@nyara.evandel: – Dalam Nada Melankolia – Pada suatu senja yang tak sempat kusebutkan, aku duduk berdua bersama Diksi, di antara bisu yang terlalu lama tinggal dan kalimat-kalimat yang gugur sebelum lahir. “Aku lelah,” bisikku. “Segalanya tak lagi utuh, kata-kata yang kutulis hanya membekas bayang.” Diksi menjawab lirih, “Aku pun lelah dipaksa kuat oleh lidah yang retak.” Aku menatap langit, yang kini tak biru, hanya kelabu yang menampung seluruh kata yang tak sempat aku sampaikan pada yang pergi. “Diksi,” ucapku patah, “Kenapa kau tak pernah bisa menjelma menjadi pelukan, saat aku sangat butuh dipeluk?” Ia menjawab, “Karena aku bukan tubuh, aku hanyalah gema— dan gema tak bisa kembali ke suara pertama yang membuatnya hidup.” Aku menangis dalam diam, air mataku menetes di antara huruf-huruf yang membeku. “Apakah aku telah kehilanganmu?” tanyaku dalam remang. Diksi menggeleng, “Bukan aku yang hilang, tapi hatimu yang tak lagi tinggal lama dalam sunyi. Kau terlalu sering berlari, dan lupa: aku selalu tumbuh dari luka yang kau tolak lihat.” Malam pun datang, tak membawa gelap, hanya sepi yang menjuntai di pundakku. Diksi menyandarkan dirinya padaku, seperti teman lama yang tahu aku tak butuh nasihat—hanya didengar. Dan untuk pertama kalinya, aku mendengar bukan suara tapi makna. Bukan kata tapi kehilangan. _NyaraEvandel . . #aesthetic #vintage #tulisantangan #sajak #puisikata #bollywoodsong #galiyaan

𝓝𝔂𝓪𝓻𝓪 𝓔𝓿𝓪𝓷𝓭𝓮𝓵🥀

Open In TikTok:

Region: ID

Friday 30 May 2025 04:00:15 GMT