@nats..spamact: don’t mind my dirty mirror but draft #fakebody

nat 💌
nat 💌
Open In TikTok:
Region: US
Tuesday 07 January 2025 22:46:09 GMT
1249
127
24
0

Music

Download

Comments

mewingchad01
mewingchad01 :
Sent a pm
2025-05-19 20:50:38
0
liv_up2mystadards
Liv💐🫶 :
GORGG
2025-01-08 01:34:43
0
milania.scott.4
Milania Scott💕 :
Imy💕💕
2025-01-08 02:08:55
0
adriana_masonn
adriana :
hey fav
2025-01-07 23:33:05
0
lunatmoon3
lunatmoon3 :
Baddieee
2025-01-08 00:17:22
0
sage.yak
sage 💌 :
so pretty nat
2025-01-07 23:06:59
0
aliya..b
Aliya :
Stunning girl
2025-01-07 23:11:20
0
ahammond123
ALAINA🩷💗 :
GORGEOUS GIRLLL😜😜😜
2025-01-07 22:48:08
0
liv_up2mystadards
Liv💐🫶 :
Twinnn
2025-01-08 01:34:43
0
lenas.spamm5
lena👙☀️ :
imysmmmm
2025-01-07 22:53:18
0
liv_up2mystadards
Liv💐🫶 :
OMLL
2025-01-08 01:34:41
0
lunatmoon3
lunatmoon3 :
Cutieeee
2025-01-08 00:17:33
1
milania.scott.4
Milania Scott💕 :
Can I be you💕💕
2025-01-08 02:08:51
0
adriana_masonn
adriana :
gorgeous girl
2025-01-07 23:33:12
0
l.i.l.i02
Lil :
😍😍
2025-01-07 23:12:00
1
lunatmoon3
lunatmoon3 :
Body goallsss🤩
2025-01-08 00:17:29
0
milania.scott.4
Milania Scott💕 :
Stunner
2025-01-08 02:08:44
0
liv_up2mystadards
Liv💐🫶 :
MY FAVVV
2025-01-08 01:34:45
0
izzy.acknerr
Izzy :
Hey gorgeous
2025-01-08 01:28:47
0
To see more videos from user @nats..spamact, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Pov : Lantai 15. Ruang eksekutif. Kamu tidak punya urusan langsung ke sana sebenarnya, tapi siang ini kamu diminta mengantarkan laporan ke bagian atas oleh atasanmu. Dan kamu melangkah dengan ragu menuju pintu besar yang bertuliskan: PARK JAY — CHIEF EXECUTIVE OFFICER Sebelum kamu sempat mengetuk, pintu terbuka pelan. Dari dalam, keluar aroma familiar itu. Lebih pekat. Lebih melekat. Lalu kamu melihatnya. Pria tinggi dengan tubuh tegap, mengenakan kemeja cream yang membingkai bahunya dengan sempurna. Dasi hitam rapi. Jam tangan mahal melingkar di pergelangan kirinya. Rambutnya disisir ke belakang, rapi, tegas. Mata kalian bertemu. Sekilas. Tapi cukup untuk membuatmu ingin mundur. Jay. Itu dia. Pria semalam. Kamu tidak mungkin salah. Sorot matanya tidak asing. Tapi kali ini dia tidak setenang waktu itu. Tatapannya tajam, penuh penilaian, tapi ada sesuatu di sana... seolah dia juga sedang mencoba memastikannya. “Kau Kim Y/N?” Suara itu membuat lehermu menegang. Kamu mengangguk kaku. “M-Maaf, saya hanya disuruh mengantar ini, Pak.” Jay menerima map itu tanpa berkata apa-apa. Ia masih menatapmu. Kamu buru-buru menunduk dan membalikkan badan, ingin kabur. Tapi suaranya kembali terdengar, pelan, seperti bisikan yang berat: “Senang akhirnya bertemu... dalam keadaan sadar.” Kamu terhenti. Jantungmu nyaris berhenti berdetak. Kamu tidak berani menoleh. Tapi kamu tahu… Dia ingat. Dan yang lebih parah… Dia tahu siapa kamu sekarang. Sejak hari itu, kamu berusaha keras untuk menghindar. Datang lebih pagi dari biasanya, pulang lebih cepat kalau bisa, dan memilih diam saat rapat berlangsung. Tapi entah kenapa, setiap kamu merasa berhasil meloloskan diri… Jay selalu muncul. Entah saat kamu di pantry, di lorong belakang kantor, bahkan kadang saat kamu sedang sibuk mengetik di meja magangmu. “Y/N.” Suara beratnya menggema pelan di belakangmu. Kamu refleks menoleh dan mendapati dia berdiri di dekat printer, mengenakan jas hitam rapi, kancing bajunya terbuka satu, memperlihatkan sedikit dada bidangnya yang terlalu mudah kamu ingat dari malam itu.
