@mayumi.kuramoto: O Lula é a favor da redução da jornada de trabalho e pelo fim da escala 6X1 😱 #foryou #foryoupage #fimdaescala6x1 #lula #escala6x1

Mayumi Kuramoto
Mayumi Kuramoto
Open In TikTok:
Region: BR
Friday 02 May 2025 19:46:18 GMT
18232
976
41
46

Music

Download

Comments

ytzsnzr12
ytzsnzr12 :
Escala 7x0 👍
2025-05-04 04:05:06
8
jfrnnds_
🅙e🅕er🅢on :
te acho muito linda may😻🥰
2025-05-02 19:50:19
3
bolsagamesofc
Bolsa games✟☭ :
SEGUNDO!!!! ME NOTA
2025-05-02 19:52:03
2
cf_isabelly84
isaa :
Mano eu já IA acreditar
2025-05-04 22:28:01
1
cristina.lopes858
Cristina Lopes :
me nota
2025-05-02 21:43:39
1
soso_galvao7
Galvao🇻🇦 :
Maio
2025-05-02 20:44:33
1
astro_kwaiizinho
sᴀsʜᴀ ʙʀᴀᴜs|sᴏғɪᴀ🥔🥩 :
eu acredito em tudo que vejo na internet;-;
2025-05-02 19:58:27
1
choco_sucodefruta
Choco💙 :
caraca cheguei cedasso
2025-05-02 19:56:49
1
nick_br.ofc4
M4Ng0🥭 :
7X∞-
2025-05-08 18:37:01
0
japa_bela
Iza :
esse vídeo não é o da eleição?
2025-05-03 22:43:56
0
alice.12021
alice :) :
o mercado aq da minha cidade trabalhando 7 por 0 kkkkk
2025-05-03 02:01:14
0
gimoot2
୨୧𝑮𝒊𝒈𝒊|ᠻꪮꪊ᥅|Ꭻᥙꪑρ :
Maio
2025-05-02 20:45:55
0
ysinh.a
ysa🥀 :
maysa
2025-05-02 20:43:53
0
maria.isabella.si6
isabelarwfx :
💗💗💗
2025-05-03 22:47:08
0
anacastela890
Fã da aninha castela :
🙏
2025-05-03 17:48:27
0
iberalejandro5
yxyut87r :
🥰🥰🥰
2025-05-03 10:32:03
0
franciscolopes.sjc
Francisco Lopes :
🙏🏻😱🙏🏻👀🙏🏻
2025-05-02 21:42:40
0
edilsongeneroso
Edilson Generoso :
😳
2025-05-02 21:19:46
0
j...c....o5
Julio Cesar :
➡️Ou seja,quem ganham salário mínimo não vai descansar nada, vão querer trabalhar na folga pra aumentar a renda 💥💥💥
2025-05-02 22:38:25
0
lima.xzy7_
𝔍𝔬𝔞̃𝔬 𝔢𝔪𝔞𝔫𝔲𝔢𝔩_ :
escala 7x0, vai ser bem melhor!
2025-05-02 20:08:34
2
palnocudekentalenu
. :
Acabar com a escala dos estudantes vc num quer né @Presidente Lula
2025-05-08 15:41:25
1
victor23022013
Victor :
0x7
2025-05-02 20:31:48
1
user14831781083246
user14831781083246 :
Escala 0 \7
2025-06-22 17:22:46
0
rael1828384
Rael :
escala dos sonhos = 3x4
2025-05-11 12:57:40
0
dicas.para.menina469
🌼~dicas para meninas~🌼 :
kosos
2025-05-10 21:19:03
0
To see more videos from user @mayumi.kuramoto, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

