@laststory04: Who who?👍#শেষ_গল্প🌿💚 #178💫🕊 #As🚩 #endstory0 #laststory04

️
Open In TikTok:
Region: BD
Wednesday 19 February 2025 16:44:51 GMT
403892
25950
604
1631

Music

Download

Comments

sumaiya888y
𝗦𝗨𝗠𝗔𝗜𝗬𝗔[🍉] :
gangster wife 😎
2025-02-27 09:02:44
4
maria.ahmed.539
𝓜𝓪𝓻𝓲𝔂𝓪 𝒜𝒽𝓂𝑒𝒹 :
mafia's wife 🙂
2025-02-24 07:16:40
32
jannatul.370
⎯⃝🌸🩷🪽♡ফু'ল♡⎯͢⎯⃝🌸🩷🪽 :
army amer Khoob valo lage 🙂
2025-09-21 08:53:20
0
sumaiya.islam3129
🎀"~.....너의 수마이야 ... "~🎀 :
army my emotional 😫
2025-09-30 15:29:38
0
tasnim.jinat.mahe
🌈Tasnim* 🌈 :
amar ammu army's wife🥰🥰😌
2025-02-24 11:45:55
3
tasnim.358
𝐓𝐚𝐬𝐧𝐢𝐦_𝐁𝐛"𝐳♡💋🎀 :
Army's wife ❎ Engineer's Wife ☑️🤌🏻💀
2025-02-20 13:45:37
39
user5302333155049
🍁🍒জাতির পিচ্ছি ভাবি🍁🍒 :
আমি আর্মির জিএফ রে ভাই 🙂🙂🙂
2025-02-23 01:44:20
3
queen_sadiya6302
Queen_🍃Sadiya🌿 :
আমি আর্মির এক্স রে ভাই🙂🤣💔
2025-02-21 07:00:19
25
kim.mariea
🥂~mariya~🥂 :
one day insallah❤️🥺
2025-02-20 07:30:10
7
kornihaakhterjannat
KORNIHA AKHTER JANNAT :
Dream 😳
2025-02-20 13:25:02
5
anjumibnath..5
🌸꧁প্রেয়°সি乛尺꧂🌸 :
ami army's wife.. attitude to thakbei bro😎😎
2025-03-07 16:44:42
3
anwesha14
🍁..ANWESHA..🍁 :
@⚔️Army Wife⚔️
2025-03-13 15:24:39
1
mst.asiya147
🥂🎀 ASIYA 🎀🥂 :
army ex 🙂❌ but now firefighter wife 🥱✔️
2025-02-21 03:26:06
9
mohamedakashmirza0
It's Akash Story 📖🖊️ :
৩০ লাখ রেডি রাখিস আমার অনেক বন্ধু আছে
2025-02-22 00:46:19
5
mr_rabit_19
𝗥𝗮𝗵𝘂𝗹 (🎀) :
Gfনেই এমন ছেলে পৃথিবীতে নেই...!🤓🤓
2025-02-22 02:10:11
5
htg.hasan
ভন্ড / हँसना 🐣 :
but khay onno jone 🤌🫴🥱
2025-02-22 04:19:31
2
saifa.tarannum7
𝐒𝐚𝐢𝐟𝐚 𝐭𝐚𝐫𝐚𝐧𝐧𝐮𝐦 :
My dream🙈
2025-02-21 16:42:37
1
anikaislam.62
👻জাতির ভূতনী আফা👻 :
A big Dream🙃💔
2025-02-20 11:51:15
13
shanjinaakter117
Sanju:)🚩 :
army girl 😌👏
2025-02-22 14:47:50
3
mybe_mariyaapu
🌙 :
Dream 👍❤️‍🩹
2025-02-22 08:58:32
3
juniya009
🍒only🧃nusu🎀 :
Army ex navy wife 😌
2025-02-22 03:18:46
0
mim_khan_50
𝑝𝑖𝑐𝑐ℎ𝑖 𝘔𝘪𝘔 -:)🥂 :
one day in sha allah my dream army wife 😻❤️‍🩹
2025-02-21 12:27:58
8
mariyam_bibi5
𝜗ৎ𝑴!🪐 :
one day Dream 😌
2025-02-20 07:58:19
40
dark_seoul402
Your Mahi'♡🌷 :
Dream vaii😩✨
2025-02-20 12:28:37
20
s.s.nbab.sumaiya
কওমি মাদ্রাসার শিক্ষার্থী :
কে কে আছো army gf 🥰🥰🥰❤❤
2025-02-22 03:06:10
1
To see more videos from user @laststory04, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

