@southendseafront: The late great England and West Ham football captain Bobby Moore owned the Hope Hotel pub for three years. He also was the manager for Southend United Football club. #bobbymoore #1966worldcup #threelions #westhamunited #pubowner #shrimpers #hammers

SouthendSeafront
SouthendSeafront
Open In TikTok:
Region: GB
Wednesday 14 May 2025 12:52:18 GMT
7368
260
13
19

Music

Download

Comments

livefromstaffs
LivefromStaffs :
Should of had a Knighthood along with Billy Wright. Legends.
2025-05-14 15:20:58
7
mrs.g2715
Mrs G :
His family home was at the end of our road and he often visited.
2025-05-21 16:16:20
1
hammers665
hammers6 :
The way the greatest was treated was an absolute disgrace what a gentleman loved this man
2025-05-15 18:53:37
3
alg4367
Alg :
Quality the man was a legend 💯⚒⚒⚒
2025-05-15 11:42:53
2
bttc04
Bttc04 :
one of our greatest footballers, treated badly by the FA
2025-05-16 05:17:08
2
olly_brittan
🇱🇺⚒ 0lly⚒🇱🇺 :
a west ham legend ⚒️⚒️⚒️⚒️
2025-05-16 16:55:36
2
dominicadams399
dominicadams399 :
no it's not 😂😂😂😂😂
2025-05-17 03:11:11
1
user64135132935682
user6413513293568 :
he was treated disgustingly by the FA they've got what they deserved since a true legend👍
2025-05-15 09:14:59
3
To see more videos from user @southendseafront, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Kenapa banyak kasus korupsi?? Kasus korupsi yang marak terjadi sebenarnya disebabkan oleh kombinasi dari berbagai faktor yang saling berkaitan, baik dari dalam diri individu maupun dari sistem yang ada. Secara umum, penyebabnya bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor Internal (dari dalam diri individu)  * Sifat Serakah: Ini adalah penyebab utama yang sering disebut. Sifat tamak membuat seseorang merasa tidak pernah cukup dengan apa yang dimiliki, terlepas dari seberapa banyak harta atau jabatan yang sudah dicapai. Sifat ini mendorong seseorang untuk mencari kekayaan dengan cara apa pun, termasuk korupsi.  * Gaya Hidup Konsumtif: Keinginan untuk hidup mewah dan konsumtif seringkali tidak sebanding dengan pendapatan yang dimiliki. Kesenjangan ini memicu seseorang untuk mencari jalan pintas, dan korupsi menjadi salah satu cara yang paling mudah untuk memenuhi gaya hidup tersebut.  * Moral yang Lemah: Lemahnya integritas diri dan nilai-nilai moral membuat seseorang mudah tergoda untuk melakukan korupsi. Mereka tidak lagi memedulikan etika, halal-haram, atau dampak dari perbuatannya. Faktor Eksternal (dari lingkungan dan sistem)  * Sistem Pengawasan yang Lemah: Kurangnya pengawasan yang ketat dan transparan dalam lembaga pemerintahan atau perusahaan menjadi celah besar bagi praktik korupsi. Tanpa pengawasan yang efektif, para pejabat bisa menyalahgunakan wewenang tanpa takut ketahuan.  * Lemahnya Penegakan Hukum: Jika hukuman bagi pelaku korupsi tidak tegas, ringan, atau proses hukumnya berbelit-belit, maka tidak akan ada efek jera. Pelaku korupsi akan merasa bahwa risiko yang mereka ambil jauh lebih kecil daripada keuntungan yang didapatkan.  * Gaji yang Tidak Memadai: Di beberapa kasus, gaji atau pendapatan yang tidak mencukupi kebutuhan hidup mendorong seseorang untuk mencari penghasilan tambahan secara ilegal. Meskipun ini bukan alasan pembenar, tapi kondisi ekonomi bisa menjadi faktor pendorong.  * Penyalahgunaan Kekuasaan dan Jabatan: Pejabat yang memiliki kekuasaan besar namun tidak diimbangi dengan sistem check and balance yang kuat cenderung menyalahgunakan kekuasaannya untuk kepentingan pribadi atau kelompok.  * Kurangnya Transparansi: Sistem yang tidak transparan, terutama dalam hal pengelolaan keuangan dan proyek, menyulitkan masyarakat atau pihak lain untuk mengawasi. Hal ini memberi kesempatan bagi oknum untuk menyembunyikan tindakan korupsi.  * Budaya dan Lingkungan Sosial: Di beberapa tempat, korupsi sudah dianggap sebagai hal yang lumrah atau
