@mozoee: We love free samples😍😍 #freesamples #tiktokshop #packages #yay #happytuesday #newproducts #fyp #fypシ #michigan #foryou #foryoupage #michigancheck #welovepackages

Lexxxmorgan
Lexxxmorgan
Open In TikTok:
Region: US
Tuesday 10 December 2024 20:26:11 GMT
449
69
40
5

Music

Download

Comments

jessrkaz
JessRKaz :
Woohoo!! Can’t wait to see what you got!!
2024-12-10 20:47:23
2
lakegoofy
Jeff :
❤️❤️❤️
2024-12-10 20:43:21
2
carolinagirl299
Carolina girl❌ :
Will be looking out for your videos to support you friend
2024-12-10 20:33:20
2
eflowa28
Kenny :
😁😁😁
2024-12-10 20:29:55
2
prophesytothewind
ProphesyToTheWind :
Can’t wait to see all the reviews.
2024-12-12 01:01:10
1
maruf_abedin93
Maruf Abedin :
💗💗💗
2024-12-11 11:00:04
1
susanrenae0812
Susan Renae :
I cannot wait to see all the goodies that you got! I’m so happy for you.
2024-12-11 05:06:19
1
kierrabays
kierrabays :
so happy for you 🥰😊
2024-12-11 03:26:38
1
jenjensseven
jenjen :
it's all exciting to get all the packages
2024-12-11 02:22:39
1
jenjensseven
jenjen :
yay. your getting more and more samples
2024-12-11 02:22:17
1
kt.caldwell23
Katie Caldwell :
free samples are the best! Every day like Christmas!
2024-12-11 01:13:52
1
heathermb1987
heathermarie1113 :
Yesss girlll yess we love samples 🙌❤️❤️
2024-12-11 00:56:21
1
jessi23_83
Jess :
Woohoo 🙌
2024-12-10 23:30:10
1
barbies_world86
🍒⚡️BARBIE'S WORLD⚡️🍒 :
yayyy
2024-12-10 21:27:34
1
miriamgalindo3
Miriam Galindo :
Yayyyy 🤗🥰
2024-12-10 21:23:46
1
amyvalbuena7
Amy 💖🦋✨ :
So exciting!!! Love free samples!!! 😍😍
2024-12-10 21:21:04
1
melyb26
mel :
yayyyy I'm so happy for you 🥰
2024-12-10 21:15:33
1
freakofthethree
freakofthethree :
woo hoo!!!!
2024-12-10 21:08:57
1
iamsaltrii
🌻✨ S A L T R I ✨🌻 :
🤭 the excitement is contagious. Can’t wait to see
2024-12-12 18:42:25
0
To see more videos from user @mozoee, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