PAC TA SUNT SERVANDA – MENGAPA LHP TIDAK “MENGANULIR” KONTRAK] Rekan-rekan yang saya hormati, malam ini kita menegaskan satu pilar kepastian hukum: **kontrak yang sah mengikat**. Audit itu penting, tapi **LHP bukan alat untuk menganulir kontrak** atau mengubah metodologi bayar yang sudah disepakati para pihak. Mari kita uraikan tiga hal pokok—asas perikatan, metodologi serah terima berbasis output, dan forum penyelesaian sengketa—lalu kita akhiri dengan garis batas operasional bagi auditor. Bagian pertama, **asas mengikatnya kontrak dan batas pihak ketiga**. KUHPerdata Pasal 1338 ayat 1 menyatakan: **semua perjanjian yang dibuat sesuai undang-undang berlaku sebagai undang-undang bagi para pihak**. Maknanya sederhana: ketika kontrak telah lahir secara sah, **para pihak terikat**, dan **pihak ketiga—termasuk auditor—wajib menghormatinya**, kecuali ada putusan pengadilan yang membatalkan. Lebih jauh, Pasal 1338 ayat 3 dan Pasal 1339 menegaskan **itikad baik, kepatutan, kebiasaan, dan undang-undang** sebagai bingkai pelaksanaan kontrak—bukan selera penafsiran pihak luar. Pasal 1340 memperjelas **asas personalitas**: perjanjian **hanya mengikat para pihak**. Implikasinya jelas: **LHP bersifat rekomendatif dan akuntabel**, mendorong perbaikan dan tindak lanjut, **bukan** instrumen untuk mengubah isi kontrak atau **metode pembayaran** yang sudah disetujui. Undang-undang juga mengatur **tenggat tindak lanjut 60 hari**—lagi-lagi menegaskan sifat **follow-up**, bukan “pembatalan”. Bagian kedua, **metodologi serah terima dan pembayaran—output-based, bukan membedah bahan baku**. Peraturan pengadaan menempatkan **jenis kontrak** sebagai penentu cara bayar. **Pasal 27** mengatur dua koridor utama: **Lumpsum** dan **Harga Satuan**. Pada **Lumpsum**, ruang lingkup dan **harga bersifat pasti dan tetap** dalam batas waktu: negara **membeli keluaran**, bukan merinci **biaya internal** penyedia. Pada **Harga Satuan**, pembayaran dihitung dari **volume aktual yang diterima** dikali **harga satuan**—fokusnya tetap pada **hasil yang terverifikasi**, bukan “berapa energi dan bahan” yang dipakai di dapur penyedia. Serah terima mengacu pada **kesesuaian spesifikasi/lingkup** dan—untuk harga satuan—**kuantitas terpasang yang terukur**. Ini melekat pada definisi jenis kontrak. **Standar pemeriksaan** pun menuntut auditor berpegang pada **kriteria yang sah**—regulasi pengadaan, dokumen pemilihan, kontrak—serta **bukti yang cukup dan tepat**. Artinya, **jangan membuat kriteria baru ex post** seperti membedah margin atau menaksir bahan baku untuk mengubah metode bayar. Agar konkret, mari kita gunakan **empat analogi logis**. Satu, **Nasi goreng—Lumpsum**. Anda memesan “seporsi nasi goreng spesifikasi X” seharga RpY. Yang dibayar adalah **porsi jadi** sesuai spesifikasi—bukan dihitung ulang berapa gram beras dan siung bawang. **Bahan baku** adalah urusan internal dapur. Dua, **Katering porsi—Harga Satuan**. Kontrak menyepakati “RpZ per porsi”. Tagihan akhir = **jumlah porsi yang benar-benar disajikan dan diterima** dikali RpZ. Bukan menelusuri kembali berapa liter gas atau gram garam. Tiga, **Langganan internet—Lumpsum layanan**. Anda membayar **paket 1 bulan 100 Mbps**—bayar paketnya, bukan meter kabel yang dipasang per hari. Empat, **Jasa kebersihan—Harga Satuan**. Anda membayar **per meter persegi** yang **benar-benar dibersihkan** dan diterima; bukan menghitung **mililiter cairan pembersih**. **Intinya**: **Lumpsum = beli hasil jadi** sesuai spesifikasi; **Harga Satuan = bayar volume hasil yang diterima × harga satuan**. Menggeser audit ke “hitung bahan” **menabrak kriteria kontrak** dan melahirkan **ketidakpastian**—bertentangan dengan asas 1338 dan kaidah jenis kontrak. Bagian ketiga, **LHP tidak mengubah forum dan kaidah penyelesaian sengketa**. Di **pra-kontrak**, koreksi administratif **sudah tersedia**: **sanggah dan sanggah banding**. Jika masih disengketakan sebagai **Keputusan Tata Usaha Negara**, forum yudisialnya **PTUN**
