@roh764: #اللهم_في_يوم_الجمعه_يارب #اللهم_اغفر_لابي ولجميع_موتى_المسلمين #اللهم #امين #يارب #اللهم_ارحم_موتانا #اللهم_ارحم_ابي #قران_كريم #دعاء #ادعيه #يوم_الجمعه #الجمعه #اليوم صلو على رسول الله #محمد #صل_الله_عليه_وسلم #اليوم_الفضيل #رحمك_الله_يا_أبي #أبي #دعاء_لأبي #اللهم_تجاوز_عنه_واسكنه_الفردوس_الاعلى #ابي_فقيدي #اللهم_ارحم_موتانا_وموتى_المسلمين #اللهم_صل_وسلم_على_نبينا_محمد #الصلاه_على_النبي #جنات_النعيم #ياابي #جنة_النعيم #لابي #في_هذا_اليوم_الفضيل #اللهم_ارحم_من_فقدناهم #رحم_الله_ارواحا_لاتعوض #واغفر_لابي #وكان_ابوهما_صالحا #اللهم_اجعلنا_من_الصابرين #اللهم_اجبر_قلبي #امواتكم_بحاجه_الدعاء_لهم #سقيا_الحجاج_في_يوم_عرفه #بدر_المشاري #عبدالرحمن_السديس #سعد_العتيق #من_لزم_الاستغفار_يجد_الخيرات #استجب_لنا_يارب #اكسبلور #هاشتاق #roh764 #تصاميم_الروح #2025 #2030 #forads_tt_wp_оо96654о6288з4

الرﯛ̲୭حَٰـُـٰٓ🜻
الرﯛ̲୭حَٰـُـٰٓ🜻
Open In TikTok:
Region: SA
Friday 09 May 2025 10:45:33 GMT
640785
15584
0
17238

Music

Download

Comments

There are no more comments for this video.
To see more videos from user @roh764, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Pov: Dari hari pertama kamu melangkah ke kantor baru, kamu tahu satu hal pasti: kamu tidak menyukai Park Sunghoon. Bukan karena ia CEO termuda dengan reputasi dingin. Bukan juga karena ia selalu tampil rapi dan terlalu perfeksionis. Tapi karena dia... sombong, menyebalkan, dan memandangmu seolah kamu bukan apa-apa. Dan yang lebih parah lagi, dia pun jelas tidak menyukaimu.
Pov: Dari hari pertama kamu melangkah ke kantor baru, kamu tahu satu hal pasti: kamu tidak menyukai Park Sunghoon. Bukan karena ia CEO termuda dengan reputasi dingin. Bukan juga karena ia selalu tampil rapi dan terlalu perfeksionis. Tapi karena dia... sombong, menyebalkan, dan memandangmu seolah kamu bukan apa-apa. Dan yang lebih parah lagi, dia pun jelas tidak menyukaimu. "Anda membuat laporan ini dengan sembarangan lagi." Nada suaranya tajam saat dia melemparkan dokumen ke mejamu. Kamu menatapnya, tidak sudi tunduk begitu saja. "Itu laporan yang sama yang kamu setujui kemarin, Pak." Dia menyipitkan mata. "Dan saya berubah pikiran. Anda punya dua jam untuk memperbaikinya." "Baik. Tapi kalau anda berubah pikiran lagi, tolong beri tahu sebelum saya menghabiskan waktu untuk sesuatu yang tidak pasti." Dia mendekat, menunduk sedikit, menyamakan tinggi wajahnya denganmu. "Saya tidak butuh sindiran. Saya butuh hasil." Kamu mengangkat dagu. "Dan saya butuh atasan yang konsisten." Ketegangan di antara kalian bukan rahasia lagi di kantor. Semua staf tahu: kamu dan Sunghoon seperti api dan es—tidak pernah bisa bersatu tanpa saling membakar. Ruang rapat sore itu terasa lebih dingin dari biasanya, meski AC menyala pada suhu normal. Semua karyawan duduk tegang, menunggu presentasimu. Kamu berdiri di depan layar proyektor, mencoba menenangkan napas yang sedikit tersendat. "Baik, jadi berdasarkan data kuartal ini, ada peningkatan sebesar 12 persen pada unit penjualan produk digital, yang berarti strategi konten baru kita berhasil menarik segmen yang sebelumnya belum tergarap..." Belum sempat kamu lanjutkan, suara berat Sunghoon memotong tajam dari ujung meja. "Berarti?" katanya pelan, tapi tajam. "Berarti anda menyimpulkan keberhasilan strategi ini hanya dari satu metrik saja?" Semua mata langsung menoleh ke arah Sunghoon, lalu padamu. Kamu mencoba tenang. "Metrik utama memang penjualan, Pak. Tapi saya juga menyertakan engagement rate dan bounce rate di halaman utama, itu—" "Kalau anda memang menyertakan itu, kenapa tidak anda tampilkan sejak awal?" Sunghoon bersandar di kursinya, suara dinginnya menusuk. "Apa anda pikir kami di sini punya waktu untuk menebak-nebak isi pikiran anda?" "Maaf, Pak. Tapi saya menyusun presentasi ini berdasarkan poin yang kita sepakati kemarin." Sunghoon menatapmu lama. "Dan saya sudah bilang revisi. Dua kali. Tapi entah kenapa anda tetap membawa versi awal ke dalam rapat direksi." Kamu mengepalkan jemarimu. "Revisi itu anda kirim pukul dua pagi, dan tidak ada pemberitahuan resmi. Saya tidak tahu harus mengganti materi pagi ini sebelum rapat dimulai." "Jadi anda menyalahkan saya sekarang?" katanya datar. Kamu menatapnya lurus-lurus. "Saya hanya menjelaskan fakta." Ruangan sunyi. Bahkan bunyi napas terdengar jelas. Lalu Sunghoon tertawa kecil—bukan karena lucu, tapi karena geram. "Keluar dari ruang rapat." Kamu terpaku. "Apa?" "Anda tidak siap. Keluar. Sekarang." Tapi kamu tidak berkata apa-apa. Kamu hanya menatapnya untuk terakhir kali, lalu melangkah keluar dari ruang rapat tanpa menoleh. Pada malah harinya kamu melangkah menuju gedung apartemen yang kamu kenal sangat baik. Langkah mu penuh dengan amarah, mengingat kejadian di ruang rapat tadi siang. Kamu menekan bel. Tak sampai satu menit, pintu terbuka. Sunghoon berdiri di baliknya, masih mengenakan kemeja putih yang sama dari rapat tadi siang—hanya lengan dan kancing atasnya sudah dibuka. Matanya menatapmu dalam diam. Kamu langsung masuk tanpa bicara, melepaskan sepatu dan melempar tasmu ke sofa. Sunghoon belum sempat bicara lagi, saat kamu menghampirinya, menarik ujung dan mendongak dengan ekspresi kesal bercampur manja. “Kamu jahat banget sih...” Suaramu dibuat pelan, penuh rengekan. “Masa tadi nyuruh aku keluar rapat kayak gitu... padahal aku udah nyiapin presentasi dari semalam...” Kamu mendorong bahunya sedikit, masih merengek. ( Lanjut di komentar ) #pov #enhypen #sunghoon #fyp #foryoupage #4youpage #fypage #foryou

About