@sweetpink.coco: Eyebrows tutorial for beginners! #makeup #eyebrow #eyebrowmakeup #makeuptutorial #eyemakeup #eyebrowtutorial #tiktokusa

sweetpink
sweetpink
Open In TikTok:
Region: US
Monday 12 May 2025 05:04:06 GMT
993582
6523
211
1434

Music

Download

Comments

joanne.robertson6
🦋Joanne Marie🦋 :
Yeah you make it look so easy meanwhile I always end up looking like Oscar the grouch
2025-05-12 22:30:54
47
robsmile1
Rob Smile :
Wow your beautiful
2025-05-17 19:07:04
1
barbycou
@ellesse33 :
bravissima 🥰
2025-05-13 16:22:56
0
jujs7366
julsisgratful :
beautiful 😊
2025-05-16 00:48:34
1
vivianejoussaumem
Viviane :
superbe très douée pour faire ses sourcils
2025-05-13 20:12:45
2
sandytovar63
sandytovar63 :
I want a pencil like that where can I get one
2025-05-19 18:16:38
1
loretamekanina
Loreta Meka :
очень красиво получилось...🥰
2025-05-13 18:15:36
8
victoria.slovak
Victoria Slovak :
Very impressive girlie ✌️😘😍🥰
2025-05-13 22:23:23
2
soniaemmanuelli6
soniaemmanuelli6 :
How do you sharpen this pencil
2025-05-13 23:28:59
1
user6536619443735
user6536619443735 :
che bello, elegante e perfetto!
2025-05-14 03:32:31
1
adrianna1967
Adrianna1967 :
Amazing 👍
2025-05-13 22:50:32
1
nibbor74
Robbin Morefield :
I WISH I COULD DO THIS AS EASY AS YOU DO.
2025-05-14 00:23:39
7
maria.antonietta2735
Maria Antonietta Chirizzi :
bravissima 👏
2025-05-12 21:36:29
3
janetrodriguez164
Janet :
Wow
2025-05-13 23:31:46
2
mariaymeee2
Maria :
Super 👍
2025-05-13 19:21:05
4
lepuitdescience
John :
La couleur des yeux !!!
2025-05-12 19:03:18
1
lorena.palacios2
Lorena Palacios :
where can i get a pencil like that
2025-05-13 03:28:01
2
trumpgrl45
trumpgrl45 :
that's talent
2025-05-14 00:22:11
1
alma25402
alma :
donde encuentro ese lápiz
2025-05-15 21:05:38
1
scgirl0123
SCGirl123 :
Beautiful eyes!
2025-05-13 20:30:31
1
bennoseefeld5
Benni :
❤️mal wieder was neues 👍👍👍❤️
2025-05-13 17:01:56
3
normaleal6005
Norma leal :
what kinda eye brow pencil ✏
2025-05-13 22:16:14
1
mellie_911
mellie_911 :
Strong skills!!! Beautiful eyes! What brand and color of contact lens??💗💗💗
2025-05-14 03:10:03
1
jesuslovescats0
YourMom :
So the only problem with this is that I simply cannot do it like her lol
2025-05-13 16:50:32
1
To see more videos from user @sweetpink.coco, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

