@notmeganelizabeth1016: Imma be yapping until this dang wedding is paid for 😂🤪💍 #weddingtiktok #pmdd #2025bride #bridetobe #pmddsupport #bride #pmddstruggles #engaged #wonanshealth #MentalHealthAwareness

Megan Elizabeth
Megan Elizabeth
Open In TikTok:
Region: US
Wednesday 09 April 2025 00:10:11 GMT
3223
252
13
5

Music

Download

Comments

_brittneyk
Brittney :
PMDD is a rollercoaster. I remember manic laughing and 30 seconds later threatening to 💀 myself. My mom wanted me committed but then realized what was happening and got me help at 17.
2025-04-09 00:18:00
4
snipehunter33
snipehunter33 :
And I’m happy for you 😂😂
2025-04-10 01:16:51
1
sapwithnikki
Nicole Danielle :
I had it bad before my hysterectomy
2025-04-09 19:35:26
1
hhayden627
user8845563871965 :
I was told I had that in my mid 20's. Suffered for years acting like satans daughter. It wasn't it turned out to be I had no progesterone. Took a compound for a few years and lost weight.
2025-04-09 03:47:32
1
natscomfort_
Nat | the alchemist 🩵 :
I love you 🫂🫂
2025-04-09 00:29:20
1
thebookloftbyashley
Ashley :
I have seen Pepcid AC work wonders for PMDD 🖤🖤
2025-04-09 00:20:11
1
grammymelissa
Melly :
Watch out for menopause. It is VERY similar to PMDD.
2025-06-30 17:42:41
0
andreamaggio17
Andrea Maggio :
What’s the med?
2025-04-12 22:53:54
0
kandiceannlove
KandiceAnnLove :
If you become pregnant. Will this get worse or better?
2025-04-11 01:36:59
0
To see more videos from user @notmeganelizabeth1016, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Kehampaan adalah paradoks manusia modern. Saat teknologi memudahkan segalanya, banyak orang justru merasa hidupnya kehilangan arah. Kita bisa membeli kenyamanan, tapi tidak ketenangan. Kita bisa menampilkan kebahagiaan, tapi tidak merasakannya. Kalimat Viktor Frankl dalam Man’s Search for Meaning terasa lebih tajam dari sebelumnya: “Manusia tidak dimotivasi oleh kesenangan, tapi oleh makna.” Saat makna memudar, hidup terasa seperti panggung yang kehilangan naskahnya. Secara psikologis, penelitian dari Harvard’s Human Flourishing Program menunjukkan bahwa individu yang memiliki tujuan hidup yang jelas cenderung lebih sehat mental dan emosional, bahkan dalam kondisi sosial ekonomi yang sulit. Artinya, rasa hampa bukan datang dari kurangnya kesenangan, tapi dari hilangnya alasan mengapa kita melakukan sesuatu. Makna adalah bahan bakar eksistensi, bukan sekadar pelengkapnya. Di kehidupan sehari-hari, kehampaan bisa muncul tiba-tiba. Seorang karyawan yang kariernya mapan bisa mendadak kehilangan semangat. Seorang mahasiswa yang produktif bisa merasa kosong walau nilai akademiknya bagus. Dalam momen seperti itu, kita cenderung mencari distraksi: hiburan, belanja, validasi sosial. Tapi distraksi bukan penyembuhan, ia hanya anestesi bagi jiwa yang kehilangan arah. 1. Akui Kehampaan Tanpa Takut Langkah pertama menemukan makna adalah berhenti menyangkal kehampaan itu sendiri. Banyak orang mengira rasa hampa adalah tanda kelemahan, padahal ia justru tanda kesadaran. Saat kita merasa hampa, itu artinya kita sudah berhenti hidup otomatis dan mulai mempertanyakan arah. Di titik itulah refleksi lahir. Sebagai contoh, seseorang yang merasa bosan dengan rutinitasnya mungkin tidak butuh pekerjaan baru, melainkan cara pandang baru. Ia perlu bertanya: apa yang sebenarnya membuatku merasa hidup? Pertanyaan sederhana ini bisa membuka ruang kejujuran yang selama ini tertutup oleh kesibukan. Di Logika Filsuf, refleksi semacam ini sering dijadikan dasar konten eksklusif tentang bagaimana mengubah kehampaan menjadi kesadaran diri yang tajam. 2. Temukan Nilai yang Lebih Dalam dari Sekadar Tujuan Tujuan hidup bisa berubah, tapi nilai adalah jangkar yang membuat kita tetap utuh. Orang yang menambatkan hidupnya pada pencapaian eksternal akan mudah goyah saat gagal, tapi mereka yang hidup sesuai nilai akan tetap kokoh bahkan saat segalanya tampak kosong. Misalnya, seseorang yang menilai pentingnya kontribusi akan tetap merasa bermakna walau pekerjaannya tidak glamor. Seorang guru mungkin tidak populer, tapi setiap murid yang belajar darinya adalah bukti nyata makna hidupnya. Makna tumbuh bukan dari apa yang kita capai, melainkan dari apa yang kita beri arti. 3. Terima Bahwa Hidup Tidak Harus Selalu Punya Jawaban Cepat Kehampaan sering menjadi lebih menakutkan karena kita terburu-buru mencari jawabannya. Padahal, makna bukan hal yang ditemukan dalam sehari, melainkan sesuatu yang tumbuh perlahan seiring kita hidup dengan jujur pada diri sendiri. Contohnya, orang yang baru kehilangan orang terkasih tidak butuh kata-kata motivasi instan, melainkan ruang untuk berduka. Dalam kesenyapan itulah, benih makna mulai tumbuh. Terkadang, makna bukan ditemukan, tapi dilahirkan dari rasa sakit yang kita izinkan untuk dipahami. 