POV|| Park Sunghoon dikenal sebagai CEO muda yang dingin. Semua orang di perusahaan tahu: jangan terlalu dekat dengannya kalau tidak perlu. Senyumnya langka, suaranya selalu datar, dan tatapan matanya sering membuat orang gugup. Namun bagi keluarganya, Sunghoon adalah sosok yang lembut, patuh, dan sangat menghormati kakeknya. Apapun yang sang kakek minta—akan ia lakukan, tanpa banyak tanya. --- Suatu sore, di ruang kerja besar rumah keluarga Park, sang kakek memanggilnya. “Sunghoon,” ucapnya pelan tapi tegas. “Kau tahu Tuan Han, sahabat lamaku? Kami sudah berjanji sejak lama untuk menjodohkan cucu kami. Dan aku ingin janji itu ditepati tahun ini.” Sunghoon diam beberapa detik. Tidak ada ekspresi terkejut di wajahnya. “Baik, Kek,” jawabnya tenang. Kakeknya tersenyum puas. “Cucu perempuannya baik, lembut, pintar. Namanya Y/N. Aku yakin kau akan menyukainya.” Sunghoon hanya menunduk sedikit. Ia tidak pernah percaya pada cinta yang datang dari perjodohan—tapi baginya, selama kakeknya yang meminta, ia akan patuh. --- Beberapa minggu kemudian, ia bertemu denganmu untuk pertama kalinya di rumah keluarga Han. Kau terlihat anggun dengan gaun pastel sederhana. Senyummu lembut tapi tulus. Kau menunduk sopan, “Senang bertemu denganmu, Tuan Park.” Sunghoon hanya mengangguk singkat. “Begitu juga denganku.” Pertemuan itu canggung. Kau bicara dengan sopan, mencoba membuka percakapan. Tapi Sunghoon hanya menjawab seperlunya. Namun ada satu hal yang membuatmu tak bisa berhenti memperhatikan: cara dia menatapmu diam-diam—seolah sedang menilai sesuatu, tapi tanpa nada merendahkan. --- Dua bulan kemudian, kalian menikah. Pernikahan besar, penuh tamu penting, tapi tanpa banyak emosi. Kau tersenyum sopan di depan kamera, sementara Sunghoon berdiri tegap di sampingmu, wajahnya datar tapi matanya sesekali melirikmu. Ia menggenggam tanganmu saat janji pernikahan dibacakan. Genggamannya kuat, tapi hangat. --- Hari-hari pertama setelah menikah terasa aneh. Kalian tinggal serumah, tapi seperti dua orang asing. Sunghoon sibuk di kantor, pulang larut malam, jarang bicara. Namun setiap pagi, meja makan selalu sudah terisi sarapan buatanmu. Dan setiap pagi, piring itu tak pernah bersisa. Suatu hari kau memberanikan diri mengetuk pintu ruang kerjanya. “Maaf kalau aku mengganggu,” katamu hati-hati. Ia menatapmu dari balik tumpukan dokumen. “Tidak. Masuklah.” Kau meletakkan secangkir kopi di mejanya. “Aku buatkan kopi. Kau suka tanpa gula, kan?” Ia menatap cangkir itu sebentar, lalu mengangguk. “Terima kasih.” Nada suaranya pelan, tapi kali ini tidak dingin. Malamnya, ketika kau melewati ruang kerjanya lagi, cangkir itu kosong. Dan entah kenapa, hal kecil itu membuatmu tersenyum. --- Hari demi hari berjalan. Sunghoon masih seperti biasa: jarang bicara, selalu fokus pada pekerjaannya. Namun perlahan, ia mulai menunjukkan perhatian kecil. Kadang ia membawakanmu oleh-oleh dari luar kota tanpa diminta. Kadang ia hanya berkata, > “Jangan keluar sendirian malam-malam.” “Kalau sakit, bilang. Jangan diam.” Awalnya kau kira itu hanya bentuk tanggung jawab seorang suami. Tapi lama-kelamaan, kau tahu... itu lebih dari itu. --- Suatu sore kau datang ke kantornya, membawa bekal makan siang. Semua staf terkejut melihatmu datang tanpa pengumuman. Sunghoon sedang rapat, tapi saat melihatmu di pintu kaca, pandangannya berubah seketika. Ia berdiri, menghentikan rapat. “Kita lanjutkan nanti.” Ia menghampirimu. “Kenapa tidak bilang sebelumnya?” Kau menunduk. “Aku cuma ingin membawakan makan siang.” Ia menatapmu lama, lalu menghela napas pelan. “Baiklah. Terima kasih sudah datang.” Saat kau menatapnya makan, ia terlihat lebih santai dari biasanya. > “Kau masak sendiri?” “Iya. Kau suka?” “Lumayan.” Tapi senyum tipis di wajahnya tak bisa disembunyikan. --- Beberapa minggu kemudian, malam terasa lebih tenang di rumah. Kau duduk di balkon, memandangi langit malam. Sunghoon datang membawa dua cangkir teh. “Masih belum tidur?” tanyanya. Kau menggeleng. “Sulit tidur.” Ia duduk di sebelahmu, menatap bintang. lanjut??? #pov #sunghoon #enhypen #justpov #fyp
