@skyhnl._: gini aja gue ngakak😭🤣 #seoulbusters #kdrama #kimdongwook #parksewan #seohyunwoo #parkjihwan #leeseungwoo

sky

Open In TikTok:

Region: ID

Wednesday 30 October 2024 12:41:25 GMT

361933

25667

227

752

Music

Download

No Watermark .mp4 (2.22MB) No Watermark(HD) .mp4 (1.4MB) Watermark .mp4 (2.43MB) Music .mp3

Comments

fhiraa :

satu tkp banyak kejadian

2024-10-30 23:44:49

589

inna270403 :

nonton di mna we

2024-11-04 11:40:24

1

Muichiro :

When Gen-Z becomes detective

2024-12-12 23:07:48

3

🦋_Sumu_🦋 :

Drama name?

2024-11-16 04:15:56

1

Sharlene B. Tolentino :

hahaha 🤣🤣🤣🤣

2025-08-16 04:31:46

0

arihsb180497 :

ini film apa series

2024-11-22 04:23:10

0

Min Naina Yoon Seok :

SEOUL BUSTERS AdaLah KDrama TerBengek di 2024 🤣🤣🤣

2024-11-01 00:02:08

42

stargie :

kenapa ga 50 Episode 😂

2024-10-31 10:07:03

5

nnnn :

Detektif anj😭

2025-01-02 03:30:45

2

ᵛⁱᵒˡᵘᵉᵗ :

nama drakornya apa

2024-10-31 01:59:20

0

waiting4us :

udah end ga?

2024-10-31 06:13:11

2

Garchuuu :

yg lebih kocak sih maknae, jatohnya sampe ke jurang 🤣🤣🤣

2024-10-31 05:55:33

6

Анель :

😂😂😂😂 best dorama

2024-12-16 08:03:35

0

카밀라 :

name of movie

2025-01-05 04:46:04

0

fofo❤️ :

نزل كامل او كيف؟؟؟

2024-10-30 21:40:27

0

dani~kim💜 :

ini drama ongoing kah 🤔🤣 sumpah ngakak banget 😂😂

2024-10-31 04:57:39

5

Tayane Moraes :

qual p nome pfv?

2024-10-30 21:35:15

0

novayana :

apa judul nya kk

2024-10-31 16:14:28

0

بشاير 🦋✨ :

اشتقت لهم 😭😭😭

2024-12-23 20:49:16

0

𐙚 :

humorku recehh bgt 😭😭

2024-10-30 21:21:16

0

EvelinBarbosa :

qual o nome e onde assisto?

2025-01-04 11:46:29

0

risaaaa :

ini nntn nya dmna

2024-10-31 16:11:08

0

◡̈◡̈ 🧸 ᵕᴗᵕ 🎧☔️ :

Behind the scenes 👍 Hahahahahahaha

2024-11-02 08:24:53

2

To see more videos from user @skyhnl._, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

#chinesefood #chinese #china #peking #pekingduck #FoodTok #haevy #chilli #spicy #spicyfood #hotpot #noodles #rating #top #top20 #viralvideos #famous #traditional #autentica #meal #beef #familytime #dinner #streetfood #goviral #foryoupage❤️❤️ #tofu #lov #asian #shrimp #salt #paper #dumplings #dynasty #Foodie #foodies #soup #wonton #rice

#chinesefood #chinese #china #peking #pekingduck #FoodTok #haevy #chilli #spicy #spicyfood #hotpot #noodles #rating #top #top20 #viralvideos #famous #traditional #autentica #meal #beef #familytime #dinner #streetfood #goviral #foryoupage❤️❤️ #tofu #lov #asian #shrimp #salt #paper #dumplings #dynasty #Foodie #foodies #soup #wonton #rice

Who’s trying these before they leave @Crumbl x @Martha Stewart? 🤤 It’s only available until tomorrowwww #crumblcookies #marthastewart #cookies #foodreview

Who’s trying these before they leave @Crumbl x @Martha Stewart? 🤤 It’s only available until tomorrowwww #crumblcookies #marthastewart #cookies #foodreview

