@meccaaimann:

𝑀𝑒𝒸
𝑀𝑒𝒸
Open In TikTok:
Region: US
Thursday 01 August 2024 19:49:21 GMT
587
44
2
1

Music

Download

Comments

margaretwarthen
Margaret Warthen :
😁😁😁
2024-08-04 15:57:58
0
cylab15
CylaB💜ot7 :
Give me just one chance😔😔
2024-08-04 14:49:20
0
To see more videos from user @meccaaimann, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Dia adalah kisah yang tak pernah selesai, meski halaman terakhirnya sudah lama kututup. Ada sesuatu tentang dirinya yang selalu kembali mengetuk, seakan ingatan ini memang di ciptakan hanya untuk mengulang namanya. Senyumnya, cukup untuk menggetarkan seluruh benteng yang kupasang demi menjaga hatiku tetap aman. Wajahnya, tak perlu sempurna, namun selalu menjadi wajah yang paling kurindukan di tengah keramaian. Namanya, hanya rangkaian huruf, tetapi di dadaku ia menjelma doa, kadang menenangkan, kadang melukai. Aku bisa seribu kali berjanji melupakannya, namun cukup sekali bayanganya singgah, seluruh janji itu hancur begitu saja.  Dia selalu hadir dalam ketidak hadiran, selalu nyata dalam ketidak mungkinan. Seolah olah aku ditakdirkan untuk terus mengingatnya, meski yang tersisa hanya kenangan. Tentang dia, selalu indah meski kisahnya telah usai. Tawanya masih terngiang diruang sunyi, genggamannya masih terasa di sela jariku yang kosong. Dan setiap kali bayangan itu datang, dada ini kembali sesak, seakan tuhan pernah menitipkan cahaya padanya, lalu mengambilnya kembali sebelum sempat kupeluk erat. Kini, senyumnya mungkin telah menjadi milik orang lain. Wajahnya mungkin di pandang kagum oleh mata yang bukan mataku. Namanya mungkin telah di sematkan dalam doa yang bukan doaku. Sedangkan aku hanya menjadi penonton, menyaksikan dari jauh tanpa bisa lagi meraih. Meski demikian, aku tidak menyesal. Dia adalah luka yang kucintai, perih yang kupelihara dengan penuh kerelaan. Sebab di balik luka itu, ada kenangan yang membuatku pernah merasa utuh. Kadang aku bertanya pada diriku sendiri, mengapa harus dia yang begitu sulit kulupakan? Mungkin karena dia adalah rumah, dan bagaimana mungkin aku melupakan rumah, sedangkan setiap kali aku tersesat hanya bayanganya yang membuatku merasa pulang? Dia adalah candu, membuatku terus mencari meski aku tahu aku binasa. Dia adalah kehilangan yang kucintai, sebab di dalam dirinya pernah kusimpan bagian terbaik dari hidupku. Tentang dia, akan selalu menjadi puisi yang tak pernah selesai kutulis. Indah sekaligus menyakitkan, hangat sekaligus menyesakkan. Dan barangkali, sampai akhir hayatku, aku akan jatuh cinta pada luka yang di tinggalkannya.
Dia adalah kisah yang tak pernah selesai, meski halaman terakhirnya sudah lama kututup. Ada sesuatu tentang dirinya yang selalu kembali mengetuk, seakan ingatan ini memang di ciptakan hanya untuk mengulang namanya. Senyumnya, cukup untuk menggetarkan seluruh benteng yang kupasang demi menjaga hatiku tetap aman. Wajahnya, tak perlu sempurna, namun selalu menjadi wajah yang paling kurindukan di tengah keramaian. Namanya, hanya rangkaian huruf, tetapi di dadaku ia menjelma doa, kadang menenangkan, kadang melukai. Aku bisa seribu kali berjanji melupakannya, namun cukup sekali bayanganya singgah, seluruh janji itu hancur begitu saja. Dia selalu hadir dalam ketidak hadiran, selalu nyata dalam ketidak mungkinan. Seolah olah aku ditakdirkan untuk terus mengingatnya, meski yang tersisa hanya kenangan. Tentang dia, selalu indah meski kisahnya telah usai. Tawanya masih terngiang diruang sunyi, genggamannya masih terasa di sela jariku yang kosong. Dan setiap kali bayangan itu datang, dada ini kembali sesak, seakan tuhan pernah menitipkan cahaya padanya, lalu mengambilnya kembali sebelum sempat kupeluk erat. Kini, senyumnya mungkin telah menjadi milik orang lain. Wajahnya mungkin di pandang kagum oleh mata yang bukan mataku. Namanya mungkin telah di sematkan dalam doa yang bukan doaku. Sedangkan aku hanya menjadi penonton, menyaksikan dari jauh tanpa bisa lagi meraih. Meski demikian, aku tidak menyesal. Dia adalah luka yang kucintai, perih yang kupelihara dengan penuh kerelaan. Sebab di balik luka itu, ada kenangan yang membuatku pernah merasa utuh. Kadang aku bertanya pada diriku sendiri, mengapa harus dia yang begitu sulit kulupakan? Mungkin karena dia adalah rumah, dan bagaimana mungkin aku melupakan rumah, sedangkan setiap kali aku tersesat hanya bayanganya yang membuatku merasa pulang? Dia adalah candu, membuatku terus mencari meski aku tahu aku binasa. Dia adalah kehilangan yang kucintai, sebab di dalam dirinya pernah kusimpan bagian terbaik dari hidupku. Tentang dia, akan selalu menjadi puisi yang tak pernah selesai kutulis. Indah sekaligus menyakitkan, hangat sekaligus menyesakkan. Dan barangkali, sampai akhir hayatku, aku akan jatuh cinta pada luka yang di tinggalkannya.

About