Pov : Lantai 15. Ruang eksekutif. Kamu tidak punya urusan langsung ke sana sebenarnya, tapi siang ini kamu diminta mengantarkan laporan ke bagian atas oleh atasanmu. Dan kamu melangkah dengan ragu menuju pintu besar yang bertuliskan: PARK JAY — CHIEF EXECUTIVE OFFICER Sebelum kamu sempat mengetuk, pintu terbuka pelan. Dari dalam, keluar aroma familiar itu. Lebih pekat. Lebih melekat. Lalu kamu melihatnya. Pria tinggi dengan tubuh tegap, mengenakan kemeja cream yang membingkai bahunya dengan sempurna. Dasi hitam rapi. Jam tangan mahal melingkar di pergelangan kirinya. Rambutnya disisir ke belakang, rapi, tegas. Mata kalian bertemu. Sekilas. Tapi cukup untuk membuatmu ingin mundur. Jay. Itu dia. Pria semalam. Kamu tidak mungkin salah. Sorot matanya tidak asing. Tapi kali ini dia tidak setenang waktu itu. Tatapannya tajam, penuh penilaian, tapi ada sesuatu di sana... seolah dia juga sedang mencoba memastikannya. “Kau Kim Y/N?” Suara itu membuat lehermu menegang. Kamu mengangguk kaku. “M-Maaf, saya hanya disuruh mengantar ini, Pak.” Jay menerima map itu tanpa berkata apa-apa. Ia masih menatapmu. Kamu buru-buru menunduk dan membalikkan badan, ingin kabur. Tapi suaranya kembali terdengar, pelan, seperti bisikan yang berat: “Senang akhirnya bertemu... dalam keadaan sadar.” Kamu terhenti. Jantungmu nyaris berhenti berdetak. Kamu tidak berani menoleh. Tapi kamu tahu… Dia ingat. Dan yang lebih parah… Dia tahu siapa kamu sekarang. Sejak hari itu, kamu berusaha keras untuk menghindar. Datang lebih pagi dari biasanya, pulang lebih cepat kalau bisa, dan memilih diam saat rapat berlangsung. Tapi entah kenapa, setiap kamu merasa berhasil meloloskan diri… Jay selalu muncul. Entah saat kamu di pantry, di lorong belakang kantor, bahkan kadang saat kamu sedang sibuk mengetik di meja magangmu. “Y/N.” Suara beratnya menggema pelan di belakangmu. Kamu refleks menoleh dan mendapati dia berdiri di dekat printer, mengenakan jas hitam rapi, kancing bajunya terbuka satu, memperlihatkan sedikit dada bidangnya yang terlalu mudah kamu ingat dari malam itu. "Pak—" "Jay." Kamu berkedip. "Saya boss-mu, saya bukan dosenmu. Nggak perlu terlalu kaku." Kamu ingin membalas, tapi dia berjalan mendekat, mengambil dokumen dari printer yang sama denganmu. Tubuhnya begitu dekat, wangi parfumnya langsung memenuhi ruang sempit itu. Dan saat tangannya tak sengaja menyentuh punggung tanganmu, kamu seperti tersengat. Kamu menarik tanganmu cepat-cepat. Jay menoleh dan... tersenyum. Tapi bukan senyum profesional. Lebih seperti—senyum laki-laki yang tahu kamu gugup karenanya. “Masih nggak nyaman, ya?” bisiknya pelan. Kamu menunduk. “Saya cuma magang di sini, Pak.” “Tapi bukan itu alasannya kamu deg-degan setiap kali saya dekat, kan?” Kamu menelan ludah. Mukamu panas. Kamu buru-buru mengambil kertas dan kabur dari ruang itu. Beberapa hari berikutnya kamu pikir semuanya akan tenang. Tapi Jay punya cara sendiri menciptakan momen yang membuatmu kehilangan fokus. Suatu sore, kamu dipanggil ke ruangannya lagi. Katanya ada data yang perlu diklarifikasi. Kamu masuk dengan gugup, duduk di hadapannya yang sedang menyilangkan kaki di balik meja besar. “Y/N,” katanya pelan sambil membuka laptopnya. “Kamu tahu… kamu menarik perhatian di kantor ini. Banyak pria melirikmu.” Kamu mengerutkan alis. “Maaf, saya nggak paham maksud Bapak.” Jay menatapmu. Dalam. Tatapan yang terasa seperti menyapu seluruh tubuhmu—bukan secara vulgar, tapi intens, dalam, seolah dia bisa membaca isi kepalamu. “Saya hanya ingin memastikan kamu tahu batas. Karena... Saya juga sedang berusaha menahan diri saya ini.” Kamu menegang. Jay berdiri, lalu berjalan mengelilingi meja dan berhenti tepat di belakang kursimu. Nafasnya hangat menyentuh tengkukmu. “Kalau kamu masih merasa tak nyaman... kamu bisa minta dipindah divisi,” bisiknya. Tapi suaranya tak mengandung ancaman. Justru seperti godaan. Kamu bangkit berdiri pelan dan menatapnya. LANJUT?🫵🏻 #povstories #parkjongseong #enhypen #jay #masukberandafyp #fypdongggggggggシ #fypviraltiktok🖤シ゚☆♡ #foryoupage #4youpage #fy #pov

About