   Tokoh KH Abdul Hamid Pasuruan: Dari Masa Kecil hingga Karamahnya Jumat, 2 Juli 2021 | 08:00 WIB  KH Abdul Hamid Pasuruan (kanan) beserta istri. (Foto: NU Online Jatim) Lasem merupakan wilayah di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Di Lasem cukup banyak orang dari bangsa China yang sukses berdagang. Selain itu,  banyak juga dari Lasem lahir tokoh-tokoh ulama kharismatik, salah satunya KH Abdul Hamid.   KH Abdul Hamid atau lebih dikenal Mbah Hamid lahir pada tahun 1333 H, di Desa Sumber Girang, Lasem, Rembang Jawa Tengah. Ayahnya bernama Abdullah bin Umar seorang tokoh Islam yang rajin dan taat beragama. Sedangkan ibunya bernama Raihannah, putri dari Kiai Shiddiq.   Masa Kecil Berdasarkan buku KH Hasyim As’ari dan KH Abdul Hamid Bapak NU Kita karangan Abdullah Shodiq dan Percik-Percik Keteladanan KH Abdul Hamid karangan Hamid Ahmad, disebutkan nama kecil KH Abdul Hamid adalah Abdul Mu'ti atau dipanggil Dul.   Ia adalah anak keempat dari 12 bersaudara yang dilahirkan dari rahim Nyai Raihannah. Mu'thi kecil bukanlah anak manis yang sehari-harinya diam di rumah, melainkan tembuh sebagai anak yang lincah, extrovert dan nakal. Meskipun begitu, Mu'thi rajin membantu orang tuanya.    Dalam usianya yang masih kecil, ia dididik oleh ibunya dan membiasakan shalat lima waktu berjamaah. Bahkan, saat Mu'thi ketinggalan shalat berjamaah, ia menangis sehingga sang ibu mengulangi shalatnya dan berjamaah bersamanya.   Mu'thi juga sering disuruh ibunya membawakan oleh-oleh untuk disampaikan kepada gurunya dan ia merasa senang sekalipun oleh-olehnya sederhana. Hal ini menunjukkan bahwa masa kecil Mu'thi bersih dari sifat sombong.   Pada saat itu di Lasem memiliki ulama besar yang disegani masyarakat, yakni Kiai Ma'shum (Mbah Ma'shum), Kiai Baidhowi, dan Kiai Muhammad Siddiq.   Masa Pendidikan Pada usia tujuh tahun, Mu'thi dididik dan dibimbing sendiri oleh ayahnya dalam belajar Al-Qur'an dan dasar hukum Islam. Pada usia tujuh tahun itu pula ia sudah hafal nadham balaghah Jawahir Al-Maknum. Kemudian dalam usia sembilan tahun ia sudah mulai menghafalkan kitab gramatika bahasa dan sastra Arab Alfiyah Ibnu Malik yang juga dengan bimbingan langsung dari ayahnya. Sebagai orang yang taat beragama, ayah maupun ibunya memang mengharapkan agar anaknya bisa menjadi orang yang berbudi luhur di kemudian hari.    Pada usia 12 atau sekitar tahun 1926-1927, ia dipondokkan ke Pesantren Kasingan Rembang. Pesantren ini diasuh oleh KH Kholil bin Harun, mertua KH Bisri Musthofa. Di Pesantren Kasingan ia mendalami ilmu gramatika bahasa dan sastra Arab seperti Ilmu Nahwu, Shorof, Balaghah dan Arudh selama kurang lebih 1,5 tahun. Pada usia 13, ia diperintah ayahnya dan mengabdi kepada kakeknya Kiai Muhammad Shidiq (Mbah Siddiq) di Jember, Jawa Timur.   Dikisahkan, pada saat Mu'thi berada di rumah kakeknya (Mbah Shiddiq) tiba-tiba datanglah Rasulullah SAW dan saat itu ia sedang bersama kakeknya. Rasulullah SAW bertanya kepada Mbah Shiddiq,