POV | part 4: Sore itu, langit mendung menggantung. Arav berdiri di depan rumah besar bercat abu tua — rumah Jay. Ia menekan bel beberapa kali. Tak ada jawaban. Hingga akhirnya pintu terbuka dan sosok Resa muncul di baliknya. “Arav?” Suara itu terdengar bahagia, bahkan terlalu bahagia. “Kamu datang buat nemuin aku, ya?” Arav sempat menghela napas pelan. “Abang kamu ada, Res?” tanyanya datar. Wajah Resa sempat berubah — tapi senyumnya cepat kembali. “Belum pulang, tapi masuk dulu aja, Sayang. Aku buatin minum, ya?” Mau tak mau, Arav mengangguk. Ia melangkah masuk, duduk di ruang tamu besar dengan aroma kopi dan parfum mahal yang samar. Sementara Resa ke dapur, Arav hanya diam menatap lantai, pikirannya penuh sesak. Beberapa menit kemudian, suara pintu depan terbuka. Jay masuk dengan jas masih menempel di tubuhnya — sepertinya baru pulang dari kantor atau kampus. “Oh, lo di sini, Rav?” katanya dengan nada heran tapi tenang. Arav berdiri. “Gue mau ngomong empat mata.” Jay sempat melirik Resa yang keluar dari dapur dengan nampan di tangan. “Kita ke belakang aja, Res,” katanya. “Sebentar ya,” tambahnya ke adiknya sebelum berjalan ke arah taman belakang. --- Taman di belakang rumah itu sepi, hanya ada suara gemericik air kolam dan angin sore yang menggoyangkan daun bambu di sudut halaman. Jay bersandar santai di pagar batu, sementara Arav berdiri tegak di depannya, matanya tajam. “Lo ketemu Y/N dari mana?” Nada suara Arav pelan tapi tegas. Jay menatapnya sebentar, lalu tersenyum kecil, dingin. “Dia yang nabrak mobil gue, Rav. Sebelum itu juga sempet nabrak gue di depan perpustakaan waktu gue buru-buru mau rapat. Kenapa?” Arav mengepalkan tangan di sisi tubuhnya. “Lo masih mau jadiin dia orang suruhan lo?” Jay mengangkat alis, ekspresinya tenang tapi menusuk. “Of course. Kenapa, lo suka dia?” Pertanyaan itu meluncur ringan, tapi nadanya tajam. Arav diam — terlalu lama. Jay terkekeh kecil, langkahnya maju satu. “Denger ya, Rav. Dia cuma taruhan. Dan lo juga udah punya adik gue, jangan macem-macem.” Nada suaranya berubah dingin. Tapi Arav gak gentar. Ia menatap balik dengan mata yang bergetar menahan emosi. “Lo gak tau kehidupan Y/N kayak gimana, Jay. Dia bukan orang yang pantas lo permainkan.” Jay mendengus pelan. “Peduli apa gue? Lo dateng cuma buat ngomongin dia?” Jay berbalik, nada suaranya dingin seperti biasa. “Mending lo pulang deh, Rav. Taruhan itu udah selesai, dan mulai hari ini, Y/N urusan gue.” Jay melangkah pergi, meninggalkan Arav berdiri sendiri di taman itu. Hanya ada suara angin sore dan pandangan kosong Arav yang tertinggal. Dalam hatinya, Arav tahu — ada sesuatu yang harus dia lindungi, bahkan kalau itu artinya melawan orang yang dulu ia anggap sahabat. ---- Keesokan harinya, seperti biasa, Jay kembali menyuruh Y/N mengerjakan beberapa hal sepele — membawakan buku, mencatat hasil rapat kecil, bahkan menyiapkan kopi untuk dia dan teman-temannya. Y/N menuruti tanpa banyak bicara. Ia hanya ingin cepat melunasi “utang” yang bahkan ia sendiri tidak tahu salahnya di mana. Namun, di sela-sela aktivitas itu, Arav selalu muncul. Entah sengaja atau kebetulan, tapi setiap Y/N melihat ke arah sekitar, Arav pasti ada — duduk di bangku taman kampus, berdiri di dekat koridor, atau sekadar pura-pura membaca buku di perpustakaan. Suatu siang, ketika Y/N sedang membawa tumpukan kertas milik Jay ke ruang rapat, Arav memanggilnya dari jauh. “Y/N!” Y/N menoleh, sedikit panik. “Eh, Kak Arav... ada apa?” “Lo abis dari kelas Jay?” “Iya, disuruh ngasih ini.” “Udah capek, kan? Sini, biar gue bantu.” Y/N buru-buru geleng.
