@amandaa_harrison: The perfect pink blush combo for Valentine’s Day 💞🎀💘💌 @OFRA Cosmetics, LLC midi palette in blossom blush 🌸✨ *gifted #valentinesdaymakeup #pinkblush #blushcombo #ofracosmetics #blushpalette #pinkmakeup #makeupgrwm #valentinesmakeup

makeupwithmanda💄🇨🇦
makeupwithmanda💄🇨🇦
Open In TikTok:
Region: CA
Monday 03 February 2025 02:39:22 GMT
2320
81
27
6

Music

Download

Comments

makeup_by_chloelouise
Chloe :
Loveee💖
2025-02-03 11:32:19
1
cakefacecarmen
CARMEN :
Sooo stunning 😍💖💖
2025-02-04 08:18:54
1
ofracosmetics
OFRA Cosmetics, LLC :
This looks absolutely stunning on you🥰
2025-02-08 17:01:54
1
skinlovewithana
skinlovewithana :
Killing it babe! 🥰
2025-02-03 03:19:05
1
glamwith.zee
glamwith.zee :
so pretty 😍💗💕
2025-02-03 11:49:56
1
jocelynmartinez1221
Jocelyn Martinez :
Sooo pretty 😍
2025-02-03 02:58:13
1
glow_with_vee
Vee | Beauty Content 💋 :
Gorgeous on you 💖
2025-02-03 03:04:08
1
beautyaestheticsbymani
Beauty&aesthetics by mani :
Looks beautiful on you💖
2025-02-03 03:25:58
1
atlantic_beauty11
Atlantic_beauty11 :
This is gorgeous 🤗
2025-02-03 04:36:29
1
aylenperfumina
Aylen Perfumina🍋 :
Beautiful palette 💖
2025-02-03 10:25:12
1
makeup.bygigi
Makeupbygigi :
Love it 💗💗💗
2025-02-03 03:20:33
1
bukuribymatilda
bukuribymatilda :
I neededd
2025-02-05 02:04:11
1
ashlysvanity
Ashly|Plus Sized Mua💋🖤 :
Beautiful trio!!!💖💘💖
2025-02-03 06:23:44
1
ployybk
ployybk :
Beauty shade 💖
2025-02-03 12:43:46
1
_michellechacon
Michelle🍒🌸Beauty +Mom Life :
Perfect 😍💗
2025-02-03 04:14:00
1
amandaa_harrison
makeupwithmanda💄🇨🇦 :
@OFRA Cosmetics, LLC 💞
2025-02-08 14:58:39
0
caraleagrady
Cara ✨ Beauty & Lifestyle :
Yessss perfect pink cheeks 😍
2025-02-03 02:53:39
1
To see more videos from user @amandaa_harrison, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

