@zainbaluc.49: ھیر زار ءِ مشکل نہ انِت بگش بلے مارا ترا چارگءَ دل نہ بیت . . . #pyfツviral_❤ #pyf #duet #balochipoetry #repost #pyfツ #100k #viral #pyfツ #unfreezaccount #foryou

زین ءِ ھمراز
زین ءِ ھمراز
Open In TikTok:
Region: PK
Tuesday 20 May 2025 05:33:08 GMT
29762
2880
69
272

Music

Download

Comments

user6203007472083
فرهاد اسکانی :
توار شهید سلمان جان 🖤😭🖤😭🥀
2025-05-24 18:27:49
0
abdi_rnd
kanjra دروہش :
شھید سلمان جان 🥀🥺🖤
2025-05-24 15:22:38
0
haleembalochh1
𝑯𝑨𝑳𝑬𝑬𝑴<19 :
Awaz 🥺
2025-05-22 03:18:57
1
d.askani1
Askani :
سلمان💔
2025-05-24 02:05:37
0
nadil_baloch33
Ñädîł_Śhøhãž :
Ouaz🥹
2025-05-22 16:35:04
0
itx_stylish_05
س🤍🥀 :
Jan 🥹🥺
2025-05-22 16:13:07
0
marwanrind69
Marwan,rind✪ :
❤️‍🩹❤️‍🩹
2025-05-21 19:28:37
1
salmandad_5
Salman Dad :
🌹🌹🌹
2025-05-21 17:41:29
1
To see more videos from user @zainbaluc.49, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Pov: Awalnya kamu pikir Heeseung cuma mantan. Seseorang yang akan perlahan hilang dari hidupmu. Seperti debu di jendela yang akhirnya dibersihkan. Tapi kamu salah. Sudah dua bulan sejak hubungan kalian berakhir. Kamu merasa lega saat itu—akhirnya lepas dari belenggu pertengkaran dan emosi yang meledak-ledak. Tapi kemudian, pesan-pesan itu mulai datang. Hari demi hari, kamu mulai merasa dia ada di mana-mana. Di luar pagar. Di seberang jalan kantor. Bahkan di bayangan jendela kamarmu. Setiap pagi, ada satu tangkai mawar merah di depan pintu apartemenmu. Tanpa nama. Tapi kamu tahu siapa pelakunya. Rina, teman sekamarmu, mulai resah.
Pov: Awalnya kamu pikir Heeseung cuma mantan. Seseorang yang akan perlahan hilang dari hidupmu. Seperti debu di jendela yang akhirnya dibersihkan. Tapi kamu salah. Sudah dua bulan sejak hubungan kalian berakhir. Kamu merasa lega saat itu—akhirnya lepas dari belenggu pertengkaran dan emosi yang meledak-ledak. Tapi kemudian, pesan-pesan itu mulai datang. Hari demi hari, kamu mulai merasa dia ada di mana-mana. Di luar pagar. Di seberang jalan kantor. Bahkan di bayangan jendela kamarmu. Setiap pagi, ada satu tangkai mawar merah di depan pintu apartemenmu. Tanpa nama. Tapi kamu tahu siapa pelakunya. Rina, teman sekamarmu, mulai resah. "Kamu harus lapor polisi." "Dia belum nyakitin aku, Rin. Nggak ada bukti." "Tunggu sampai dia beneran nyakitin kamu? Kamu tahu dia bisa." Kamu tahu. Tapi kamu terlalu takut untuk bergerak. Sampai akhirnya Minjae datang. Cowok baru dari tim desain. Dia tidak seperti Heeseung—dia tenang, sabar, dan tidak pernah mencoba menguasai kamu. "Kamu sering kelihatan gugup. Ada yang gangguin kamu?" "Ya. Tapi aku nggak tahu harus cerita dari mana." "Aku nggak maksa kamu cerita. Tapi aku di sini kalau kamu butuh tempat aman." Dan untuk pertama kalinya, kamu merasa sedikit lebih ringan. Tapi itu tidak bertahan lama. Hari itu kamu dan Minjae