   Tokoh KH Abdul Hamid Pasuruan: Dari Masa Kecil hingga Karamahnya Jumat, 2 Juli 2021 | 08:00 WIB  KH Abdul Hamid Pasuruan (kanan) beserta istri. (Foto: NU Online Jatim) Lasem merupakan wilayah di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Di Lasem cukup banyak orang dari bangsa China yang sukses berdagang. Selain itu,  banyak juga dari Lasem lahir tokoh-tokoh ulama kharismatik, salah satunya KH Abdul Hamid.   KH Abdul Hamid atau lebih dikenal Mbah Hamid lahir pada tahun 1333 H, di Desa Sumber Girang, Lasem, Rembang Jawa Tengah. Ayahnya bernama Abdullah bin Umar seorang tokoh Islam yang rajin dan taat beragama. Sedangkan ibunya bernama Raihannah, putri dari Kiai Shiddiq.   Masa Kecil Berdasarkan buku KH Hasyim As’ari dan KH Abdul Hamid Bapak NU Kita karangan Abdullah Shodiq dan Percik-Percik Keteladanan KH Abdul Hamid karangan Hamid Ahmad, disebutkan nama kecil KH Abdul Hamid adalah Abdul Mu'ti atau dipanggil Dul.   Ia adalah anak keempat dari 12 bersaudara yang dilahirkan dari rahim Nyai Raihannah. Mu'thi kecil bukanlah anak manis yang sehari-harinya diam di rumah, melainkan tembuh sebagai anak yang lincah, extrovert dan nakal. Meskipun begitu, Mu'thi rajin membantu orang tuanya.    Dalam usianya yang masih kecil, ia dididik oleh ibunya dan membiasakan shalat lima waktu berjamaah. Bahkan, saat Mu'thi ketinggalan shalat berjamaah, ia menangis sehingga sang ibu mengulangi shalatnya dan berjamaah bersamanya.   Mu'thi juga sering disuruh ibunya membawakan oleh-oleh untuk disampaikan kepada gurunya dan ia merasa senang sekalipun oleh-olehnya sederhana. Hal ini menunjukkan bahwa masa kecil Mu'thi bersih dari sifat sombong.   Pada saat itu di Lasem memiliki ulama besar yang disegani masyarakat, yakni Kiai Ma'shum (Mbah Ma'shum), Kiai Baidhowi, dan Kiai Muhammad Siddiq.   Masa Pendidikan Pada usia tujuh tahun, Mu'thi dididik dan dibimbing sendiri oleh ayahnya dalam belajar Al-Qur'an dan dasar hukum Islam. Pada usia tujuh tahun itu pula ia sudah hafal nadham balaghah Jawahir Al-Maknum. Kemudian dalam usia sembilan tahun ia sudah mulai menghafalkan kitab gramatika bahasa dan sastra Arab Alfiyah Ibnu Malik yang juga dengan bimbingan langsung dari ayahnya. Sebagai orang yang taat beragama, ayah maupun ibunya memang mengharapkan agar anaknya bisa menjadi orang yang berbudi luhur di kemudian hari.    Pada usia 12 atau sekitar tahun 1926-1927, ia dipondokkan ke Pesantren Kasingan Rembang. Pesantren ini diasuh oleh KH Kholil bin Harun, mertua KH Bisri Musthofa. Di Pesantren Kasingan ia mendalami ilmu gramatika bahasa dan sastra Arab seperti Ilmu Nahwu, Shorof, Balaghah dan Arudh selama kurang lebih 1,5 tahun. Pada usia 13, ia diperintah ayahnya dan mengabdi kepada kakeknya Kiai Muhammad Shidiq (Mbah Siddiq) di Jember, Jawa Timur.   Dikisahkan, pada saat Mu'thi berada di rumah kakeknya (Mbah Shiddiq) tiba-tiba datanglah Rasulullah SAW dan saat itu ia sedang bersama kakeknya. Rasulullah SAW bertanya kepada Mbah Shiddiq, "Siapakah anak ini?" Mbah Shiddiq menjawab "Ini cucu saya."   Kira-kira dua tahun kemudian, Rasulullah SAW datang kembali dan berpesan kepada Mbah Shiddiq supaya cucunya yang bernama Abdul Hamid diajak pergi haji. Kala itu, Abdul Hamid berusia 15 tahun, diajak Mbah Shiddiq menunaikan ibadah haji. Konon ketika ziarah ke makam Rasulullah SAW mereka bertemu muka dengan Rasulullah SAW dan sempat bersalaman. Keduanya juga mencium tangan Rasulullah SAW, bukan dalam keadaan tidur. Setelah pulang dari ibadah haji di Makkah, Kiai Hamid melanjutkan belajarnya di Pondok Pesantren Tremas yang didirikan oleh Kiai Manan. Pada saat itu Pesantren Tremas diasuh oleh Kiai Dimyati bin Abdullah bin Manan.

About