@amoon_426: كنت اظنك صاحبي ستر وغطاء#foryou #fyp #مالي_خلق_احط_هاشتاقات🧢 #الشعب_الصيني_ماله_حل😂😂

الجوري
الجوري
Open In TikTok:
Region: SA
Wednesday 23 April 2025 21:14:25 GMT
384
7
2
12

Music

Download

Comments

mujib.sa
MUJIB :
تسمح لي آخذ المقطع 🥺
2025-05-20 07:43:28
0
To see more videos from user @amoon_426, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Hitam di Atas Putih “Udah nggak bersisa lagi tabunganku, Za, mana lagi koas,” ucap Ifa—mahasiswi kedokteran yang mandiri sejak kedua orang tuanya tiada. “Tinggal di kosanku saja dulu, Fa,” balas Cut Liza—sahabatnya di fakultas yang sama. “Nggak ah, makasih Za, aku sudah banyak ngerepotin kamu. Hmm, sebenarnya ada sahabat mendiang papaku, nawarin mau bayarin semua kuliaku sampai selesai, tapi ….” “Tapi …?” Cut Liza ikut mengulangi. “Tapi, aku harus mau menikah dengan putranya.”  “Kok kayak ragu, dia nggak ganteng?” Latifa mendongak. “Ganteng sih, tentara batalyon dekat RST, tapi dia … SOMBONG!” Tawa Cut Liza membahana. “Dia belum tahu aja siapa Ifa—mahasiswi paling favorit di kampus, cantik, calon dokter lagi!”  “Dia juga udah punya pacar, Za.” Mata sahabatnya berkilat. “Nah, kamu lebih diuntungkan lagi tuh. Nikah aja sampai koas selesai, dia nggak bakal nyentuh kamu karena si tentara sombong itu udah punya pacar.” Jemari Latifa menjentik. “Benar juga, ini sangat menguntungkanku. Eh, tahu nggak apa komennya setelah melihat fotoku?” “Apa?” “Katanya aku cewek kampungan,” ujar Latifa. “Emang foto apa yang kamu kirim ke dia?” Wajah Latifa memerah karena tertawa. “Fotoku abis cuci piring di acara hajatan saudara, pas itu pakai baju kurung, lengan tergulung asal-asalan, wajahku juga kucel banget. Sengaja sih, biar dia nggak menyukaiku.” Gelak tawa Cut Liza ikut menambah riuh lorong rumah sakit. “Dia bakal kaget saat tahu seperti apa calon istrinya, dasar cowok! Don't judge a book by its cover.” ** Februari 2004 Akhirnya Latifa menyetujui perjodohan dengan seorang tentara bernama Yogi, tanpa pernah bertemu, mereka hanya berkomunikasi di telepon beberapa kali dan juga melalui calon mertuanya. “Liza, kalau aku dicari Dokter Amber, bilang aku lagi ada urusan di kampus, ya!” ujar Latifa. Dengan ojek, Latifa berangkat ke batalion calon suaminya untuk mengikuti rangkaian pernikahan dinas tahap selanjutnya.  “Permisi, Om, mau kumpulin sampul D dari Kodim sudah jadi, di mana?”  “Masuk aja di dalam, Mbak. O ya, calonnya mana?” tanya tentara berkumis lele. “Calon saya sedang tugas, Om.” “Oh, gitu. Mau saya temanin, juga nggak pa-pa, Mbak,” ucapnya percaya diri. “Permisi dulu, ya, Om.” Tiba di ruangan, Latifa mengumpulkan sampul D ke prajurit yang bertugas. “Setelah ini saya ngurus apa lagi, Om?” tanyanya dengan raut lelah.  “Saya bikinkan surat pengantar, ya, Mbak, untuk rikes di RST.” Lagi-lagi Latifah melongo. “Di mana, Om?” “RST.” Lemes. Wajah Latifa pucat karena RST tempatnya koas. Dia berniat menyembunyikan pernikahannya dari teman-temannya. “Om boleh nggak rikes di rumah sakit lain?” “Emang kenapa, Mbak? Punya catatan buruk, ya, di RST? Mungkin pernah ngerusak fasilitas rumah sakit?” Tangan Latifa melambai mengisyaratkan penolakan. “Eh, nggak, Om. Masa saya ada tampang kriminal begitu!” protesnya. ** Keesokan harinya, Latifa pagi-pagi sudah sampai di RST, dia merangkap baju hijaunya dengan jas dokter alih-alih koas. “Ifa, mau ngapain kamu?” “Mau lihat-lihat, Dok.”  “Ngapain lihat-lihat orang mau rikes? Kurang kerjaan.” Dokter berkacamata tebal itu melirik ke pasangan abdi negara yang bermaksud untuk rikes. “Masih muda-muda udah pada nikah!” omelnya. “Harusnya berkarier dulu, mapan dulu suami istri, baru nikah.” Tajam mata dokter senior itu menatap Latifa. “Jangan contoh mereka, Fa, kamu harus jadi dokter spesialis dulu baru nikah!” “Siap, Dok,” jawab Latifa dengan tangan gemetar. “Aku kasih nilai buruk praktikmu kalau kamu nikah cepat-cepat!” Saat Dokter Amber berlalu, Latifa baru bisa bernapas lega. Kepalanya muncul kembali di meja resepsionis. “Mbak, Dokter yang bertugas menangani rikes siapa?” tanyanya basa-basi. Semoga Dokter Isabel, friendly orangnya. Petugas menujuk cepat. “Ya, dokter yang tadi itu, Dok,” jawabnya santai. Mata Latifa mendelik kaget. “Dokter Amber?” “Iya, Dok.” Serasa ditimpuk panci, seketika Latifa berjongkok dengan mimik mau nangis. Habis aku! Sudah ending di KBM App Judul: Hitam di Atas Putih Penulis: bunga_btp #kbmapp #ibmstory #khotbae