POV | part 4: Sore itu, langit mendung menggantung. Arav berdiri di depan rumah besar bercat abu tua — rumah Jay. Ia menekan bel beberapa kali. Tak ada jawaban. Hingga akhirnya pintu terbuka dan sosok Resa muncul di baliknya. “Arav?” Suara itu terdengar bahagia, bahkan terlalu bahagia. “Kamu datang buat nemuin aku, ya?” Arav sempat menghela napas pelan. “Abang kamu ada, Res?” tanyanya datar. Wajah Resa sempat berubah — tapi senyumnya cepat kembali. “Belum pulang, tapi masuk dulu aja, Sayang. Aku buatin minum, ya?” Mau tak mau, Arav mengangguk. Ia melangkah masuk, duduk di ruang tamu besar dengan aroma kopi dan parfum mahal yang samar. Sementara Resa ke dapur, Arav hanya diam menatap lantai, pikirannya penuh sesak. Beberapa menit kemudian, suara pintu depan terbuka. Jay masuk dengan jas masih menempel di tubuhnya — sepertinya baru pulang dari kantor atau kampus. “Oh, lo di sini, Rav?” katanya dengan nada heran tapi tenang. Arav berdiri. “Gue mau ngomong empat mata.” Jay sempat melirik Resa yang keluar dari dapur dengan nampan di tangan. “Kita ke belakang aja, Res,” katanya. “Sebentar ya,” tambahnya ke adiknya sebelum berjalan ke arah taman belakang. --- Taman di belakang rumah itu sepi, hanya ada suara gemericik air kolam dan angin sore yang menggoyangkan daun bambu di sudut halaman. Jay bersandar santai di pagar batu, sementara Arav berdiri tegak di depannya, matanya tajam. “Lo ketemu Y/N dari mana?” Nada suara Arav pelan tapi tegas. Jay menatapnya sebentar, lalu tersenyum kecil, dingin. “Dia yang nabrak mobil gue, Rav. Sebelum itu juga sempet nabrak gue di depan perpustakaan waktu gue buru-buru mau rapat. Kenapa?” Arav mengepalkan tangan di sisi tubuhnya. “Lo masih mau jadiin dia orang suruhan lo?” Jay mengangkat alis, ekspresinya tenang tapi menusuk. “Of course. Kenapa, lo suka dia?” Pertanyaan itu meluncur ringan, tapi nadanya tajam. Arav diam — terlalu lama. Jay terkekeh kecil, langkahnya maju satu. “Denger ya, Rav. Dia cuma taruhan. Dan lo juga udah punya adik gue, jangan macem-macem.” Nada suaranya berubah dingin. Tapi Arav gak gentar. Ia menatap balik dengan mata yang bergetar menahan emosi. “Lo gak tau kehidupan Y/N kayak gimana, Jay. Dia bukan orang yang pantas lo permainkan.” Jay mendengus pelan. “Peduli apa gue? Lo dateng cuma buat ngomongin dia?” Jay berbalik, nada suaranya dingin seperti biasa. “Mending lo pulang deh, Rav. Taruhan itu udah selesai, dan mulai hari ini, Y/N urusan gue.” Jay melangkah pergi, meninggalkan Arav berdiri sendiri di taman itu. Hanya ada suara angin sore dan pandangan kosong Arav yang tertinggal. Dalam hatinya, Arav tahu — ada sesuatu yang harus dia lindungi, bahkan kalau itu artinya melawan orang yang dulu ia anggap sahabat. ---- Keesokan harinya, seperti biasa, Jay kembali menyuruh Y/N mengerjakan beberapa hal sepele — membawakan buku, mencatat hasil rapat kecil, bahkan menyiapkan kopi untuk dia dan teman-temannya. Y/N menuruti tanpa banyak bicara. Ia hanya ingin cepat melunasi “utang” yang bahkan ia sendiri tidak tahu salahnya di mana. Namun, di sela-sela aktivitas itu, Arav selalu muncul. Entah sengaja atau kebetulan, tapi setiap Y/N melihat ke arah sekitar, Arav pasti ada — duduk di bangku taman kampus, berdiri di dekat koridor, atau sekadar pura-pura membaca buku di perpustakaan. Suatu siang, ketika Y/N sedang membawa tumpukan kertas milik Jay ke ruang rapat, Arav memanggilnya dari jauh. “Y/N!” Y/N menoleh, sedikit panik. “Eh, Kak Arav... ada apa?” “Lo abis dari kelas Jay?” “Iya, disuruh ngasih ini.” “Udah capek, kan? Sini, biar gue bantu.” Y/N buru-buru geleng. "Gak apa-apa kok, aku bisa sendiri.” "Y/N…” Arav menatapnya lembut. “Gue kan udah bilang, jangan sungkan. Kita teman, ya?” Y/N akhirnya tersenyum kecil. "Iya, Kak. Teman.” Sejak hari itu, Y/N mulai merasa ada yang berbeda. Kehadiran Arav bukan cuma sekadar teman, tapi seperti seseorang yang bisa menenangkan pikirannya di tengah semua beban yang diam-diam dia pikul. (lanjut dikomen, masih panjang ko tenang yaa🫰🏻) #fyp #FYP #jay #jayenhypen #foryou

About