@melancolic_rolas: Quiéreme Como Te Quiero-Bronco #musica #bronco #gruperas #viejitasperobonitas #romantic #melancolicrolas

melancolic rolas
melancolic rolas
Open In TikTok:
Region: MX
Thursday 29 May 2025 04:15:07 GMT
657
84
3
6

Music

Download

Comments

diego8a97
Diego Ochoa370 :
un fin de semana o la de limón y sal algo asi
2025-05-29 04:37:59
1
juan.escobedo7933
Juan Escobedo :
❤️❤️❤️
2025-06-02 03:47:42
1
To see more videos from user @melancolic_rolas, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

POV—PART 9 ⸻ Malam harinya kamu masih di ruang tamu, tenggelam dalam tumpukan tugas yang nggak ada habisnya. Rumah terasa sepi tanpa suara Jungwon. Setelah beberapa jam, kamu akhirnya menepati janji pagi tadi — memasak untuknya. Rambutmu diikat seadanya, apron tergantung longgar di pinggang, playlist pelan mengalun dari ponsel. Aroma tumisan bawang mengisi udara, membuat suasana rumah yang sepi terasa lebih hidup. Kamu begitu fokus sampai nggak sadar waktu sudah cukup malam. Baru ketika suara pintu depan terbuka, kamu menoleh. Jungwon berdiri di sana — dasinya terlepas, lengan kemeja tergulung, senyum samar terukir di wajah lelahnya. “Kamu beneran masak,” katanya pelan, nada suaranya hangat meski terdengar capek. Kamu pura-pura sibuk menata piring. “As you wish, right?” Dia melangkah mendekat. “Kamu nggak tahu, ya? Lihat kamu kayak gini aja udah cukup bikin capekku hilang.” Kamu tertawa kecil. “Udah bisa gombal sekarang?” Dia terkekeh, lalu jemarinya menarik ujung apronmu, menggulungnya dengan iseng. “Bukan gombal, sayang.” Kamu menatapnya singkat, tapi sebelum sempat membalas, dia bicara lagi — suaranya dalam dan tulus. “Aku nggak masalah kalau kamu mau kejar mimpi kamu. Just tell me… aku bantu wujudin semuanya. I’ll always be beside you, whatever you choose.” Tatapanmu melembut. Ada sesuatu di balik kalimatnya yang menenangkan tapi juga menyesakkan dada. “Won…” suaramu nyaris berbisik. “Aku cuma takut ngecewain kamu.” Dia menggeleng pelan, jemarinya menyentuh pipimu. “Kamu nggak akan pernah ngecewain aku. Aku nikahin kamu bukan buat ngurung kamu, tapi buat jalanin hidup bareng kamu. Aku nggak pernah nyesel sama keputusan itu. Jadi, izinin aku bantu kamu ngejar semua hal yang kamu mau.” Kata-katanya jatuh pelan, tapi dalam. Kamu menunduk, matamu terasa panas. “Kenapa kamu ngomong kayak gini sih… aku jadi gabisa benci kamu.” Jungwon tertawa kecil. “Kalau gitu bagus, ngga boleh dibenci. Bolehnya disayang.” Kamu tertawa pelan, dan entah kenapa, suara itu terasa ringan. Tanpa sadar, kamu bersandar di dadanya. Jungwon langsung melingkarkan tangannya di pinggangmu dan kepalanya bersandar di atas kepala mu. Hangat. Tenang. Nyaman. ⸻ Beberapa jam setelah makan malam, lampu ruangan diredupkan, suasananya tenang. Meja makan sudah bersih, dan Jungwon keluar dari kamar dengan rambut basah seusai mandi. Kamu bersandar di sofa menonton TV, dan tanpa banyak bicara Jungwon duduk di sebelahmu, merangkul bahumu hingga kepala kamu jatuh ke pundaknya. “Won…” “Hm?” “Makasih ya, udah sabar banget sama aku. Nanti kalau aku berhasil, kamu bakal jadi orang pertama yang aku kasih tahu.” Dia menoleh, menatapmu lama. Senyumnya kecil tapi matanya penuh arti. “Deal. Tapi aku maunya bukan cuma dikasih tahu.” Kamu mengerutkan dahi. “Terus kamu mau apa?” Jungwon tersenyum lembut, jarinya mengangkat dagumu agar kamu menatapnya. “Aku mau ada di samping kamu waktu itu terjadi.” Tatapan kalian saling terkunci. Dunia seolah berhenti di antara napas yang saling bersahutan. Kamu ingin bicara, tapi kata-kata tidak keluar. Cuma ada kehangatan yang pelan-pelan mengisi ruang di dada. Dan mungkin, di momen itu kamu sadar — kamu udah jatuh. Bukan karena kata-kata manisnya, tapi karena cara dia selalu hadir tanpa perlu diminta. ⸻ End ngga sih?  #pov #jungwon #fypageシ #enhypen #jungwonedit