Kenapa banyak kasus korupsi?? Kasus korupsi yang marak terjadi sebenarnya disebabkan oleh kombinasi dari berbagai faktor yang saling berkaitan, baik dari dalam diri individu maupun dari sistem yang ada. Secara umum, penyebabnya bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor Internal (dari dalam diri individu) * Sifat Serakah: Ini adalah penyebab utama yang sering disebut. Sifat tamak membuat seseorang merasa tidak pernah cukup dengan apa yang dimiliki, terlepas dari seberapa banyak harta atau jabatan yang sudah dicapai. Sifat ini mendorong seseorang untuk mencari kekayaan dengan cara apa pun, termasuk korupsi. * Gaya Hidup Konsumtif: Keinginan untuk hidup mewah dan konsumtif seringkali tidak sebanding dengan pendapatan yang dimiliki. Kesenjangan ini memicu seseorang untuk mencari jalan pintas, dan korupsi menjadi salah satu cara yang paling mudah untuk memenuhi gaya hidup tersebut. * Moral yang Lemah: Lemahnya integritas diri dan nilai-nilai moral membuat seseorang mudah tergoda untuk melakukan korupsi. Mereka tidak lagi memedulikan etika, halal-haram, atau dampak dari perbuatannya. Faktor Eksternal (dari lingkungan dan sistem) * Sistem Pengawasan yang Lemah: Kurangnya pengawasan yang ketat dan transparan dalam lembaga pemerintahan atau perusahaan menjadi celah besar bagi praktik korupsi. Tanpa pengawasan yang efektif, para pejabat bisa menyalahgunakan wewenang tanpa takut ketahuan. * Lemahnya Penegakan Hukum: Jika hukuman bagi pelaku korupsi tidak tegas, ringan, atau proses hukumnya berbelit-belit, maka tidak akan ada efek jera. Pelaku korupsi akan merasa bahwa risiko yang mereka ambil jauh lebih kecil daripada keuntungan yang didapatkan. * Gaji yang Tidak Memadai: Di beberapa kasus, gaji atau pendapatan yang tidak mencukupi kebutuhan hidup mendorong seseorang untuk mencari penghasilan tambahan secara ilegal. Meskipun ini bukan alasan pembenar, tapi kondisi ekonomi bisa menjadi faktor pendorong. * Penyalahgunaan Kekuasaan dan Jabatan: Pejabat yang memiliki kekuasaan besar namun tidak diimbangi dengan sistem check and balance yang kuat cenderung menyalahgunakan kekuasaannya untuk kepentingan pribadi atau kelompok. * Kurangnya Transparansi: Sistem yang tidak transparan, terutama dalam hal pengelolaan keuangan dan proyek, menyulitkan masyarakat atau pihak lain untuk mengawasi. Hal ini memberi kesempatan bagi oknum untuk menyembunyikan tindakan korupsi. * Budaya dan Lingkungan Sosial: Di beberapa tempat, korupsi sudah dianggap sebagai hal yang lumrah atau "budaya" yang diturunkan. Lingkungan yang korup bisa memengaruhi seseorang yang tadinya berintegritas untuk ikut-ikutan melakukan korupsi karena tekanan atau anggapan bahwa semua orang juga melakukannya. Berbagai teori korupsi juga menjelaskan fenomena ini, seperti teori GONE (Greed, Opportunity, Need, Expose) yang menyebutkan bahwa korupsi terjadi karena adanya keserakahan, kesempatan, kebutuhan, dan lemahnya pengungkapan. Ada juga teori CDMA (Corruption = Directionary + Monopolu - Accountability) yang menyatakan korupsi adalah hasil dari kekuasaan dan monopoli yang tidak diimbangi dengan akuntabilitas. #jjedukasi

About