#POV Apartemen lantai lima belas itu cukup nyaman. Langit-langitnya tinggi, jendelanya lebar, dan udara sore menembus tirai tipis seperti sapaan lembut dari kota yang mulai padat. Kamu baru saja pindah seminggu yang lalu, masih belum terbiasa dengan suara lift dan aroma kopi dari kedai kecil di bawah gedung. Dan, tentu saja, dengan sosok misterius di unit sebelah. Namanya Choi Seungcheol. Pria berusia tiga puluh tahun, berprofesi sebagai desainer interior, dan entah kenapa semua penghuni apartemen selalu punya satu kalimat yang sama kalau membicarakannya, “Cowok itu karismatik banget, sumpah.” Awalnya kamu tidak peduli. Siapa juga yang sempat mengagumi tetangga di tengah stres kerja pertama kali? Tapi dari beberapa kali papasan di koridor, kamu harus akui, ada sesuatu dalam caranya berjalan santai, senyum kecilnya yang sopan tapi tetap berwibawa, dan jujur saja hal itu yang membuatu sedikit penasaran. Namun sejauh ini, kalian hanya sebatas “halo” dan “pagi”. Sampai kejadian di sore itu. Dimana kamu baru saja pulang dari kantor, kunci apartemen masih di tangan, saat matamu menangkap sebuah paket besar bersandar di depan pintu. Nama penerimanya Choi Seungcheol. Alamatnya, jelas unit sebelah. Kamu sempat ragu. Tapi setelah menimbang beberapa detik, kamu mengetuk pintu itu, bermaksud untuk mengembalikan paket yang salah alamat. Pintu terbuka pelan. Dan di sanalah dia. Choi Seungcheol. Kamu pernah lihat dia sekilas beberapa kali di lorong—biasanya dengan kemeja rapi dan ekspresi datar. Tapi kali ini… beda. Kaus tanpa lengan berwarna abu yang melekat di tubuhnya jelas memperlihatkan setiap lekuk otot yang bergerak seiring tarikan napasnya. Rambutnya agak berantakan, sedikit basah di ujung, mungkin karena keringat atau sisa air yang belum sempat dikeringkan. Ada butiran keringat tipis di lehernya, meluncur pelan ke arah tulang selangka, membuatmu tanpa sadar mengikuti jejaknya dengan pandangan. Dan ketika ia mengangkat tangan untuk menyandarkan bahu di kusen pintu—ya Tuhan, otot lengannya menegang samar. Kamu refleks menarik napas, lalu lupa mengembuskannya. Dalam hati kamu menjerit, ini tetangga atau percobaan jantung? “Oh, itu paket saya ya?” Suaranya terdengar rendah, tenang, dan sedikit serak—jenis suara yang kedengaran biasa kalau diucapkan orang lain, tapi jadi terlalu berbahaya ketika keluar dari mulutnya. Kamu berusaha keras fokus ke kardus di tanganmu, bukan ke lehernya. “Eh, iya. Ini paketnya nyasar ke depan pintu.” “Terima kasih.” Ia menunduk sedikit, mengambilnya darimu, jarinya sekilas menyentuh jemarimu. Sentuhan singkat, tapi cukup untuk bikin listrik kecil menjalar sampai ke bahu. “Maaf banget,” lanjutnya, senyum samar muncul di wajahnya. “Harusnya saya kasih catatan ke kurir.” “Gak apa-apa kok,” jawabmu cepat, mungkin terlalu cepat. Kamu memaksa senyum sopan, padahal jantungmu sedang berdetak seperti habis lari marathon. Senyumnya meluas sedikit, bukan senyum lebar yang norak, tapi senyum hangat yang entah bagaimana bikin udara di koridor terasa makin tipis. Dan di detik itu kamu baru sadar, ruangan kecil di antara dua pintu apartemen bisa terasa sempit kalau diisi seseorang dengan aura sebesar itu. “Baru pindah, ya?” tanyanya santai, masih menatapmu tanpa terburu-buru. “Iya,” jawabmu. “Seminggu ini.” “Ah, pantes. Saya sempat lihat ada truk pindahan waktu itu.” “Oh, kamu liat?” “Iya.” Ia menegakkan badan, menggeser paket ke satu tangan. “Saya sempat mikir, akhirnya ada juga penghuni baru. Lantai ini sepi banget.” Kamu mengangguk, mencoba bersikap biasa. “Iya, bener. Tetangga-tetangganya pada kalem banget. Aku sampai mikir jangan-jangan di sini gak boleh berisik sama sekali.” “Enggak juga,” katanya, bibirnya sedikit terangkat. “Cuma kebanyakan orang di sini pulang malam. Jarang ada yang punya waktu buat ngobrol.” “Termasuk kamu?” (lanjutannya di komen yaa) #scoups #seventeen #alternativeuniverse #fypシ゚