POV—PART 9 ⸻ Malam harinya kamu masih di ruang tamu, tenggelam dalam tumpukan tugas yang nggak ada habisnya. Rumah terasa sepi tanpa suara Jungwon. Setelah beberapa jam, kamu akhirnya menepati janji pagi tadi — memasak untuknya. Rambutmu diikat seadanya, apron tergantung longgar di pinggang, playlist pelan mengalun dari ponsel. Aroma tumisan bawang mengisi udara, membuat suasana rumah yang sepi terasa lebih hidup. Kamu begitu fokus sampai nggak sadar waktu sudah cukup malam. Baru ketika suara pintu depan terbuka, kamu menoleh. Jungwon berdiri di sana — dasinya terlepas, lengan kemeja tergulung, senyum samar terukir di wajah lelahnya. “Kamu beneran masak,” katanya pelan, nada suaranya hangat meski terdengar capek. Kamu pura-pura sibuk menata piring. “As you wish, right?” Dia melangkah mendekat. “Kamu nggak tahu, ya? Lihat kamu kayak gini aja udah cukup bikin capekku hilang.” Kamu tertawa kecil. “Udah bisa gombal sekarang?” Dia terkekeh, lalu jemarinya menarik ujung apronmu, menggulungnya dengan iseng. “Bukan gombal, sayang.” Kamu menatapnya singkat, tapi sebelum sempat membalas, dia bicara lagi — suaranya dalam dan tulus. “Aku nggak masalah kalau kamu mau kejar mimpi kamu. Just tell me… aku bantu wujudin semuanya. I’ll always be beside you, whatever you choose.” Tatapanmu melembut. Ada sesuatu di balik kalimatnya yang menenangkan tapi juga menyesakkan dada. “Won…” suaramu nyaris berbisik. “Aku cuma takut ngecewain kamu.” Dia menggeleng pelan, jemarinya menyentuh pipimu. “Kamu nggak akan pernah ngecewain aku. Aku nikahin kamu bukan buat ngurung kamu, tapi buat jalanin hidup bareng kamu. Aku nggak pernah nyesel sama keputusan itu. Jadi, izinin aku bantu kamu ngejar semua hal yang kamu mau.” Kata-katanya jatuh pelan, tapi dalam. Kamu menunduk, matamu terasa panas. “Kenapa kamu ngomong kayak gini sih… aku jadi gabisa benci kamu.” Jungwon tertawa kecil. “Kalau gitu bagus, ngga boleh dibenci. Bolehnya disayang.” Kamu tertawa pelan, dan entah kenapa, suara itu terasa ringan. Tanpa sadar, kamu bersandar di dadanya. Jungwon langsung melingkarkan tangannya di pinggangmu dan kepalanya bersandar di atas kepala mu. Hangat. Tenang. Nyaman. ⸻ Beberapa jam setelah makan malam, lampu ruangan diredupkan, suasananya tenang. Meja makan sudah bersih, dan Jungwon keluar dari kamar dengan rambut basah seusai mandi. Kamu bersandar di sofa menonton TV, dan tanpa banyak bicara Jungwon duduk di sebelahmu, merangkul bahumu hingga kepala kamu jatuh ke pundaknya. “Won…” “Hm?” “Makasih ya, udah sabar banget sama aku. Nanti kalau aku berhasil, kamu bakal jadi orang pertama yang aku kasih tahu.” Dia menoleh, menatapmu lama. Senyumnya kecil tapi matanya penuh arti. “Deal. Tapi aku maunya bukan cuma dikasih tahu.” Kamu mengerutkan dahi. “Terus kamu mau apa?” Jungwon tersenyum lembut, jarinya mengangkat dagumu agar kamu menatapnya. “Aku mau ada di samping kamu waktu itu terjadi.” Tatapan kalian saling terkunci. Dunia seolah berhenti di antara napas yang saling bersahutan. Kamu ingin bicara, tapi kata-kata tidak keluar. Cuma ada kehangatan yang pelan-pelan mengisi ruang di dada. Dan mungkin, di momen itu kamu sadar — kamu udah jatuh. Bukan karena kata-kata manisnya, tapi karena cara dia selalu hadir tanpa perlu diminta. ⸻ End ngga sih? #pov #jungwon #fypageシ #enhypen #jungwonedit

About