1. Home
  2. Detail

@therippleco: It's giving head to mouth thing or whatever ... 👀 #reaction #streetinterview #australia #interviewcompilation #switch

ripple+
ripple+
Open In TikTok:
Region: GB
Sunday 02 March 2025 18:30:00 GMT
25055
247
15
8

Music

Download

No Watermark .mp4 (5.98MB) No Watermark(HD) .mp4 (5.08MB) Watermark .mp4 (0MB) Music .mp3

Comments

amanb_001
AmanB :
do the smoke comes out?
2025-03-02 23:25:06
0
wrongno10
SMILE■ :
we need in nepal
2025-03-14 03:24:36
0
spendylikeus2
sevn.script :
Im number one fan! 🔥🔥🔥
2025-03-02 18:35:49
1
truongsha3
Truongsha3 :
Nhà mình còn sẵn nhiều vị ạ, ai cần ib mình😘
2025-03-04 18:17:59
0
urlocalmetalhead6
Raven :
Price aint worth it tho cheaper to keep vaping😭
2025-03-04 12:06:49
0
bubblegumcassie
cass :
hi i ordered one but the website autofilled the wrong address, the email address doesnt seem to be working is there another one i can contact?
2025-03-02 20:30:45
0
To see more videos from user @therippleco, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Tuhan, maaf. Hari ini aku datang tidak membawa pujian. Aku datang sebagai perut kosong—sebagai luka yang ingin Kau dengar untuk sekali saja tanpa mengeluarkan ayat sabar. Dan aku tahu, Kau sudah tahu itu sejak sebelum aku lahir. Kau tahu bahwa suatu hari, sabarku akan pecah, dan doa-doa yang kukumpulkan akan memberontak, berteriak, menuntut balasan. Maka maaf, jika luka ini akhirnya bersuara. Aku terlalu lama menelannya dalam diam, hingga iri menjelma nyanyian lirih yang bahkan tak bisa ditenangkan oleh zikir. Aku iri, Tuhan. Pada mereka yang hidupnya seperti daun di atas air— ringan, tenang, dan selalu menemukan arah. Iri pada mereka yang bisa tertawa tanpa dihantui bayang kehilangan, yang bisa makan tanpa menghitung sisa nasi untuk esok pagi, yang rezekinya turun bahkan sebelum tangannya sempat menengadah. Aku tahu—ini ujian. Tapi mengapa rasa sakit itu hanya menetap di sisi kami yang miskin? Apakah semesta juga menerapkan diskriminasi dalam cobaan? Dan yang paling menyayat, Tuhan. Adalah ketika sabda-Mu disampaikan oleh mereka yang tak pernah tahu bagaimana rasanya menahan lapar. Mengeluarkan dalil tentang ikhlas, tentang sabar, tentang percaya bahwa rezeki akan datang pada waktunya—lalu pulang dengan kendaraan mewah lengkap pengawal. Tuhan, apa Kau tidak mendengar ibu kami menangis di tungku dapur setiap malam? Apa Kau tidak melihat anak-anak tidur dengan perut kosong sambil mendekap tubuh sendiri? Jika ini ujian, maka izinkan aku meminta bentuk lain dari ujian. Ujilah aku dengan nikmat, dengan emas, dengan piring yang tak pernah kosong, dengan tawa yang tak dipaksakan. Lalu lihat—apakah aku kufur, atau justru semakin mencintai-Mu tanpa luka sebagai syaratnya. Tuhan, aku tidak sedang menyalahkan-Mu. Aku hanya ingin Kau dengar. Dengar, bukan untuk menghakimi, bukan untuk mencatat dosa-dosaku dalam tinta merah, tapi untuk sekali saja menampung tangis yang tak bisa kusembunyikan lagi. Dan jika ini dosa, maka biarlah aku berdosa—demi jujur pada luka yang sudah tak bisa kututup dengan ayat atau puji-pujian.
Tuhan, maaf. Hari ini aku datang tidak membawa pujian. Aku datang sebagai perut kosong—sebagai luka yang ingin Kau dengar untuk sekali saja tanpa mengeluarkan ayat sabar. Dan aku tahu, Kau sudah tahu itu sejak sebelum aku lahir. Kau tahu bahwa suatu hari, sabarku akan pecah, dan doa-doa yang kukumpulkan akan memberontak, berteriak, menuntut balasan. Maka maaf, jika luka ini akhirnya bersuara. Aku terlalu lama menelannya dalam diam, hingga iri menjelma nyanyian lirih yang bahkan tak bisa ditenangkan oleh zikir. Aku iri, Tuhan. Pada mereka yang hidupnya seperti daun di atas air— ringan, tenang, dan selalu menemukan arah. Iri pada mereka yang bisa tertawa tanpa dihantui bayang kehilangan, yang bisa makan tanpa menghitung sisa nasi untuk esok pagi, yang rezekinya turun bahkan sebelum tangannya sempat menengadah. Aku tahu—ini ujian. Tapi mengapa rasa sakit itu hanya menetap di sisi kami yang miskin? Apakah semesta juga menerapkan diskriminasi dalam cobaan? Dan yang paling menyayat, Tuhan. Adalah ketika sabda-Mu disampaikan oleh mereka yang tak pernah tahu bagaimana rasanya menahan lapar. Mengeluarkan dalil tentang ikhlas, tentang sabar, tentang percaya bahwa rezeki akan datang pada waktunya—lalu pulang dengan kendaraan mewah lengkap pengawal. Tuhan, apa Kau tidak mendengar ibu kami menangis di tungku dapur setiap malam? Apa Kau tidak melihat anak-anak tidur dengan perut kosong sambil mendekap tubuh sendiri? Jika ini ujian, maka izinkan aku meminta bentuk lain dari ujian. Ujilah aku dengan nikmat, dengan emas, dengan piring yang tak pernah kosong, dengan tawa yang tak dipaksakan. Lalu lihat—apakah aku kufur, atau justru semakin mencintai-Mu tanpa luka sebagai syaratnya. Tuhan, aku tidak sedang menyalahkan-Mu. Aku hanya ingin Kau dengar. Dengar, bukan untuk menghakimi, bukan untuk mencatat dosa-dosaku dalam tinta merah, tapi untuk sekali saja menampung tangis yang tak bisa kusembunyikan lagi. Dan jika ini dosa, maka biarlah aku berdosa—demi jujur pada luka yang sudah tak bisa kututup dengan ayat atau puji-pujian.
How a Nighthawk Was Shot Down | Part 2 #nighthawk #serbia #airforce #f117nighthawk #historyedit #aftereffects #aftereffects
How a Nighthawk Was Shot Down | Part 2 #nighthawk #serbia #airforce #f117nighthawk #historyedit #aftereffects #aftereffects
Check in on me ina few days please, it was just a joke, geez #fails #marriedlife #facts
Check in on me ina few days please, it was just a joke, geez #fails #marriedlife #facts
#YearOnTikTok
#YearOnTikTok
Old iconic train in Soweto #fyp #relatable #nostalgia #rorvolio #tiktoksouthafrica #foryoupage #soweto #sama28
Old iconic train in Soweto #fyp #relatable #nostalgia #rorvolio #tiktoksouthafrica #foryoupage #soweto #sama28


About

Legal