#POV Apartemen lantai lima belas itu cukup nyaman. Langit-langitnya tinggi, jendelanya lebar, dan udara sore menembus tirai tipis seperti sapaan lembut dari kota yang mulai padat. Kamu baru saja pindah seminggu yang lalu, masih belum terbiasa dengan suara lift dan aroma kopi dari kedai kecil di bawah gedung. Dan, tentu saja, dengan sosok misterius di unit sebelah. Namanya Choi Seungcheol. Pria berusia tiga puluh tahun, berprofesi sebagai desainer interior, dan entah kenapa semua penghuni apartemen selalu punya satu kalimat yang sama kalau membicarakannya, “Cowok itu karismatik banget, sumpah.” Awalnya kamu tidak peduli. Siapa juga yang sempat mengagumi tetangga di tengah stres kerja pertama kali? Tapi dari beberapa kali papasan di koridor, kamu harus akui, ada sesuatu dalam caranya berjalan santai, senyum kecilnya yang sopan tapi tetap berwibawa, dan jujur saja hal itu yang membuatu sedikit penasaran. Namun sejauh ini, kalian hanya sebatas “halo” dan “pagi”. Sampai kejadian di sore itu. Dimana kamu baru saja pulang dari kantor, kunci apartemen masih di tangan, saat matamu menangkap sebuah paket besar bersandar di depan pintu. Nama penerimanya Choi Seungcheol. Alamatnya, jelas unit sebelah. Kamu sempat ragu. Tapi setelah menimbang beberapa detik, kamu mengetuk pintu itu, bermaksud untuk mengembalikan paket yang salah alamat. Pintu terbuka pelan. Dan di sanalah dia. Choi Seungcheol. Kamu pernah lihat dia sekilas beberapa kali di lorong—biasanya dengan kemeja rapi dan ekspresi datar. Tapi kali ini… beda. Kaus tanpa lengan berwarna abu yang melekat di tubuhnya jelas memperlihatkan setiap lekuk otot yang bergerak seiring tarikan napasnya. Rambutnya agak berantakan, sedikit basah di ujung, mungkin karena keringat atau sisa air yang belum sempat dikeringkan. Ada butiran keringat tipis di lehernya, meluncur pelan ke arah tulang selangka, membuatmu tanpa sadar mengikuti jejaknya dengan pandangan. Dan ketika ia mengangkat tangan untuk menyandarkan bahu di kusen pintu—ya Tuhan, otot lengannya menegang samar. Kamu refleks menarik napas, lalu lupa mengembuskannya. Dalam hati kamu menjerit, ini tetangga atau percobaan jantung? “Oh, itu paket saya ya?” Suaranya terdengar rendah, tenang, dan sedikit serak—jenis suara yang kedengaran biasa kalau diucapkan orang lain, tapi jadi terlalu berbahaya ketika keluar dari mulutnya. Kamu berusaha keras fokus ke kardus di tanganmu, bukan ke lehernya. “Eh, iya. Ini paketnya nyasar ke depan pintu.” “Terima kasih.” Ia menunduk sedikit, mengambilnya darimu, jarinya sekilas menyentuh jemarimu. Sentuhan singkat, tapi cukup untuk bikin listrik kecil menjalar sampai ke bahu. “Maaf banget,” lanjutnya, senyum samar muncul di wajahnya. “Harusnya saya kasih catatan ke kurir.” “Gak apa-apa kok,” jawabmu cepat, mungkin terlalu cepat. Kamu memaksa senyum sopan, padahal jantungmu sedang berdetak seperti habis lari marathon. Senyumnya meluas sedikit, bukan senyum lebar yang norak, tapi senyum hangat yang entah bagaimana bikin udara di koridor terasa makin tipis. Dan di detik itu kamu baru sadar, ruangan kecil di antara dua pintu apartemen bisa terasa sempit kalau diisi seseorang dengan aura sebesar itu. “Baru pindah, ya?” tanyanya santai, masih menatapmu tanpa terburu-buru. “Iya,” jawabmu. “Seminggu ini.” “Ah, pantes. Saya sempat lihat ada truk pindahan waktu itu.” “Oh, kamu liat?” “Iya.” Ia menegakkan badan, menggeser paket ke satu tangan. “Saya sempat mikir, akhirnya ada juga penghuni baru. Lantai ini sepi banget.” Kamu mengangguk, mencoba bersikap biasa. “Iya, bener. Tetangga-tetangganya pada kalem banget. Aku sampai mikir jangan-jangan di sini gak boleh berisik sama sekali.” “Enggak juga,” katanya, bibirnya sedikit terangkat. “Cuma kebanyakan orang di sini pulang malam. Jarang ada yang punya waktu buat ngobrol.” “Termasuk kamu?” (lanjutannya di komen yaa) #scoups #seventeen #alternativeuniverse #fypシ゚

elitis jirr #interstellar #fyp #elitis #jjelitis #xybca

elitis jirr #interstellar #fyp #elitis #jjelitis #xybca

ابو رقية لانقاذ الستريك😍 #ستريك #ابو_رقية_البصراوي #ترند#لايك

ابو رقية لانقاذ الستريك😍 #ستريك #ابو_رقية_البصراوي #ترند#لايك

About

Robot

Legal

Privacy Policy