@sponsoredcontent07778: استمتع بباقات 5G المنزلية مع اشتراكات مجانية، ابتداءً من 239 ريال شهرياً

Zain SA
Zain SA
Open In TikTok:
Region: FAKE-AD
Tuesday 03 June 2025 13:10:38 GMT
3703357
2563
0
171

Music

Download

Comments

There are no more comments for this video.
To see more videos from user @sponsoredcontent07778, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

POV – “Aku Menunggu di Tempat yang Sama, Tapi Kamu Tak Pernah Kembali” Hari itu hujan turun perlahan, menghapus debu dari bangku taman yang telah lama tidak diduduki siapa pun. Kamu duduk di sana, mengenakan sweater abu-abu yang sama seperti hari-hari sebelumnya. Kamu diam, pandanganmu lurus ke depan, ke arah jalan setapak yang membelah taman kecil itu. Di pangkuanmu, ada sekotak kecil kue stroberi yang dibungkus rapi, seperti biasa. Kamu datang setiap sore. Duduk, menunggu, lalu pulang dalam diam. Tidak ada pesan. Tidak ada harapan. Tapi entah mengapa, langkahmu selalu kembali ke tempat itu. Bukan karena kamu tidak bisa melanjutkan hidup. Melainkan karena sebagian dari jiwamu... tertinggal di bangku taman itu. •••••••••
POV – “Aku Menunggu di Tempat yang Sama, Tapi Kamu Tak Pernah Kembali” Hari itu hujan turun perlahan, menghapus debu dari bangku taman yang telah lama tidak diduduki siapa pun. Kamu duduk di sana, mengenakan sweater abu-abu yang sama seperti hari-hari sebelumnya. Kamu diam, pandanganmu lurus ke depan, ke arah jalan setapak yang membelah taman kecil itu. Di pangkuanmu, ada sekotak kecil kue stroberi yang dibungkus rapi, seperti biasa. Kamu datang setiap sore. Duduk, menunggu, lalu pulang dalam diam. Tidak ada pesan. Tidak ada harapan. Tapi entah mengapa, langkahmu selalu kembali ke tempat itu. Bukan karena kamu tidak bisa melanjutkan hidup. Melainkan karena sebagian dari jiwamu... tertinggal di bangku taman itu. ••••••••• "Jangan lari terlalu cepat, Won!" Kamu tertawa, napasmu memburu saat mencoba mengejar Jungwon yang berlari di sepanjang jalan taman. Matahari sore waktu itu bersinar hangat, menciptakan bayangan panjang dari pohon-pohon pinus yang berdiri tenang. Jungwon menoleh, senyumnya lebar. "Siapa suruh kamu lambat! Ayo kejar aku kalau bisa!" Tawa kalian menyatu dengan suara dedaunan dan langkah kaki. Dunia terasa kecil, cukup diisi dengan kalian berdua, lalu Jungwon duduk di bangku yang sama, menepuk tempat kosong di sampingnya. "Nanti kalau aku pergi jauh, kamu bakal tetap duduk di sini nggak?" "Ya jelas enggak, lah." "Kenapa?" "Karena kamu gak akan pergi jauh. Kan kamu janji bakal selalu balik." Jungwon menunduk, menggenggam jemarimu. "... Kalau aku gak bisa balik?" "Aku tetap bakal nunggu. Tapi kamu pasti balik. Aku yakin." Kala itu, tidak ada firasat. Tidak ada pertanda bahwa hari itu akan menjadi potongan terakhir dari kisah kalian. ••••••• Tiga bulan setelah kecelakaan itu, kamu masih duduk di tempat yang sama. Orang-orang di sekitarmu mungkin menganggapmu gila. Menunggu seseorang yang sudah dimakamkan. Tapi bagimu, Jungwon tidak pernah benar-benar pergi. Kamu masih melihatnya di antara keramaian. Kamu masih mendengar suaranya saat angin bertiup. Dan setiap malam ... Jungwon datang dalam mimpimu. "Kamu nunggu aku, ya?" "Iya. Kamu lama banget, Won." "Maaf. Tapi aku gak bisa lama-lama ..." "Tapi aku belum bilang aku kangen ..." Tapi setiap kali kamu terbangun, hanya udara kosong yang menemanimu. Bantalmu basah. Pipimu dingin. Dan bangku taman itu tetap kosong. ••••••••• Teman-temanmu sudah lama berhenti bertanya. Keluargamu pun berhenti menyuruhmu "ikhlas". Karena bagaimana bisa ikhlas ... jika setiap sudut kota mengingatkanmu pada tawa seseorang yang tidak akan pernah kembali? Restoran kecil di ujung jalan tempat kalian biasa makan ayam goreng sekarang tutup. Pemiliknya pindah. Tapi kamu masih suka berdiri di depannya, membayangkan suara Jungwon menyuruhmu jangan rebutan saus sambal. Di halte bis, kamu masih duduk di kursi kedua dari kanan. Tempat di mana Jungwon pernah membentakmu karena lupa bawa payung. Lalu marah-marah sambil mengelap rambutmu pakai tisu. Semua terlalu hidup untuk dianggap kenangan. ••••••••• Kamu sering menulis surat. Bukan untuk dikirim. Hanya untuk ditaruh di kotak kecil di bawah bantal. Surat-surat itu ditujukan untuk Jungwon. Isinya... bermacam-macam. Cerita hari itu, apa yang kamu makan, lagu yang kamu dengar, atau sekadar: “Hari ini aku duduk di bangku taman lagi, dan seperti biasa… kamu gak datang.” Kamu tidak berharap dibalas. Tapi kamu takut kalau suatu hari kamu berhenti menulis... Jungwon akan benar-benar hilang dari hidupmu. •••••••••• Malam itu, hujan turun deras. Kamu tertidur dengan lampu kecil menyala. Dalam mimpimu, Jungwon duduk di bangku taman itu. Senyumnya hangat. Jemarinya menggenggam seikat bunga kecil. "Kamu cantik hari ini." "Hari ini? Aku bahkan belum sisiran." "Aku tetap inget kamu. Bahkan waktu kamu jelek." Kalian tertawa. Tangannya meraih pipimu, lembut, hangat, nyata. "Aku kangen. Tapi aku gak bisa lama." "Tinggal aja. Gak usah pergi lagi." "Aku harus pergi. Tapi kamu harus hidup. Jangan nunggu aku terus." Lanjut di comset 👉🏻 #jungwon #fyp #pov

About