#Jungwon pov (2) : Sudah beberapa minggu kamu menjadi seorang ibu. Selama itu juga, kamu berada di ruang rawat inap, sendirian. Terkadang mertuamu menjenguk, membawa makanan, atau hanya duduk dalam diam di sudut kamar. Setiap kali kamu bertanya tentang Jungwon, jawabannya hanya: “Jungwon kerja di luar kota.” “Dia sibuk.” “Ada beberapa hal yang diurus.” Tapi kamu tahu, ada yang salah dengan itu. Harusnya, waktu itu, hari di mana semua kebahagiaan seharusnya dimulai. Hari yang seharusnya kalian pulang ke rumah membawa bayi kecil, hidup bahagia, bertiga. Menepati janji-janji sederhana yang pernah Jungwon katakan, dan yang kamu genggam erat. Tapi tak ada satu pun yang berjalan sesuai rencana. Siang ini, kamu sedang mengasi bayimu, hingga terdengar pintu kamar rumah sakit terbuka. Mertuamu datang. Matanya sembab. Tapi tangis itu bukan tangis kesedihan, kamu bisa lihat jelas, itu tangis syukur, ada harap, ada sesuatu yang tak bisa kamu baca. “(y/n), kamu udah lebih baik sekarang?” tanya mertuamu, mama nya Jungwon. Kamu mengangguk. “Iya, Ma. Mama kenapa?” Kamu meletakkan bayimu ke inkubator kecil di samping ranjang. Lalu menatap mertuamu dengan bingung. “Kamu harus lebih kuat, ya, Nak.
#Jungwon pov (2) : Sudah beberapa minggu kamu menjadi seorang ibu. Selama itu juga, kamu berada di ruang rawat inap, sendirian. Terkadang mertuamu menjenguk, membawa makanan, atau hanya duduk dalam diam di sudut kamar. Setiap kali kamu bertanya tentang Jungwon, jawabannya hanya: “Jungwon kerja di luar kota.” “Dia sibuk.” “Ada beberapa hal yang diurus.” Tapi kamu tahu, ada yang salah dengan itu. Harusnya, waktu itu, hari di mana semua kebahagiaan seharusnya dimulai. Hari yang seharusnya kalian pulang ke rumah membawa bayi kecil, hidup bahagia, bertiga. Menepati janji-janji sederhana yang pernah Jungwon katakan, dan yang kamu genggam erat. Tapi tak ada satu pun yang berjalan sesuai rencana. Siang ini, kamu sedang mengasi bayimu, hingga terdengar pintu kamar rumah sakit terbuka. Mertuamu datang. Matanya sembab. Tapi tangis itu bukan tangis kesedihan, kamu bisa lihat jelas, itu tangis syukur, ada harap, ada sesuatu yang tak bisa kamu baca. “(y/n), kamu udah lebih baik sekarang?” tanya mertuamu, mama nya Jungwon. Kamu mengangguk. “Iya, Ma. Mama kenapa?” Kamu meletakkan bayimu ke inkubator kecil di samping ranjang. Lalu menatap mertuamu dengan bingung. “Kamu harus lebih kuat, ya, Nak." Mertuamu memegang tanganmu sambil menarikmu perlahan keluar kamar, membawamu entah ke mana. Tubuhmu membeku. Jantungmu berdegup lebih kencang. Kamu bergetar hebat. Tanpa diminta, air matamu menetes deras. Dan di depanmu, kamu melihatnya. Jungwon, terbaring diam. Kepalanya diperban, selang oksigen melekat di hidung dan mulutnya. Jarum infus menusuk punggung tangannya. Layar monitor berdenting pelan, menandakan detak jantung yang lambat dan ragu. Mertuamu terisak, mengusap pelan tanganmu yang gemetar, menopang tubuhmu yang lemah. “Waktu kamu melahirkan,” ucapnya dengan suara parau, “Jungwon kecelakaan.” Ia menarik napas panjang, berusaha menahan air mata. “Waktu itu, dokter sempat nyatakan dia meninggal. Detaknya sempat berhenti.” Kamu menoleh cepat, napasmu tercekat. “Tapi, detak jantungnya balik,” lanjut mertuamu, suaranya bergetar. “Dia berjuang, Nak. Dia nggak mau pergi. Dia tau, dia harus tetap hidup buat kamu.” “Maafin Mama, ya. Kami nggak berani bilang ke kamu sebelumnya. Kami tau kamu belum kuat. Tapi hari ini, kondisinya lebih baik. Ada kemajuan. Dia udah mulai ngerespon.” Tangismu meledak. Tubuhmu lemas, nyaris jatuh jika tak ditopang oleh lengan mertuamu. “Maafin Mama bohong ke kamu, Jungwon nggak kerja. Dia nggak keluar kota. Dia di sini, satu rumah sakit sama kamu.” Kamu perlahan berjalan mendekati ranjangnya. Kamu memegang tangan Jungwon. Dingin. Tangan yang dulu selalu menenangkanmu. Tangan yang tak sempat menggendong anakmu. “Bangun, aku nggak tau gimana kalau tanpa kamu," suaramu lirih, pecah dalam tangis. Monitor di samping ranjang terus berbunyi monoton. Hanya itu jawabannya. “Dokter bilang kondisinya stabil, tapi belum sadar,” ucap mertuamu pelan. “Ajak dia ngobrol. Siapa tau dia denger.” Kamu mengangguk kecil. Mertuamu keluar, memberi ruang untukmu dan Jungwon saling ‘berbicara’. “Sayang…” suaramu tertahan. “Bangun, kamu belum liat anak aku. Kamu belum sempat gendong dia," kamu mengusap air matamu. “Kamu… kamu belum meluk aku.” Wajah Jungwon pucat. Napasnya dibantu alat. Tubuhnya nyaris tak bergerak, seakan hanya separuh jiwanya yang masih tinggal. Kamu memeluknya pelan, hati-hati. Kamu meraba pelan tubuhnya, mencari jejak hangat yang dulu selalu memberi rasa aman. “Aku yakin kamu denger, tolong bangun. Kita belum selesai," bisikmu. Dan saat kamu menunduk, menahan tangis di lehernya, kamu merasakannya. Setetes air mata keluar dari sudut mata Jungwon. Lambat. Tapi nyata. Jungwon mendengarmu. Tangismu tak berhenti. Kamu masih memeluknya, seakan pelukan itu bisa menariknya kembali. Monitor itu terus berbunyi. Satu-satunya tanda bahwa jiwanya belum benar-benar pergi. Jungwon mau berjuang untuk hidup. Mau berjuang untukmu. Dan berjuang untuk anak kalian. #pov #jungwon #enhypen #fyp

About