PAC TA SUNT SERVANDA – MENGAPA LHP TIDAK “MENGANULIR” KONTRAK] Rekan-rekan yang saya hormati, malam ini kita menegaskan satu pilar kepastian hukum: **kontrak yang sah mengikat**. Audit itu penting, tapi **LHP bukan alat untuk menganulir kontrak** atau mengubah metodologi bayar yang sudah disepakati para pihak. Mari kita uraikan tiga hal pokok—asas perikatan, metodologi serah terima berbasis output, dan forum penyelesaian sengketa—lalu kita akhiri dengan garis batas operasional bagi auditor. Bagian pertama, **asas mengikatnya kontrak dan batas pihak ketiga**. KUHPerdata Pasal 1338 ayat 1 menyatakan: **semua perjanjian yang dibuat sesuai undang-undang berlaku sebagai undang-undang bagi para pihak**. Maknanya sederhana: ketika kontrak telah lahir secara sah, **para pihak terikat**, dan **pihak ketiga—termasuk auditor—wajib menghormatinya**, kecuali ada putusan pengadilan yang membatalkan. Lebih jauh, Pasal 1338 ayat 3 dan Pasal 1339 menegaskan **itikad baik, kepatutan, kebiasaan, dan undang-undang** sebagai bingkai pelaksanaan kontrak—bukan selera penafsiran pihak luar. Pasal 1340 memperjelas **asas personalitas**: perjanjian **hanya mengikat para pihak**. Implikasinya jelas: **LHP bersifat rekomendatif dan akuntabel**, mendorong perbaikan dan tindak lanjut, **bukan** instrumen untuk mengubah isi kontrak atau **metode pembayaran** yang sudah disetujui. Undang-undang juga mengatur **tenggat tindak lanjut 60 hari**—lagi-lagi menegaskan sifat **follow-up**, bukan “pembatalan”. Bagian kedua, **metodologi serah terima dan pembayaran—output-based, bukan membedah bahan baku**. Peraturan pengadaan menempatkan **jenis kontrak** sebagai penentu cara bayar. **Pasal 27** mengatur dua koridor utama: **Lumpsum** dan **Harga Satuan**. Pada **Lumpsum**, ruang lingkup dan **harga bersifat pasti dan tetap** dalam batas waktu: negara **membeli keluaran**, bukan merinci **biaya internal** penyedia. Pada **Harga Satuan**, pembayaran dihitung dari **volume aktual yang diterima** dikali **harga satuan**—fokusnya tetap pada **hasil yang terverifikasi**, bukan “berapa energi dan bahan” yang dipakai di dapur penyedia. Serah terima mengacu pada **kesesuaian spesifikasi/lingkup** dan—untuk harga satuan—**kuantitas terpasang yang terukur**. Ini melekat pada definisi jenis kontrak. **Standar pemeriksaan** pun menuntut auditor berpegang pada **kriteria yang sah**—regulasi pengadaan, dokumen pemilihan, kontrak—serta **bukti yang cukup dan tepat**. Artinya, **jangan membuat kriteria baru ex post** seperti membedah margin atau menaksir bahan baku untuk mengubah metode bayar. Agar konkret, mari kita gunakan **empat analogi logis**. Satu, **Nasi goreng—Lumpsum**. Anda memesan “seporsi nasi goreng spesifikasi X” seharga RpY. Yang dibayar adalah **porsi jadi** sesuai spesifikasi—bukan dihitung ulang berapa gram beras dan siung bawang. **Bahan baku** adalah urusan internal dapur. Dua, **Katering porsi—Harga Satuan**. Kontrak menyepakati “RpZ per porsi”. Tagihan akhir = **jumlah porsi yang benar-benar disajikan dan diterima** dikali RpZ. Bukan menelusuri kembali berapa liter gas atau gram garam. Tiga, **Langganan internet—Lumpsum layanan**. Anda membayar **paket 1 bulan 100 Mbps**—bayar paketnya, bukan meter kabel yang dipasang per hari. Empat, **Jasa kebersihan—Harga Satuan**. Anda membayar **per meter persegi** yang **benar-benar dibersihkan** dan diterima; bukan menghitung **mililiter cairan pembersih**. **Intinya**: **Lumpsum = beli hasil jadi** sesuai spesifikasi; **Harga Satuan = bayar volume hasil yang diterima × harga satuan**. Menggeser audit ke “hitung bahan” **menabrak kriteria kontrak** dan melahirkan **ketidakpastian**—bertentangan dengan asas 1338 dan kaidah jenis kontrak. Bagian ketiga, **LHP tidak mengubah forum dan kaidah penyelesaian sengketa**. Di **pra-kontrak**, koreksi administratif **sudah tersedia**: **sanggah dan sanggah banding**. Jika masih disengketakan sebagai **Keputusan Tata Usaha Negara**, forum yudisialnya **PTUN**

About