Hitam di Atas Putih “Udah nggak bersisa lagi tabunganku, Za, mana lagi koas,” ucap Ifa—mahasiswi kedokteran yang mandiri sejak kedua orang tuanya tiada. “Tinggal di kosanku saja dulu, Fa,” balas Cut Liza—sahabatnya di fakultas yang sama. “Nggak ah, makasih Za, aku sudah banyak ngerepotin kamu. Hmm, sebenarnya ada sahabat mendiang papaku, nawarin mau bayarin semua kuliaku sampai selesai, tapi ….” “Tapi …?” Cut Liza ikut mengulangi. “Tapi, aku harus mau menikah dengan putranya.” “Kok kayak ragu, dia nggak ganteng?” Latifa mendongak. “Ganteng sih, tentara batalyon dekat RST, tapi dia … SOMBONG!” Tawa Cut Liza membahana. “Dia belum tahu aja siapa Ifa—mahasiswi paling favorit di kampus, cantik, calon dokter lagi!” “Dia juga udah punya pacar, Za.” Mata sahabatnya berkilat. “Nah, kamu lebih diuntungkan lagi tuh. Nikah aja sampai koas selesai, dia nggak bakal nyentuh kamu karena si tentara sombong itu udah punya pacar.” Jemari Latifa menjentik. “Benar juga, ini sangat menguntungkanku. Eh, tahu nggak apa komennya setelah melihat fotoku?” “Apa?” “Katanya aku cewek kampungan,” ujar Latifa. “Emang foto apa yang kamu kirim ke dia?” Wajah Latifa memerah karena tertawa. “Fotoku abis cuci piring di acara hajatan saudara, pas itu pakai baju kurung, lengan tergulung asal-asalan, wajahku juga kucel banget. Sengaja sih, biar dia nggak menyukaiku.” Gelak tawa Cut Liza ikut menambah riuh lorong rumah sakit. “Dia bakal kaget saat tahu seperti apa calon istrinya, dasar cowok! Don't judge a book by its cover.” ** Februari 2004 Akhirnya Latifa menyetujui perjodohan dengan seorang tentara bernama Yogi, tanpa pernah bertemu, mereka hanya berkomunikasi di telepon beberapa kali dan juga melalui calon mertuanya. “Liza, kalau aku dicari Dokter Amber, bilang aku lagi ada urusan di kampus, ya!” ujar Latifa. Dengan ojek, Latifa berangkat ke batalion calon suaminya untuk mengikuti rangkaian pernikahan dinas tahap selanjutnya. “Permisi, Om, mau kumpulin sampul D dari Kodim sudah jadi, di mana?” “Masuk aja di dalam, Mbak. O ya, calonnya mana?” tanya tentara berkumis lele. “Calon saya sedang tugas, Om.” “Oh, gitu. Mau saya temanin, juga nggak pa-pa, Mbak,” ucapnya percaya diri. “Permisi dulu, ya, Om.” Tiba di ruangan, Latifa mengumpulkan sampul D ke prajurit yang bertugas. “Setelah ini saya ngurus apa lagi, Om?” tanyanya dengan raut lelah. “Saya bikinkan surat pengantar, ya, Mbak, untuk rikes di RST.” Lagi-lagi Latifah melongo. “Di mana, Om?” “RST.” Lemes. Wajah Latifa pucat karena RST tempatnya koas. Dia berniat menyembunyikan pernikahannya dari teman-temannya. “Om boleh nggak rikes di rumah sakit lain?” “Emang kenapa, Mbak? Punya catatan buruk, ya, di RST? Mungkin pernah ngerusak fasilitas rumah sakit?” Tangan Latifa melambai mengisyaratkan penolakan. “Eh, nggak, Om. Masa saya ada tampang kriminal begitu!” protesnya. ** Keesokan harinya, Latifa pagi-pagi sudah sampai di RST, dia merangkap baju hijaunya dengan jas dokter alih-alih koas. “Ifa, mau ngapain kamu?” “Mau lihat-lihat, Dok.” “Ngapain lihat-lihat orang mau rikes? Kurang kerjaan.” Dokter berkacamata tebal itu melirik ke pasangan abdi negara yang bermaksud untuk rikes. “Masih muda-muda udah pada nikah!” omelnya. “Harusnya berkarier dulu, mapan dulu suami istri, baru nikah.” Tajam mata dokter senior itu menatap Latifa. “Jangan contoh mereka, Fa, kamu harus jadi dokter spesialis dulu baru nikah!” “Siap, Dok,” jawab Latifa dengan tangan gemetar. “Aku kasih nilai buruk praktikmu kalau kamu nikah cepat-cepat!” Saat Dokter Amber berlalu, Latifa baru bisa bernapas lega. Kepalanya muncul kembali di meja resepsionis. “Mbak, Dokter yang bertugas menangani rikes siapa?” tanyanya basa-basi. Semoga Dokter Isabel, friendly orangnya. Petugas menujuk cepat. “Ya, dokter yang tadi itu, Dok,” jawabnya santai. Mata Latifa mendelik kaget. “Dokter Amber?” “Iya, Dok.” Serasa ditimpuk panci, seketika Latifa berjongkok dengan mimik mau nangis. Habis aku! Sudah ending di KBM App Judul: Hitam di Atas Putih Penulis: bunga_btp #kbmapp #ibmstory #khotbae

About