duduk di taman dekat kantor. Minjae sedang menceritakan hal konyol soal kucingnya yang doyan nonton TV, ketika kamu melihat sosok itu. Heeseung. Berdiri tidak jauh dari kalian. Menatap lurus tanpa ekspresi. Tapi matanya... membakar. "Heeseung..." bisikmu. Minjae menoleh. "Siapa dia?" Terlambat. Heeseung sudah melangkah cepat ke arah kalian. "Jadi ini cowoknya sekarang, ya?" suaranya rendah tapi penuh amarah. Minjae berdiri, melindungi posisi kamu. "Bro, maaf, tapi kamu nggak bisa datang seenaknya kayak gini." Heeseung mendengus. "Diam lo." "Kamu udah nggak ada urusan sama dia. Kalian udah putus, kan?" Dan itu pukulan pertama. Cepat. Keras. Minjae terhuyung. "HEESEUNG!! BERHENTI!!" Dia tidak mendengar. Tidak peduli. Dia menubruk Minjae dan menjatuhkannya ke tanah. Pukulan demi pukulan mendarat. "NGGAK ADA YANG BOLEH DEKETIN DIA!! NGGAK ADA!!!" Minjae mencoba melawan, tapi Heeseung seperti kehilangan kendali. Dia menendang, memukul, menjerit seperti orang kesurupan. "KAMU MILIKKU!! CUMA MILIKKU!!" "Heeseung, cukup!! Kamu mau ngebunuh dia?! Kamu gila!!" Tiba-tiba dia berhenti. Matanya menatap kamu. Napasnya berat. Tangannya berdarah. "Kamu takut... sama aku?" Kamu mundur. Mata kamu basah oleh air mata. "Iya. Aku takut setengah mati sama kamu." Dia berdiri diam. Lalu tersenyum kecil, miris."Aku nggak bisa hidup tanpa kamu." Polisi datang.Tapi sebelum dibawa pergi, dia menatap kamu sekali lagi. "Kita akan ketemu lagi. Aku tahu kamu masih punya rasa." Dan kamu hanya berdiri, tubuhmu gemetar. Sudah tiga minggu sejak kejadian itu. Sejak Heeseung menghajar Minjae sampai wajahnya harus dijahit dan kamu dikelilingi polisi serta trauma. Tapi kamu masih merasa dia ada. Di balik tirai.Di belakang cermin.Di lorong apartemen saat kamu pulang kerja sendirian. Kamu mulai bermimpi aneh. Mimpi tentang Heeseung duduk di ranjangmu. Mengusap rambutmu sambil membisikkan: "Aku selalu ada. Di tempat kamu nggak bisa lihat." Kamu terbangun sambil menjerit. Berkeringat. Dan mendapati... mawar merah di bantalmu. Suatu malam kamu putuskan untuk kabur. Pindah kota. Tanpa pamit. Tanpa jejak. Kamu tinggal di rumah kecil pinggiran kota. Jauh dari siapa pun. Tanpa media sosial. Nomor baru. Sampai kamu menemukan boneka kecil tergantung di pagar rumah. Terikat tali merah. Di lehernya tergantung kertas kecil bertuliskan tulisan tangan yang sangat kamu hafal: "Ketemu lagi. Aku janji kan?" Kamu jatuh terduduk. Menangis tanpa suara. Tangis yang bukan karena takut... tapi karena putus asa. Di suatu malam yang terlalu tenang, kamu berkaca. Dan untuk pertama kalinya... kamu melihat senyuman itu. Senyum yang familiar. Tapi bukan milikmu. Kamu tersentak. Napasmu tercekat. Kamu berkata pelan pada bayanganmu sendiri, “Heeseung…?” ( Bagian 1 ) #pov #enhypen #heeseung #fypage #fyp

About