4. Kurangi Konsumsi, Tambah Kontemplasi Dunia modern membuat kita sibuk menerima informasi tanpa sempat mencerna. Semakin banyak yang kita konsumsi, semakin sedikit ruang batin yang tersisa untuk berpikir. Kehampaan adalah konsekuensi dari terlalu banyak menerima tanpa memberi waktu bagi pikiran untuk merenung. Cobalah berhenti sejenak dari kebiasaan scroll media sosial tanpa tujuan. Luangkan waktu 15 menit setiap hari untuk duduk dalam diam, membaca refleksi filosofis, atau menulis perasaan jujur di jurnal pribadi. Dari ruang hening seperti inilah, makna sering muncul tanpa dipaksa. 5. Lakukan Sesuatu yang Lebih Besar dari Dirimu Sendiri #logikafilsuf #hampa #makna
Kehampaan adalah paradoks manusia modern. Saat teknologi memudahkan segalanya, banyak orang justru merasa hidupnya kehilangan arah. Kita bisa membeli kenyamanan, tapi tidak ketenangan. Kita bisa menampilkan kebahagiaan, tapi tidak merasakannya. Kalimat Viktor Frankl dalam Man’s Search for Meaning terasa lebih tajam dari sebelumnya: “Manusia tidak dimotivasi oleh kesenangan, tapi oleh makna.” Saat makna memudar, hidup terasa seperti panggung yang kehilangan naskahnya. Secara psikologis, penelitian dari Harvard’s Human Flourishing Program menunjukkan bahwa individu yang memiliki tujuan hidup yang jelas cenderung lebih sehat mental dan emosional, bahkan dalam kondisi sosial ekonomi yang sulit. Artinya, rasa hampa bukan datang dari kurangnya kesenangan, tapi dari hilangnya alasan mengapa kita melakukan sesuatu. Makna adalah bahan bakar eksistensi, bukan sekadar pelengkapnya. Di kehidupan sehari-hari, kehampaan bisa muncul tiba-tiba. Seorang karyawan yang kariernya mapan bisa mendadak kehilangan semangat. Seorang mahasiswa yang produktif bisa merasa kosong walau nilai akademiknya bagus. Dalam momen seperti itu, kita cenderung mencari distraksi: hiburan, belanja, validasi sosial. Tapi distraksi bukan penyembuhan, ia hanya anestesi bagi jiwa yang kehilangan arah. 1. Akui Kehampaan Tanpa Takut Langkah pertama menemukan makna adalah berhenti menyangkal kehampaan itu sendiri. Banyak orang mengira rasa hampa adalah tanda kelemahan, padahal ia justru tanda kesadaran. Saat kita merasa hampa, itu artinya kita sudah berhenti hidup otomatis dan mulai mempertanyakan arah. Di titik itulah refleksi lahir. Sebagai contoh, seseorang yang merasa bosan dengan rutinitasnya mungkin tidak butuh pekerjaan baru, melainkan cara pandang baru. Ia perlu bertanya: apa yang sebenarnya membuatku merasa hidup? Pertanyaan sederhana ini bisa membuka ruang kejujuran yang selama ini tertutup oleh kesibukan. Di Logika Filsuf, refleksi semacam ini sering dijadikan dasar konten eksklusif tentang bagaimana mengubah kehampaan menjadi kesadaran diri yang tajam. 2. Temukan Nilai yang Lebih Dalam dari Sekadar Tujuan Tujuan hidup bisa berubah, tapi nilai adalah jangkar yang membuat kita tetap utuh. Orang yang menambatkan hidupnya pada pencapaian eksternal akan mudah goyah saat gagal, tapi mereka yang hidup sesuai nilai akan tetap kokoh bahkan saat segalanya tampak kosong. Misalnya, seseorang yang menilai pentingnya kontribusi akan tetap merasa bermakna walau pekerjaannya tidak glamor. Seorang guru mungkin tidak populer, tapi setiap murid yang belajar darinya adalah bukti nyata makna hidupnya. Makna tumbuh bukan dari apa yang kita capai, melainkan dari apa yang kita beri arti. 3. Terima Bahwa Hidup Tidak Harus Selalu Punya Jawaban Cepat Kehampaan sering menjadi lebih menakutkan karena kita terburu-buru mencari jawabannya. Padahal, makna bukan hal yang ditemukan dalam sehari, melainkan sesuatu yang tumbuh perlahan seiring kita hidup dengan jujur pada diri sendiri. Contohnya, orang yang baru kehilangan orang terkasih tidak butuh kata-kata motivasi instan, melainkan ruang untuk berduka. Dalam kesenyapan itulah, benih makna mulai tumbuh. Terkadang, makna bukan ditemukan, tapi dilahirkan dari rasa sakit yang kita izinkan untuk dipahami. 4. Kurangi Konsumsi, Tambah Kontemplasi Dunia modern membuat kita sibuk menerima informasi tanpa sempat mencerna. Semakin banyak yang kita konsumsi, semakin sedikit ruang batin yang tersisa untuk berpikir. Kehampaan adalah konsekuensi dari terlalu banyak menerima tanpa memberi waktu bagi pikiran untuk merenung. Cobalah berhenti sejenak dari kebiasaan scroll media sosial tanpa tujuan. Luangkan waktu 15 menit setiap hari untuk duduk dalam diam, membaca refleksi filosofis, atau menulis perasaan jujur di jurnal pribadi. Dari ruang hening seperti inilah, makna sering muncul tanpa dipaksa. 5. Lakukan Sesuatu yang Lebih Besar dari Dirimu Sendiri #logikafilsuf #hampa #makna

About