@oktikhoeriyyah: السَّلاَم علیکم ْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكـَـاتُهْ بِسْــــــــــــــــــــــم اللّهِ 🍂" Para ulama lajnah Daimah ditanya, “Apakah diperbolekan kita mengatakan disela-sela sholawat kita kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam (dalam tasyahud, pen) “Sayyidina Muhammad” tanpa ada riwayat dari beliau seperti dalam shalawat Ibrohimiyah atau lainnya? Maka mereka menjawab, “Shalawat kepada Rasulullah sallahu alaihi wa sallam dalam tasyahud –sepengetahuan kami- tidak ada kata “Sayyidina” اللهم صل على سيدنا محمد ..إلخ “Ya Allah berikan shalawat kepada tuan kami Muhammad dan seterusnya”. Begitu juga sifat azan dan iqamah. Tidak dikatakan di dalamnya “Sayyidina” karena tidak ada dalam hadits shohih yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasalam kepada para shahabatnya tata cara shalawat kepadanya begitu pula tata cara azan serta iqamah. Karena ibadah itu tauqifiyah (paten) maka tidak ditambah di dalamnya selagi Allah tidak mensyariatkannya. Sementara mengucapkannya di selain dari itu (tasyahud) maka tidak mengapa. Berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam: (Saya adalah penghulu anak Adam pada hari kiamat dan tidak sombong).” Fatawa Lajnah Daimah, (7/65) #cuplikandakwahpendek #dakwah #muhasabahdiri #fyp