ipan1vaincue :
Gue masih suka, tapi skill akting gue udah level Oscar. Dari luar keliatan chill, senyum-senyum, ketawa-ketawa... padahal dalam hati: “Bro, she just walked past me and my soul lagged for 3 seconds.” Kita satu kelas, satu ruangan, satu udara—tapi vibes-nya udah gak sama. Dulu deket, sekarang kayak dua orang asing yang pura-pura gak inget pernah saling nyaman. Tapi yaudahlah, kan move on katanya harus keliatan strong, bukan keliatan desperate. So here I am, pura-pura sibuk nulis di buku kosong, padahal hati nulis ulang kenangan chapter 3. Gue bukan gak move on, tapi prosesnya kayak uninstall aplikasi berat di HP kentang—lama, panas, dan sering nge-freeze. Kadang gue denger dia ketawa, terus gue mikir, “That used to be my comfort sound… now it’s just background noise with emotional damage.” Kalo dia jalan sama orang lain, yaudah… I blink slowly in pain like a sad anime character. Tapi gue masih tahan, karena gengsi gue lebih gede dari rasa sakit ini. Gue bisa pura-pura lupa, tapi Tuhan dan Spotify gue tau—lagu galau gak pernah skip. Mungkin sekarang gue bukan siapa-siapa lagi buat dia, tapi di gue... dia masih playlist yang gak bisa gue hapus. Sad, I know. Tapi at least gue udah jago pura-pura kuat. Gue kalah di hati, tapi menang di mimik.
2025-07-05 05:33:32