkan. Main ponsel, sibuk kerja, atau memaksa tersenyum. Namun menghindari emosi hanya menunda luka. Duduk dengan perasaan tidak nyaman, lalu menamainya, justru cara paling ilmiah untuk meredakan stres karena otak memerlukan identifikasi emosi untuk menurunkan aktivitas amigdala. Misalnya merasa marah tanpa alasan jelas. Diam sejenak, lalu jujur mengakui ada kecewa yang belum diberi ruang. Saat emosi diberi nama, rasanya pelan pelan melemah bukan karena hilang tetapi karena diakui. Dalam praktiknya, seseorang yang pulang kerja dengan kepala berat bisa mencoba menuliskan apa yang terasa mengganggu. Mungkin bukan masalah kantor tapi rasa takut gagal yang mengendap. Ketika sudah terlihat bentuknya, pikiran lebih mudah menata solusi alami. Sebagian orang menemukan kedalaman proses ini dalam konten reflektif eksklusif seperti yang tersedia di logikafilsuf yang membuat proses memahami diri terasa lebih terarah tanpa harus membuka diri pada siapa pun. 2 Latihan Menarik Nafas Secara Teratur Beban mental sering berwujud dada sesak, napas pendek, pikiran berlari. Tubuh bereaksi lebih dulu sebelum logika sempat bekerja. Banyak penelitian neurologi menunjukkan napas adalah jalur langsung ke sistem saraf penenang. Misalnya saat pikiran kusut menjelang tidur, tarik napas dalam empat hitungan, tahan dua, hembus enam. Rasanya seperti memencet tombol reset kecil di otak. Latihan ini membantu otak kembali rasional. Di kantor saat deadline menumpuk, berhenti satu menit saja untuk bernapas teratur bisa mengembalikan fokus. Orang yang konsisten melatih napas bukan hanya lebih tenang, tetapi juga lebih jernih dalam mengambil keputusan tanpa drama emosional. 3 Menulis Pikiran Secara Bebas Kepala manusia ibarat wadah yang penuh dan berisik. Menulis membebaskan pikiran yang berdesakan. Tidak perlu puitis atau rapi. Cukup tulis semua isi kepala seperti membuang sampah mental. Misalnya saat merasa sedih karena gagal mencapai target, tulis ketakutan terdalam yang muncul. Tulisan bukan untuk dibaca orang lain, tapi untuk memberi jalan keluar bagi perasaan yang terjebak. Menulis juga mencegah kita melampiaskan emosi secara impulsif pada orang lain. Dengan membaca ulang tulisan beberapa jam kemudian, kita melihat masalah lebih objektif. Kadang bahkan menyadari masalah tidak sebesar yang terasa. Metode ini simpel namun dampaknya besar bagi kejernihan batin. 4 Perkuat Rutinitas Fisik Stres mental sering menular ke tubuh. Bahu tegang, sulit tidur, energi rendah. Tubuh yang lelah membuat pikiran semakin berat. Aktivitas fisik membantu mengeluarkan hormon endorfin yang meningkatkan suasana hati. #semangat #logikafilsuf

About