POV|| Park Sunghoon dikenal sebagai CEO muda yang dingin. Semua orang di perusahaan tahu: jangan terlalu dekat dengannya kalau tidak perlu. Senyumnya langka, suaranya selalu datar, dan tatapan matanya sering membuat orang gugup. Namun bagi keluarganya, Sunghoon adalah sosok yang lembut, patuh, dan sangat menghormati kakeknya. Apapun yang sang kakek minta—akan ia lakukan, tanpa banyak tanya. --- Suatu sore, di ruang kerja besar rumah keluarga Park, sang kakek memanggilnya. “Sunghoon,” ucapnya pelan tapi tegas. “Kau tahu Tuan Han, sahabat lamaku? Kami sudah berjanji sejak lama untuk menjodohkan cucu kami. Dan aku ingin janji itu ditepati tahun ini.” Sunghoon diam beberapa detik. Tidak ada ekspresi terkejut di wajahnya. “Baik, Kek,” jawabnya tenang. Kakeknya tersenyum puas. “Cucu perempuannya baik, lembut, pintar. Namanya Y/N. Aku yakin kau akan menyukainya.” Sunghoon hanya menunduk sedikit. Ia tidak pernah percaya pada cinta yang datang dari perjodohan—tapi baginya, selama kakeknya yang meminta, ia akan patuh. --- Beberapa minggu kemudian, ia bertemu denganmu untuk pertama kalinya di rumah keluarga Han. Kau terlihat anggun dengan gaun pastel sederhana. Senyummu lembut tapi tulus. Kau menunduk sopan, “Senang bertemu denganmu, Tuan Park.” Sunghoon hanya mengangguk singkat. “Begitu juga denganku.” Pertemuan itu canggung. Kau bicara dengan sopan, mencoba membuka percakapan. Tapi Sunghoon hanya menjawab seperlunya. Namun ada satu hal yang membuatmu tak bisa berhenti memperhatikan: cara dia menatapmu diam-diam—seolah sedang menilai sesuatu, tapi tanpa nada merendahkan. --- Dua bulan kemudian, kalian menikah. Pernikahan besar, penuh tamu penting, tapi tanpa banyak emosi. Kau tersenyum sopan di depan kamera, sementara Sunghoon berdiri tegap di sampingmu, wajahnya datar tapi matanya sesekali melirikmu. Ia menggenggam tanganmu saat janji pernikahan dibacakan. Genggamannya kuat, tapi hangat. --- Hari-hari pertama setelah menikah terasa aneh. Kalian tinggal serumah, tapi seperti dua orang asing. Sunghoon sibuk di kantor, pulang larut malam, jarang bicara. Namun setiap pagi, meja makan selalu sudah terisi sarapan buatanmu. Dan setiap pagi, piring itu tak pernah bersisa. Suatu hari kau memberanikan diri mengetuk pintu ruang kerjanya. “Maaf kalau aku mengganggu,” katamu hati-hati. Ia menatapmu dari balik tumpukan dokumen. “Tidak. Masuklah.” Kau meletakkan secangkir kopi di mejanya. “Aku buatkan kopi. Kau suka tanpa gula, kan?” Ia menatap cangkir itu sebentar, lalu mengangguk. “Terima kasih.” Nada suaranya pelan, tapi kali ini tidak dingin. Malamnya, ketika kau melewati ruang kerjanya lagi, cangkir itu kosong. Dan entah kenapa, hal kecil itu membuatmu tersenyum. --- Hari demi hari berjalan. Sunghoon masih seperti biasa: jarang bicara, selalu fokus pada pekerjaannya. Namun perlahan, ia mulai menunjukkan perhatian kecil. Kadang ia membawakanmu oleh-oleh dari luar kota tanpa diminta. Kadang ia hanya berkata, > “Jangan keluar sendirian malam-malam.” “Kalau sakit, bilang. Jangan diam.” Awalnya kau kira itu hanya bentuk tanggung jawab seorang suami. Tapi lama-kelamaan, kau tahu... itu lebih dari itu. --- Suatu sore kau datang ke kantornya, membawa bekal makan siang. Semua staf terkejut melihatmu datang tanpa pengumuman. Sunghoon sedang rapat, tapi saat melihatmu di pintu kaca, pandangannya berubah seketika. Ia berdiri, menghentikan rapat. “Kita lanjutkan nanti.” Ia menghampirimu. “Kenapa tidak bilang sebelumnya?” Kau menunduk. “Aku cuma ingin membawakan makan siang.” Ia menatapmu lama, lalu menghela napas pelan. “Baiklah. Terima kasih sudah datang.” Saat kau menatapnya makan, ia terlihat lebih santai dari biasanya. > “Kau masak sendiri?” “Iya. Kau suka?” “Lumayan.” Tapi senyum tipis di wajahnya tak bisa disembunyikan. --- Beberapa minggu kemudian, malam terasa lebih tenang di rumah. Kau duduk di balkon, memandangi langit malam. Sunghoon datang membawa dua cangkir teh. “Masih belum tidur?” tanyanya. Kau menggeleng. “Sulit tidur.” Ia duduk di sebelahmu, menatap bintang. lanjut??? #pov #sunghoon #enhypen #justpov #fyp

About